Pembangunan Hunian Terintegrasi di Stasiun Pasar Senen Dimulai
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan rumah susun di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang terintegrasi dengan moda transportasi beserta dengan sarana lain, seperti pusat komersial dan perkantoran, dimulai pada Selasa (10/10) dengan ditandai upacara peletakan batu pertama di Stasiun Pasar Senen.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, serta Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk Bintang Perbowo.
Proyek transit oriented development (TOD) ini dibagi dalam beberapa tahap. Dalam tahap pertama, sebanyak tiga menara hunian akan dibangun di atas tanah seluas 8.560 meter persegi. Tahap ini diperkirakan membutuhkan waktu 2-3 tahun.
Menara pertama merupakan rumah susun sederhana milik (rusunami) yang akan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menara ini akan memiliki 20 lantai dengan 480 unit hunian.
Unit hunian rusunami itu akan dijual Rp 7 juta per meter persegi. ”Saya tekankan bahwa untuk MBR, kami harus beri harga spesial karena kebutuhannya besar. Tujuan kami adalah membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapat tempat hunian yang memadai,” kata Rini.
Beberapa persyaratan untuk bisa menjadi penghuni rusunami itu adalah telah berusia 21 tahun atau telah menikah, gaji tidak melebihi Rp 4 juta atau Rp 7 juta (tergantung dengan tipe tempat hunian) per bulan, dan memiliki masa kerja atau usaha minimal satu tahun.
Menara kedua dan ketiga merupakan apartemen sederhana milik (anami) yang akan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke rendah. Kedua menara anami ini akan memiliki 21 lantai dengan total 882 unit hunian.
Manajer Divisi Investasi dan Konsesi WIKA Prata Kadir mengatakan, fasilitas di anami akan berbeda dibandingkan dengan rusunami sehingga bisa dijual dengan harga dua kali lipat lebih tinggi dari rusunami.
Prata menambahkan, ketiga menara itu akan memiliki beberapa lantai komersial. ”Bisa ada Indomaret, rumah makan, laundry, dan sebagainya. Sarana komersial ini untuk mendukung penghuni agar bisa berbelanja dekat dengan tempat tinggalnya,” ujarnya.
Kawasan di Stasiun Pasar Senen ini dikembangkan oleh WIKA dan KAI. Kerja sama ini merupakan dukungan BUMN terhadap program Presiden dan Kementerian PUPR untuk menyediakan 1 juta rumah bagi masyarakat.
Proyek tempat hunian terintegrasi ini merupakan yang ketiga setelah pemabangunan tempat hunian TOD di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, yang dimulai Selasa (3/10), dan di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, pertengahan Agustus lalu. Pada tahun ini, 13 tempat hunian TOD ditargetkan untuk mulai dibangun. (DD07)