JAKARTA, KOMPAS — Massa pengemudi ojek daring berkumpul di parkir IRTI, Monas, Jakarta Pusat, Kamis (23/11), untuk protes mengenai tarif ojek daring yang kian menurun. Sebelumnya tarif ojek daring Rp 4.000 per kilometer dan kini turun menjadi Rp 1.600 per kilometer.
Sejak pukul 10.00, mereka berkumpul di Jalan Medan Merdeka Selatan di depan pintu masuk parkir IRTI. Menurut rencana, mereka akan menuju kantor Kementerian Perhubungan dan Istana Presiden.
Ketua Forum Komunikasi Driver Online Indonesia Muhamad Rahman Tohir mengatakan, tarif layanan ojek daring belum diatur pemerintah. ”Belum ada regulasi dari pemerintah mengenai harga tarif minimal untuk kendaraan roda dua sehingga pihak perusahaan bisa menetapkan harga semurah mungkin untuk merebut customer,” ujarnya, Kamis pagi di parkir IRTI.
Rahman menuturkan, pada tahun 2015-2016, pendapatan mereka per hari berkisar Rp 400.000-Rp 500.000. Sekarang, penghasilan mereka turun sekitar Rp 200.000 per hari.
Keluhan yang sama diungkapkan pengemudi lain. Andreanes pada 2015 mampu menghasilkan Rp 500.000 per hari. ”Sekarang, kalau mau mendapatkan hasil yang sama, harus kerja hampir 24 jam,” ucap koordinator aksi protes ini.
Selain tentang tarif, para pengemudi itu juga menyampaikan bahwa bonus yang mereka peroleh menurun. Sebelumnya, apabila nilai performa mereka di atas 55 persen, mereka mendapat bonus Rp 90.000 per 20 poin. Peraturan itu diganti pada Rabu (22/11). Mereka menilai hal itu memberatkan.
Pukul 11.30, massa pengemudi ojek daring itu berjalan bersama dari parkir IRTI menuju kantor Kementerian Perhubungan. (DD07)