logo Kompas.id
MetropolitanPerampok Spesialis Nasabah...
Iklan

Perampok Spesialis Nasabah Bank Diringkus

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Gerombolan perampok spesialis nasabah bank diringkus tim Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Gerombolan ini terakhir beraksi di Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (22/9), menembak pinggang korban yang baru mengambil uang dari bank dan membawa kabur tas berisi uang Rp 30 juta.Para pelaku ditangkap di tempat terpisah, Minggu (1/10), di wilayah Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Tersangka H, eksekutor dan pemimpin komplotan, tewas ditembak karena melawan saat ditangkap. Tiga tersangka lainnya yang ditangkap berinisial J, I, dan E. Sementara tiga orang masih buron, yaitu C, JM, dan M. Para tersangka mempunyai peran masing-masing, mengawasi nasabah bank, menggemboskan ban, memboncengkan dengan motor, dan mengambil tas berisi uang.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta, Selasa (3/10), mengatakan, komplotan ini spesialis perampok nasabah bank dengan modus gembos ban atau menodong korban. "Mereka beraksi sembilan kali sejak November 2016. Modusnya mencari sasaran nasabah bank, mengikuti, dan menggemboskan ban," kata Nico.Komplotan ini pernah beraksi di Cileungsi dengan kerugian Rp 45 juta, di Karawang (Rp 15 juta), di Lemahabang (Rp 9 juta), di Cibubur tiga kali (Rp 12 juta, Rp 80 juta, Rp 75 juta), Cibarusah (Rp 5 juta), Gunung Putri (Rp 100 juta), dan Jatiasih (Rp 80 juta).Menurut Nico, komplotan ini memperoleh senjata api rakitan dengan cara membeli dari seseorang dengan harga jutaan rupiah. Polisi masih menelusuri asal-usul senjata api rakitan itu. Penipuan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggulung komplotan penipu yang beraksi dari Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Komplotan penipu ini berjumlah enam orang.Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F Kurniawan mengungkapkan, AG napi kasus penipuan, RR, RB, LL, SG keempatnya napi kasus narkoba. DD napi kasus penipuan, tetapi bebas bersyarat dan wajib lapor. AG dan DD mencari dan mempelajari akun seseorang di Facebook. Mereka mengambil foto dari akun itu lalu menghubungi keluarga pemilik akun. Peran tersangka lain menyiapkan rekening untuk menampung uang. "Mereka mengaku sebagai anggota keluarga. Misalnya mengaku sebagai paman perlu uang untuk membeli mobil atau sebagai bibi perlu uang untuk berobat," kata Hendy. (WAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000