logo Kompas.id
MetropolitanWilayah Semrawut, DKI Masih...
Iklan

Wilayah Semrawut, DKI Masih Butuh Data

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pelebaran trotoar di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, semula dimaksudkan untuk memperlebar akses pejalan kaki. Belakangan, trotoar yang sudah lebar itu justru diokupasi pedagang. Kawasan ini pun terkesan semrawut.Sejak puasa dan Lebaran lalu, trotoar kawasan Tanah Abang terlihat lebih semrawut. Banyak pedagang kaki lima (PKL) kembali membuka lapak-lapaknya dengan payung penutup berwarna-warni. Mereka mengokupasi lebih dari separuh ruang trotoar. Ada pula beberapa sepeda motor yang diparkir di trotoar. Di sisi lain, sepeda motor ojek diparkir berjajar di sekitar Jalan Jatibaru dan Jalan Jatibaru Bengkel. Ojek ini juga memblokade jalan sehingga jalan padat merayap, bahkan macet pada jam sibuk. Kesemrawutan bertambah saat mikrolet dan bajaj mengetem di sepanjang Jalan Jatibaru.Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, penataan kawasan Tanah Abang harus berdasarkan data untuk menyesuaikan kebutuhan tata ruang dan transportasi kota. Menurut Sandi, berdasarkan analisis data yang dihimpun oleh Jakarta Smart City, ternyata kesemrawutan itu akibat dari parkir liar, pembangunan jalan, dan PKL.Sejak pekan lalu, Pemprov DKI sudah rapat untuk menata kawasan Tanah Abang. Namun, akhirnya keputusan harus ditunda karena pemprov perlu memastikan beberapa data dan sosialisasi dengan sejumlah pakar. "Arahan dari pak gubernur, kami harus melengkapi data lebih banyak lagi untuk memastikan kebijakan yang mau diambil itu bisa berdampak. Basis data harus diperkaya lagi dan juga diingatkan harus ada sosialisasi yang cukup kepada seluruh penghuni Tanah Abang," kata Sandi. Gubernur, kata Sandi, juga meminta konsultasi dengan pakar transportasi dan tata ruang. Konsultasi terutama untuk mendapatkan grand design penataan kawasan Tanah Abang sebagai transit oriented development (TOD). Seluruh moda transportasi yang ada, yaitu kereta api, bus, bajaj, dan mikrolet, harus diintegrasikan dalam kerangka TOD. "Grand design disusun oleh saya, pak wali (Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede) dan tim. Saya harap tidak terlalu lama dan selesai dalam beberapa hari," kata Sandi. Ia juga akan melibatkan preman penguasa Tanah Abang dalam penataan kawasan.Tata ulang ruteWakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Wijatmoko mengatakan, sebagai salah satu pusat transit, transportasi di Tanah Abang akan diintegrasikan agar lebih baik. Salah satunya dengan menata ulang trayek supaya lebih sederhana dan mudah bagi semua pengguna moda. Selain itu, pengendara ojek akan ditata. Sigit mengatakan, di lokasi itu tersedia ruang berkapasitas sekitar 387 sepeda motor. Sekitar Jalan Jatibaru akan dijadikan kawasan ojek daring dan Jalan Jatibaru Bengkel untuk ojek pangkalan. Menurut Sigit, gubernur dan wakil gubernur juga sudah berkomunikasi dengan PT KAI untuk meminjam lahan guna menata dan merelokasi PKL. Selain opsi itu, pemprov juga sedang mengkaji rencana penutupan Jalan Jatibaru. Ketika Jalan Jatibaru yang ada di depan stasiun ditutup, PKL dan pejalan kaki dapat berbagi ruang di trotoar. Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, transjakarta juga akan memasukkan rute baru dengan catatan tidak menambah kemacetan di kawasan itu. (DEA/HLN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000