Saat ”Pengurus” Mendata PKL
Penataan kawasan Tanah Abang di Jakarta Pusat dinanti publik. Namun, sejauh ini belum ada rancangan detail pengelolaan menyeluruh kawasan tersebut. Di tengah ketidakpastian itu, sosok-sosok "pengurus" mulai mendata pedagang kaki lima di Tanah Abang. PKL, kabarnya, akan diberi tempat memadai.
Para PKL yang berjualan di sekitar Jalan Jatibaru mengaku sudah mendapatkan sosialisasi dari orang-orang yang mengaku warga setempat dan bertindak sebagai "pengurus" para pedagang di lapangan. Sosialisasi yang dimaksud terkait skenario penataan kawasan itu.
Wawan (34), PKL yang berjualan di Jalan Jatibaru, mengatakan, pekan lalu, ia sudah didatangi salah satu koordinator "pengurus" dan diminta mengisi data pribadi. Saat pendataan itu, ada yang mengatakan bahwa kawasan Tanah Abang akan ditutup pada hari Sabtu dan Minggu. Ketika jalan ditutup, PKL akan berjualan di badan jalan, dan pejalan kaki tetap bisa berjalan dengan nyaman di trotoar.
"Kami sudah diminta mengisi data, dan ada informasi jalan akan ditutup tiap Sabtu-Minggu. Namun, sampai sekarang belum jelas kelanjutan dari pendataan itu," kata Wawan, Selasa (14/11).
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengatakan, hingga saat ini kebijakan penataan PKL di Tanah Abang belum diputuskan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan beberapa satuan kerja perangkat daerah masih mematangkan rencana penataan Tanah Abang. Salah satu opsi yang sedang dikaji untuk strategi jangka pendek adalah menutup Jalan Jatibaru untuk memberikan akses bagi PKL dan pejalan kaki. Namun, konsekuensi dari penataan itu adalah mengatur ulang rute angkutan umum yang melintas di Jalan Jatibaru.
"Saya belum bisa memberikan pernyataan karena ini masih dalam tahap pembahasan," ujar Mangara, singkat.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Wijatmoko sebelumnya mengatakan, pemprov memang sedang mengkaji rencana penutupan Jalan Jatibaru. Ketika Jalan Jatibaru yang ada di depan stasiun ditutup, PKL dan pejalan kaki dapat berbagi ruang di trotoar. Selain itu, gubernur dan wakil gubernur juga sudah berkomunikasi dengan PT KAI untuk meminjam lahan guna menata dan merelokasi PKL.
Sigit menambahkan, sebagai salah satu pusat transit, transportasi di Tanah Abang akan diintegrasikan agar lebih baik. Salah satunya dengan menata ulang trayek supaya lebih sederhana dan mudah bagi semua pengguna moda. Selain itu, pengendara ojek akan ditata. Sigit mengatakan, di lokasi itu tersedia ruang berkapasitas sekitar 387 sepeda motor. Sekitar Jalan Jatibaru akan dijadikan kawasan ojek daring dan Jalan Jatibaru Bengkel untuk ojek pangkalan.
Wagub DKI Sandiaga Uno pernah menyatakan, ia akan melibatkan warga setempat yang selama ini mengurus Tanah Abang dalam penataan kawasan. Sebagian dari mereka pernah datang dan berkomunikasi dengan Sandi di Balai Kota. Penataan Tanah Abang memang tidak mudah. Ia juga berkonsultasi dengan pakar transportasi dan tata ruang.
Tata ulang
Direktur Institute for Transportation and Development Policy Yoga Adiwinarto yang juga ahli lansekap kota, Nirwono Yoga, mengatakan, DKI perlu menerapkan strategi khusus di pusat perekonomian Tanah Abang.
Menurut Yoga, tantangan DKI adalah menata ulang kawasan Tanah Abang. Jika masih ada tempat untuk relokasi PKL, pemerintah bisa memprioritaskan skema ini. Jika tidak, pemerintah bisa berkomunikasi terkait jam yang diizinkan bagi PKL.
Ketua Komisi Hukum dan Hubungan Masyarakat Dewan Transportasi Kota Jakarta Ellen Tangkudung mengatakan, tiga penataan yang penting dilakukan untuk mengurai kesemrawutan Tanah Abang adalah mulai dari penataan pasar, penataan ekspedisi (bongkar muat barang), dan penataan angkutan umum.
Penataan menyeluruh itu, menurut Nirwono, bisa presisi dilakukan jika ada dasar data yang benar, termasuk data jumlah PKL. Pendataan tentu tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang, apalagi sosok berkedok "pengurus" yang tak jelas bekerja untuk siapa.