Perampok Satroni Empat Toko Kelontong
JAKARTA, KOMPAS — Sejak Sabtu (2/9) hingga Rabu (6/9), terjadi empat perampokan di Palmerah, Jakarta Barat, dan Kemandoran, Jakarta Selatan. Pelaku menyasar toko kelontong kecil yang buka 24 jam. Mereka beraksi sekitar pukul 04.00.
Saksi korban, Tono Ristianto (42), saat ditemui di warung kelontong di Jalan KS Tubun IV Nomor 38, RT 012 RW 005, Palmerah, mengatakan, warungnya dirampok pada Sabtu pukul 04.00.
Menjelang kejadian, rekannya, Akso, tengah menghitung uang pendapatan toko. ”Pelaku datang empat orang dengan dua sepeda motor bermesin dua tak. Satu pelaku menunggu di luar, duduk di jok sepeda motor. Saya kurang jelas, itu sepeda motor Ninja atau RX. Saya hanya sempat dengar suara knalpot motor dan mengenal itu suara knalpot dua tak,” tutur Tono, Jumat (8/9).
Dari tiga pria bersenjata tajam itu, seorang mengalungi leher Akso dengan celurit, seorang lagi menguras uang, sedangkan seorang lagi menjaga rekan Tono, Ali (38), yang sedang tidur di lantai toko. Uang Rp 2 juta pun amblas diambil perampok.
”Ali terbangun karena tersenggol kaki pelaku dan Ali kabur. Saat lari, punggungnya kena bacok dua kali sampai dia terjatuh tersandung galon air mineral. Ali lari ke arah masjid,” ujar Tono.
Mendengar suara gaduh, Tono yang sedang tidur di bagian belakang toko terbangun dan melihat pelaku yang membacok Ali hendak mengayunkan golok ke arah Tono. Tono menghindar dan berhasil kabur lewat belakang toko.
Sejak itulah, keempat pelaku kabur meninggalkan toko. ”Waktu saya masuk toko, saya melihat Akso masih duduk tepekur terdiam di lantai. Dia gemetar,” ucap Tono.
”Saya melihat di pinggang kanan Ali ada dua bekas luka bacok. Masih mengucurkan darah,” kata Tono.
Selamatkan laci uang
Sebelumnya, saksi korban lain, Fajrin (20), mengatakan, toko kelontong di Jalan Palmerah Barat V, Selasa pukul 04.00, juga dirampok empat pria berkendaraan dua sepeda motor.
Menjelang kejadian, Fajrin sedang tidur di ruang belakang warung. ”Saat itu, saudara saya, Fendi Susanto (24), sedang memasukkan botol-botol air mineral ke kulkas. Saat membungkuk menghadap kulkas, dia dihampiri dan disabet celurit oleh pria bertudung wajah warna gelap, memakai helm,” papar Fajrin.
Fendi pun mengambil laci berisi uang dan lari ke kamar sambil berteriak, ”Fajrin, rampok. Ada rampok Fajrin.” Mendengar teriakan tersebut, Fajrin bangun, mengambil senjata tajam, dan lari ke luar warung. Para perampok kabur dan gagal merampok.
”Tadinya perampok mau merampas uang di laci, tetapi karena sudah lebih dulu diselamatkan saudara saya, dia kabur,” ujar Fajrin.
Fajrin kemudian memanggil tetangga di belakang warung yang masih kerabatnya untuk mengantar Fendi ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Ia sendiri pergi melaporkan kasus ini ke Polsek Palmerah.
Saat perampokan terjadi, seorang pekerja bangunan yang tinggal di seberang, lantai dua toko bahan bangunan, memastikan, dua sepeda motor adalah sepeda motor RX King. ”Kalau enggak RX King, ya, Kawasaki Ninja, tetapi kayaknya RX King,” kata pria yang tak mau disebut namanya karena takut.
”Satu sepeda motor berhenti di depan rumah sebelah warung, satu lagi berhenti di depan warung. Tiga pria tetap duduk di sepeda motor, sedangkan satu pria menghampiri korban dengan celurit terhunus,” kata pria yang sehari-hari menarik gerobak bermuatan batu bata, semen, dan pasir.
Gagal merampok, keempat perampok kabur. ”Satu sepeda motor kabur ke arah Jalan Palmerah Barat V, sedangkan satu sepeda motor lainnya kabur ke arah Jalan Palmerah Barat XI,” ungkap pria tua tersebut.
Kios ponsel
Korban lain, Heryanto, pemilik gerai sewa perbaikan telepon genggam di Jalan Kemandoran VIII, dirampok empat pelaku yang mengendarai dua sepeda motor Yamaha RX King, Rabu pukul 04.00. Pelaku mengancam korban dengan celurit.
Dalam peristiwa ini, kata istri korban, Viji Heryanto, perampok merampas laptop dan sejumlah telepon genggam pelanggan yang sedang diperbaiki. ”Ini perampokan keempat yang menimpa tempat usaha kami. Sekali di sini dan tiga kali di warung sewa kami sebelumnya, di Palmerah,” tutur Viji.
Ia sedih karena alat kerja utama sang suami berupa laptop dirampok. ”Tanpa laptop tersebut suami saya tak bisa mencari nafkah buat keluarga,” sesalnya.
Meski masuk wilayah Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jalan Kemandoran VIII berdekatan dengan Palmerah.
Satu perampokan lain terjadi di toko kelontong di Jalan Anggrek Cendrawasih, Jakarta Barat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Andi Adnan mengatakan bahwa benar terjadi tiga perampokan. ”Para pelaku masih kami buru.”
Murni perampokan
Mengomentari kejadian ini, kriminolog Universitas Indonesia Kisnu Widagso menduga para pelakunya sudah memiliki jam terbang kejahatan yang cukup. ”Pertama, pilihan waktunya. Pukul 03.00 sampai pukul 04.00 itu adalah jam paling rawan bagi kewaspadaan pancaindera dan fisik seseorang. Itu sebabnya perampokan di kawasan permukiman lebih banyak terjadi pada jam-jam tersebut,” paparnya.
Kedua, para pelaku sudah menargetkan titik titik perampokan sesuai perhitungan untung-rugi. ”Perolehan hasil rampokan di toko-toko kelontong kecil memang lebih kecil, tetapi dengan risiko tertangkap yang juga lebih kecil,” ujar Kisnu.
Untuk meningkatkan hasil rampokan, lanjutnya, para pelaku menargetkan serangkaian perampokan dalam sepekan. ”Pengamanan di toko-toko kelontong kecil ini, kan, lebih rapuh. Tidak ada kamera pemantau (closed circuit television), tidak ada petugas satpam (satuan pengaman), dan hanya dijaga satu penjaga toko, sementara penjaga lainnya tidur dalam satu sistem aplusan yang sederhana,” papar Kisnu.
Ia membantah kemungkinan perampokan toko-toko kelontong ini adalah aksi titipan para pesaing usaha serupa. ”Persaingan sesama toko kelontong atau usaha kecil umumnya dengan cara klenik. Kalau persaingan antara minimarket dan usaha kecil biasanya lewat perang bonus,” ujar Kisnu.
”Jadi, serangkaian kasus perampokan ini murni kasus perampokan dan bukan aksi titipan persaingan usaha,” kata Kisnu.