JAKARTA, KOMPAS — Beberapa pekan dikejar, dua orang ditangkap lagi terkait kasus pembunuhan dokter Lety oleh suaminya, dokter RH (41). Dua orang itu terkait dua pistol yang digunakan tersangka untuk menembak Lety Sultri (46).
RY, tersangka penjual pistol Colt Cobra dengan 18 butir peluru seharga Rp 18 juta, ditangkap polisi Polda Metro Jaya di satu rumah kos di Desa Maron, Genteng Kulon, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (28/11).
”Dia beli dari tersangka dokter SS Rp 10,5 juta. Adapun SS mendapatkan senjata itu dari SMD yang dibeli pada tahun 1990. Kini, SMD masih buron,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta, Jumat (1/12).
Dengan pistol itu, RH menembak Lety di klinik Azzahra Medical Center, Cawang, Jakarta Timur, 9 September 2017.
SS yang juga seorang dokter dibekuk di rumahnya di Villa Bukit Regency, Surabaya, Jatim. ”Saat rumahnya kami geledah, kami sita dua revolver pabrikan dan 12 airsoft gun berbagai merek yang sudah dirakit menjadi senjata api. Kami juga menyita seribu butir peluru,” kata Nico.
Menurut Nico, RY menjual pistol dan 18 butir peluru kepada tersangka RH pada 17 Oktober 2017. Barang itu diserahkan di Klinik Medical Center, Jalan Dewi Sartika, Jaktim.
Pada 30 Oktober 2017, RY kembali menjual 12 butir peluru seharga Rp 1,25 juta kepada RH. ”Mereka saling kenal dari Facebook, sedangkan RY mengenal SS lewat situs jual beli online,” ucap Nico. Usaha sampingan SS adalah jual beli airsoft gun.
Senjata rakitan
Kronologi jual beli pistol itu, RY kenal RH lewat Facebook, 16 Oktober 2017. RH minta dicarikan senjata api. RY menawarkan pistol Colt Cobra milik SS.
Sebenarnya, kata Nico, SS akan menjual pistol rakitan itu kepada orang lain. Kepada SS, RY mengaku polisi di Polda Jatim.
Pada 17 Oktober, setelah mendapatkan uang transpor Rp 2 juta dari RH, RY menuju Jakarta dengan kereta api dan menemui RH di Klinik Medical Center.
Atas kasus itu, RY dan SS dijerat dengan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup. (WIN)