Sejumlah Anak Terlibat Kejahatan Ditangkap
Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya meringkus anak yang terlibat kejahatan. Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto, Selasa (26/9), mengatakan, polisi menangkap MI (15) dan GW (15), tersangka pemerasan di jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan H Awing, Jatiwarna, Kota Bekasi, Selasa (19/9). Tersangka, yaitu A (21), MI, dan GW, menodong korban Erfanto dan Haryanti dengan celurit. Erfanto dan A berkelahi di atas JPO hingga jatuh dan meninggal. Polisi juga menangkap BS (22) dan AF (16), pemeras pengendara mobil, Maria G Panjaitan, yang parkir di tepi tol Joglo Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (14/9). Korban memberi uang Rp 100.000 ke BS dan AF, tetapi mereka datang lagi. Tak digubris, tersangka berteriak ”mesum... mesum” sambil mengejar dan membawa potongan besi. Korban panik karena warga berdatangan, lalu menyenggol pengendara sepeda motor hingga terluka. Warga merusak mobil korban. (WAD)
Polda Metro Jaya Akan Panggil KompasTV
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamarta, Selasa (26/9), membenarkan memanggil Pemimpin Redaksi KompasTV Rosiana Silalahi dan presenter KompasTV, Aiman Wicaksono, sebagai saksi. Tidak disebutkan kapan keduanya akan dipanggil ke Polda Metro Jaya. ”Diundang sebagai saksi atas laporan Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman terkait penyampaian peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz. Donal sebagai terlapor,” kata Adi. Aris menilai Donal menyampaikan hal-hal tidak benar. Penyidik butuh keterangan KompasTV untuk gambaran apakah unsur-unsur delik Pasal 310 dan 311 KUHP terpenuhi. Penyidik ingin memastikan Donal memang hadir (dalam wawancara dengan KompasTV) dan menyampaikan hal seperti dilaporkan Aris. ”Jangan salah membaca. Kami tak punya masalah dengan Kompas,” katanya. (WAD)
Para Pihak Berharap Kasus Duel Antarpelajar Tuntas
Sekolah, guru, dan para pihak berharap polisi bisa menuntaskan kasus duel antarsiswa SMA di Bogor, yang dikenal dengan istilah ”bom-boman”. Pemerintah Kota Bogor juga berharap semua pihak membantu menemukan akar masalah dan solusi memotong kekerasan itu. ”Untuk kepentingan penyidikan, kami siap membantu polisi menuntaskan kasus,” kata Kepala Sekolah SMA Mardi Yuana Mintarjo, Selasa (26/9). Ia mengatakan itu kepada Wali Kota Bogor Bima Arya. Sehari sebelumnya, Bima mengunjungi SMA Budi Mulia dan SMAN 7 Kota Bogor, dengan tujuan sama, mencari akar masalah dan solusi penanganan kekerasan antarpelajar. Menurut Mintarjo, duel siswa itu baru diketahui setelah siswa SMA Budi Mulia, Hilarius Christian, meninggal. Duel terjadi sepulang sekolah di Lapangan Palupuh, jauh dari lokasi sekolahnya. Senin lalu, setelah menyelesaikan proses rekonstruksi, tim penyidik kasus kekerasan antarpelajar mulai menyelesaikan pemberkasan. ”Agar berkas dengan empat pelaku bisa segera dilimpahkan ke kejaksaan,” kata Ipda Rachmat Gumilar dari Subbagian Humas Polres Kota Bogor. Salah satu terduga pelaku, FR, masih dicari polisi. (RTS)