logo Kompas.id
MetropolitanAnak Dianiaya Ibu karena...
Iklan

Anak Dianiaya Ibu karena Sering Mengompol

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Seorang ibu menganiaya anak kandungnya hingga sang anak meninggal, Sabtu (11/11). Diduga, ibu berinisial NW (30) itu kesal karena anaknya yang berusia lima tahun tersebut masih sering mengompol. Kasus penganiayaan terhadap GW (5) terjadi di kamar kos yang ditempati ibu-anak ini di Jalan Asem Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat Komisaris Besar Roycke Langie, dalam keterangan pers, Minggu, di Polres Metro Jakarta Barat, mengatakan, dari keterangan tersangka, korban sering mengompol selama dua bulan terakhir ini sehingga tersangka kesal dan melakukan penganiayaan itu."Tindakan ini berakibat fatal, terlihat dari tanda-tandanya di tubuh korban," kata Roycke.Ia menambahkan, hasil visum dan otopsi menunjukkan lebam di tangan kiri dan kanan korban serta kebiruan di mukanya.Beberapa barang bukti yang ditemukan di kamar kos itu adalah obat nyamuk semprot, tas plastik, dan tali rafia. Alat-alat itu diduga kuat digunakan NW untuk menganiaya anaknya hingga berujung kematian. "Ini semua sinkron dengan keterangan pelaku. Penyelidikan medis tentang akibat kematian masih dalam proses," ucapnya. Ketika GW sudah tidak bergerak, si ibu membawanya ke Rumah Sakit Grha Kedoya, Sabtu sore. Saat itu, si ibu dibantu oleh seorang pengemudi ojek dan pemilik tempat kos. "Menurut dokter, anak itu sudah meninggal ketika tiba di rumah sakit. Kapan persisnya sang anak ini meninggal, masih dalam proses penyelidikan," kata Roycke.Menjerit pada malam hariKejadian ini mengagetkan warga sekitar tempat tinggal ibu dan anak tersebut. "Anaknya biasa-biasa saja. Perilaku ibunya ke orang lain juga biasa-biasa saja. Dua-duanya sopan. Saya kurang tahu kenapa bisa jadi kayak begitu," kata Ahmad, salah seorang karyawan di tempat kos.Meskipun perilaku mereka kepada orang lain dianggap normal, kejadian aneh sering terjadi. "Setiap malam pukul 01.00-02.00, anaknya menjerit- jerit terus. Menurut laporan warga kos, anaknya sering dipukul dengan sapu," kata Ahmad. Ahmad tidak bisa melihat luka pada tubuh GW karena anak tersebut sering memakai celana panjang dan baju lengan panjang.Seorang tetangga kamar kos sempat menegur si ibu, tetapi NW berdalih bahwa hal itu bukan urusan tetangga tersebut. "Setelah itu, tetangga yang menegur itu pindah ke bawah karena merasa tidak nyaman dengan keberisikan yang terjadi saat malam," ujar Ahmad.Menurut Ahmad, ibu dan anaknya itu jarang keluar kamar. Si ibu hanya keluar untuk mengantar dan menjemput anaknya dari sekolah.Pada hari kejadian, saat akan dibawa ke rumah sakit, Ahmad melihat anak itu terluka dan masih sadar. "Mata masih terbuka. Kepalanya berdarah dan kakinya diikat," ujarnya.Ahmad mengatakan, ibu-anak itu tinggal di tempat kos itu sekitar sembilan bulan. NW, yang berasal dari Bangka, merupakan ibu tunggal dan tidak bekerja. "Saya dengar, biaya kos dibayar kakaknya," katanya. (DD07)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000