logo Kompas.id
MetropolitanAkses Air Bersih dan Drainase ...
Iklan

Akses Air Bersih dan Drainase Buruk Jadi Kendala

Oleh
· 3 menit baca

TANGERANG, KOMPAS — Pemenuhan sanitasi di perkotaan banyak terkendala, terutama oleh buruknya drainase dan minimnya akses terhadap air bersih. Hal ini menyebabkan warga semakin sulit memiliki sanitasi yang baik dan sehat.Senior Program Water.org Rachmad Hidayat, Minggu (22/10), menyebutkan, kendala tersebut banyak ditemukan di perkotaan ketika warga akan memasang sanitasi. Apalagi, kebanyakan warga menengah ke bawah yang tidak memiliki sanitasi rata-rata tinggal di perkampungan padat penduduk dan kumuh. Mereka tidak memiliki sanitasi karena kurang mampu. "Sebenarnya mereka ingin punya kamar mandi sendiri sehingga tak perlu lagi ke sungai. Namun, mereka tak memiliki uang tunai untuk membangun kamar mandi, jamban lengkap dengan septic tank," ujar Rachmad.Ketika akhirnya mendapat pembiayaan untuk membangun sanitasi, kesulitan baru muncul, yaitu ketiadaan sumber air bersih dan buruknya drainase. Karena itu, dalam beberapa kasus, tidak hanya kamar mandi yang dibangun, tetapi sekaligus pompa air yang bisa digunakan beberapa keluarga. Selain itu, sistem drainase juga menjadi masalah karena air kotor tidak tahu dialirkan ke mana. Di daerah kumuh, sistem drainase nyaris tidak ada."Setelah kamar mandi dan jamban dibangun, pemda harus mengantisipasi empat sampai lima tahun kemudian ketika septic tank penuh. Tempat pengolahan limbah harus disiapkan karena saat ini masih sangat terbatas. Kalau bisa dibuat IPAL komunal, akan lebih baik lagi," tutur Rachmad.Sejak 2014, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia telah membiayai warga yang ingin memiliki kamar mandi dan jamban di Kabupaten Tangerang, Lebak, Pandeglang, dan Serang. Hingga 2016, sebanyak 5.662 keluarga telah mendapat pembiayaan sanitasi. Program ini kerja sama Kopsyah BMI, Water.org, dan IUWASH. Tak efektifWakil Ketua Kopsyah BMI Radius Usman mengatakan, pihaknya sebelumnya membiayai dalam bentuk tunai. Setelah berjalan, pembiayaan model ini ternyata tak efektif sehingga diubah dalam bentuk pembuatan langsung, dengan paket-paket yang dapat dipilih warga.Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tangerang Edi Junaedi mengatakan, pembiayaan ini sangat membantu warga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi, terutama di daerah pesisir. Selama ini, akses air bersih perpipaan hanya mampu menjangkau perkotaan.Kepala Satuan Penelitian dan Pengembangan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Ardiyah Sujaningsih mengatakan, masyarakat Kabupaten Tangerang yang terjangkau air minum perpipaan PDAM baru 30 persen. Sebanyak 70 persen sisanya belum terjangkau akses air bersih karena keterbatasan air baku."Sekarang kami hanya mengandalkan aliran Sungai Cisadane. Sementara itu, izin pengambilan air baku tidak mudah. Di kawasan utara lebih sulit lagi karena kondisi air sungai yang tercemar sehingga tidak layak menjadi air baku," katanya.Namun, Ardiyah menyebutkan, PDAM memiliki rencana indukguna meningkatkan jangkauan layanan air bersih. Saat ini, PDAM TKR membangun di Neglasari dan Tigaraksa. Dibutuhkan investasi lebih besar untuk membangun lebih luas. (UTI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000