logo Kompas.id
Metropolitan"Tolong, Mama Jatuh di Rumah"
Iklan

"Tolong, Mama Jatuh di Rumah"

Oleh
· 3 menit baca

HARI ITU, JUMAT — (1/9) sekitar pukul 07.00, sebagian warga di Perumahan River Valley, Desa Palasari Cijeruk, Kabupaten Bogor, masih menunaikan ibadah shalat Idul Adha di masjid atau lapangan terdekat. Namun, suasana damai di hari raya terusik oleh kabar buruk dari rumah di Blok B2 Nomor 31. Warga sekitar mendengar suara seperti tabrakan atau ledakan kecil dari rumah tersebut. Nyaris bersamaan, anak perempuan berusia sekitar 4 tahun berlari keluar dari rumah itu menuju ke warung kelontong milik Melan (54). Warung Me-lan dan rumah nomor 31 cukup dekat letaknya. "Dia bilang mamanya jatuh di rumah," kata Melan, Senin (4/9).Melan lalu meminta bantuan warga untuk segera ke lokasi. Sekitar pukul 08.00, warga berkumpul di rumah yang dikontrak pasangan suami istri Indria Kameswari (38) dan AMA (39). Keduanya adalah orangtua bocah yang meminta bantuan ke Melan. Menurut Melan, Indria tersungkur di dekat mesin cuci."Saya hanya sebentar di rumah korban, setelah itu kembali lagi ke warung. Awalnya saya kesulitan mencari bantuan karena sebagian besar warga sedang shalat Id," kata Melan.Maulana (37), koordinator keamanan, mengatakan, Jumat itu, beberapa petugas keamanan melihat AMA keluar dari kompleks perumahan sekitar pukul 07.10. "AMA terburu-buru dan mengklakson anggota satpam ketika mau keluar kompleks. AMA mengendarai mobil mini bus berwarna putih," katanya.Menurut pengakuan warga yang tinggal di sebelah rumah Indria, korban dan suaminya kerap adu mulut ketika sedang sama-sama di rumah. "AMA hanya sesekali saja pulangnya. Ketika mereka berdua di rumah, saya sering mendengar adu mulut. Suara AMA lebih sering terdengar," kata warga yang enggan disebut namanya, Senin (4/9) Tetangga sebelah rumah Indria tersebut mengaku mengenal Indria sebagai pegawai BNN dan AMA pengusaha. Mereka mengontrak di rumah itu sekitar 1 tahun 3 bulan.Tertutup tetapi baikMelan mengatakan, Indria dan AMA cukup tertutup. Ia hanya sesekali bertemu Indria ketika sedang berbelanja. Hal senada diungkapkan tetangga lainnya, Hendra (38). "Saya baru tahu kalau Indria bekerja di BNN setelah kejadian ini," katanya.Ari (23), petugas keamanan, menambahkan, sehari-hari Indria sering menitipkan motor ke pos satpam sebelum berangkat ke kantornya di Lido. Indria berangkat pukul 06.30 dan sampai di perumahan lagi pukul 18.00. "Kalau ke kantor, bu Indria naik angkot. Pulangnya naik bus jemputan BNN. Ia ramah ke satpam dan sering memberikan tip kepada kami," katanya. Menurut Ari, AMA biasanya baru datang lewat tengah malam dan sering berganti-ganti mobil. Kesan baik juga diungkap para tetangga di sekitar rumah keluarga AMA di Jakarta Utara. "Orangnya baik, kalau ke sini, biasa mengobrol dengan tetangga," ucap SM (59), warga yang tinggal di sebelah rumah AMA di Jalan Warakas I Gang A, RT 009 RW 002 Warakas, kemarin.Ia tidak pernah mendengar kabar soal masalah rumah tangga AMA dengan Indria. Tidak ada tanda AMA bakal melakukan kekerasan terhadap istrinya. Menurut SM, AMA tinggal di Warakas sejak lahir di sana. Indria sempat ikut tinggal di Warakas selama 2-3 tahun. Sejak tinggal di Bogor setahun terakhir, AMA pulang ke Warakas dua kali sebulan. Keponakan AMA, Fahmi (18), juga mengenal pamannya sebagai sosok yang baik dan ramah.Seluruh keluarga AMA kaget mendengar kabar meninggalnya Indria dengan luka tembak dan menempatkan suaminya sebagai tersangka utama. Ibunda AMA dikabarkan shocked dan dirawat di rumah sakit. Penyelidikan polisi diharapkan bisa menyingkap tabir yang menutupi kasus ini. Hukum dan keadilan diharap ditegakkan.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000