Konstruksi MRT Layang dan Bawah Tanah Tersambung
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki akhir Oktober, konstruksi kereta MRT dipastikan sudah tersambung, antara konstruksi layang dan konstruksi bawah tanah. Fokus penyelesaian selanjutnya adalah stasiun, depo, pemasangan sistem persinyalan, dan penyelesaian pekerjaan trek kereta.
William P Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta, Selasa (31/10), dalam forum jurnalis MRT di depo MRT Lebak Bulus, menjelaskan, pada Selasa ini beton box girder terakhir untuk struktur layang sudah terpasang. Box girder itu berlokasi di seberang Rumah Sakit Siloam, Jalan Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan.
Pemasangan box girder terakhir itu, lanjut William, menandai seluruh konstruksi MRT fase 1 tersambung seutuhnya. Rute fase 1 MRT Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia ini berjarak 16 kilometer.
Pembangunan proyek terbagi atas konstruksi layang (tujuh stasiun) dan konstruksi bawah tanah (enam stasiun).
Untuk konstruksi layang, ujar William, panjang jalur rel adalah 9,810 kilometer. Sebanyak 3.331 box girder diproduksi dan dipasang untuk membentuk struktur layang yang terbentang di ketinggian antara 3,24 meter dan 21,19 meter di atas tanah.
Dengan kemajuan yang terjadi, pembangunan konstruksi layang telah mencapai 74,64 persen. Sementara untuk struktur bawah tanah, kemajuan sudah mencapai 91,57 persen dan depo sekitar 78 persen.
"Hingga 25 Oktober 2017, perkembangan konstruksi MRT Jakarta mencapai 83,07 persen," ujar William.
Stasiun dan depo
Saat ini, PT MRT Jakarta fokus menyelesaikan pembangunan 13 stasiun dan depo. Selain itu, juga pekerjaan sistem perkeretaapian dan trek kereta.
Stasiun layang MRT adalah Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Adapun stasiun bawah tanah di fase 1 ini adalah Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, menyebutkan, pekerjaan penyelesaian stasiun di antaranya penyelesaian concourse atau lantai tempat pembelian tiket, jalur masuk ke peron, serta penyelesaian peron. Pekerjaan lainnya adalah pemasangan pintu pembatas antara peron dan rel atau screen door, perpipaan, serta sistem perlistrikan. Di depo, pekerjaan yang akan dituntaskan di antaranya pembangunan gedung administrasi yang di dalamnya ada ruang kontrol dan gedung bengkel. Ada pula pekerjaan perkeretaapian seperti memasang rel dan persinyalan di semua trek.
Depo, kata William, juga akan dilengkapi dengan dua hingga tiga kantong parkir di ujung depo Lebak Bulus. Selain itu, akan ada jalur yang terhubung antara halte transjakarta di Lebak Bulus dan stasiun MRT Lebak Bulus. Akses ini diharapkan memudahkan perpindahan penumpang.
Ditargetkan semua pekerjaan bisa tuntas pada pertengahan 2018. Setelah itu, akan diikuti dengan pengujian kereta dan uji coba operasi kereta tanpa membawa penumpang.
Bus transjabodetabek
Di Kota Bogor, bus transjabodetabek tujuan Jakarta diujicobakan, Selasa. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihantono mengatakan, untuk tahap awal tersedia tiga bus yang dioperasikan Perum Damri.
BPJT berkoordinasi dengan Pemkot Bogor memutuskan titik keberangkatan dari "terminal" Damri Botani Squre dengan tujuan akhir Plaza Senayan, sebagaimana bus transjabodetabek Bekasi-Plaza Senayan. Tarif bus Rp 35.000 per orang.
Dengan bus transjabodetabek ini, kata Bambang, diharapkan 50 persen pelaju dari Kota Bogor yang menggunakan kendaraan pribadi ke Jakarta beralih ke bus.
"Setiap hari, pada jam sibuk, ada sekitar 3.000 kendaraan pribadi dari Kota Bogor masuk ke Jakarta. Kami berharap, 50 persen beralih ke bus," katanya.
Dari Kota Bogor, bus berangkat pukul 05.00, 05.30, dan 06.00. Dari Jakarta, jadwal bus pukul 16.00, 16.30, dan 17.00.
(HLN/RTS)