Apa kabar Teluk Jakarta hari ini? Ah, bosan, bertahu-tahun ia terus sakit. Tidak pernah mendengar ia memiliki kabar baik.
Pemeriksaan oleh sembilan peneliti dari Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengonfirmasi kabar sakitnya muara dari 13 sungai itu. Selama Mei-November 2016, mereka mengambil data Teluk Jakarta dan Pelabuhan Ratu di Jawa Barat untuk memantau status lingkungan perairan melalui AZTI Marine Biotic Index (AMBI).
Nilai M-AMBI makrozoobentos 0,04-0,90 di Teluk Jakarta, yang berarti status ekologi antara sangat buruk-tinggi. Salah satu peneliti, Yusli Wardiatno, mengatakan, ekologi sangat buruk di sejumlah lokasi di Teluk Jakarta secara umum dipengaruhi material dari sungai-sungai di daratan. ”Teluk Jakarta sudah lama kondisinya memprihatinkan,” ucapnya, Rabu (29/11).
Kini ancaman meningkat seiring hadirnya pulau buatan baru yang dikhawatirkan berkorelasi dengan naiknya pencemaran, berkurangnya tangkapan ikan, hingga terganggunya pembangkit listrik.
Pengembang menjamin
Namun, pengembang sejumlah pulau terbangun di Teluk Jakarta menjamin kegiatan mereka terukur sehingga aman bagi lingkungan teluk dan sekitarnya. Direktur Residential Estate Agung Sedayu Group Restu Mahesa memberi klarifikasi soal masalah-masalah terkait Pulau C dan D (kedua pulau dikembangkan oleh anak perusahaan itu, PT Kapuk Naga Indah).
Soal keluhan banjir di daerah Kamal Muara, Jakarta Utara, hingga Tegal Alur, Jakarta Barat, Restu menuturkan, reklamasi Pulau C dan D tidak terkait dengan banjir di sana, mengingat wilayah tersebut memang sejak dulu rentan banjir akibat rob dan curah hujan tinggi.
Tentang keluhan pembudidaya kerang hijau di Kampung Muara yang mesti memasang bagan lebih jauh ke dekat Pulau Seribu sejak adanya Pulau C dan D, Restu menjawab, ada penelitian yang menyebutkan hasil budidaya kerang dari wilayah tersebut tidak aman untuk dikonsumsi karena tercemar, di antaranya oleh merkuri.
”Kami banyak berupaya agar nelayan yang dahulu mata pencariannya budidaya kerang dapat beralih ke usaha yang baru,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT Agung Podomoro Land (induk PT Muara Wisesa Samudra pengembang Pulau G) Justini Omas menjamin operasional pembangkit listrik di Unit Pembangkitan Muara Karang tidak terganggu oleh Pulau G.
Kondisi pasir reklamasi di Pulau G sekarang tidak berguguran sehingga tidak mengganggu sistem operasional pembangkit listrik di Muara Karang. Hasil pemantauan kualitas air laut di sekitar mulut pengambilan air untuk sistem pendinginan pembangkit listrik menunjukkan tidak ada gangguan kualitas air akibat reklamasi.
”Penurunan permukaan pulau dan mengecilnya area pulau karena pemadatan pasir reklamasi yang dilakukan tahun lalu dan sampai saat ini masih berlangsung,” kata Justini.
Namun, pemerintah pusat dan daerah belum pernah memberikan pemaparan kajian reklamasi lengkap dari teluk bagian barat hingga timur yang bisa menggugurkan kekhawatiran para peneliti.
Ingin dengar kabar baik dari Teluk Jakarta? Maaf, sepertinya belum sekarang. (JOG/PIN/HLN)