JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah masyarakat dari beberapa kelurahan di Jakarta Timur merasakan dampak positif dari pelebaran sungai. Mereka tidak pernah mengalami banjir lagi semenjak adanya pelebaran Kali Ciliwung dan adanya Kanal Timur.
Hujan lebat yang mengguyur Jakarta Timur selama satu jam pada Jumat (17/11) sama sekali tidak mengakibatkan banjir di Kelurahan Bidaracina dan Cipinang Muara yang sebelumnya langganan banjir. Hanya ada genangan kurang dari 10 sentimeter di beberapa jalan raya di sekitar Kecamatan Jatinegara. Namun, kurang dari satu jam, genangan tersebut telah surut melalui drainese jalan.
Arnold (80), warga Kelurahan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, mengatakan, semenjak adanya pelebaran Kali Ciliwung, wilayah Bidaracina tidak lagi kebanjiran. ”Dulu, sebelum ada pelebaran Kali Ciliwung, di sini banjir hingga sekitar 5 meter,” katanya.
Laki-laki yang tinggal di Bidaracina sejak tahun 1968 itu menceritakan, pada 2007 terjadi banjir bandang setinggi 5 meter. Akibatnya, warga mengungsi hingga ke luar kota karena pengungsian terdekat sudah tidak dapat menampung lagi. Namun, situasi itu berubah ketika Kali Ciliwung dinormalisasi.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengatakan, wilayah di sekitar Kali Ciliwung sekarang terbebas dari banjir dengan adanya normalisasi sungai. ”Dulu daerah sekitar Kali Ciliwung, ketika hujan deras, genangan air baru dapat surut paling cepat tiga hari. Sekarang, kurang dari satu jam sudah surut,” kata Teguh saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (15/11).
Tidak hanya di Bidaracina yang sudah terbebas dari banjir, wilayah Kelurahan Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, juga terbebas dari banjir. Sumarno (53) yang sehari-hari bekerja di perusahaan penatu di dekat Kali Cipinang mengatakan, wilayah di sekitar Cipinang Muara mulai terbebas dari banjir sejak Kanal Timur selesai dibangun pada 2010. Sebelumnya, wilayah tersebut selalu dilanda banjir ketika hujan deras turun.
”Sebelum Kanal Timur selesai dibangun, Jalan Cipinang Jaya selalu tergenang paling rendah sekitar 50 cm,” kata Sumarno. Ia menceritakan, sebelum adanya Kanal Timur dan pelebaran sungai, perusahaan tempat ia bekerja selalu kebanjiran ketika hujan lebat.
Menurut Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur Mustajab, seluruh wilayahnya akan terbebas dari banjir jika lima kali yang ada di Jakarta Timur dapat dinormalisasi. Kelima kali tersebut adalah Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Cakung. ”Idealnya, kali tersebut harus diperlebar minimal 20 meter,” kata Mustajab.
Mustajab menjelaskan, untuk saat ini, langkah pencegahan yang dapat dilakukan pemerintah adalah melalui pengerukan, penyiapan alat berat, dan pompa. Selain itu, petugas tata air dikerahkan untuk membersihkan drainase dan saluran penghubung.
Hal itu dilakukan agar, ketika hujan deras, air dapat mengalir dengan lancar menuju Kanal Timur. Saat ini, Kanal Timur dapat mengendalikan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara. (DD08)