Antisipasi Difteri, Pegawai RSUD Kota Bekasi Disuntik Vaksin DPT
Oleh
HARRY SUSILO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sebanyak 200 pegawai Rumah Sakit Umum Daerah dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi disuntik vaksin DPT untuk mencegah dari paparan penyakit difteri. Hal ini bagian dari persiapan pihak rumah sakit untuk menangani pasien difteri.
Kepala Bidang Keperawatan RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi dr Sudirman mengungkapkan, sebanyak 200 pegawai itu disuntik vaksin DPT pada Kamis (14/12) dan Jumat (15/12). Petugas yang diprioritaskan untuk divaksin adalah yang berhadapan langsung dengan pasien, seperti perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD), dokter, petugas administrasi IGD, petugas keamanan IGD, petugas kebersihan IGD, hingga sopir ambulans.
”Rabu kemarin 100 petugas disuntik vaksin dan hari Kamis disuntik lagi 100 petugas. Kami harapkan seluruh pegawai bisa semuanya disuntik, tetapi belum dapat dilakukan karena keterbatasan jumlah vaksin,” ujar Sudirman saat ditemui di RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Jumat.
Sudirman mengakui, petugas diberi vaksin DPT karena untuk menghindari dari penularan penyakit difteri karena para petugas ini yang akan bersentuhan langsung dengan pasien. Sebab, penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheria ini penularannya cepat dan mematikan.
Selain menyiapkan petugas, RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid juga menyiapkan 10 ruangan isolasi berkapasitas 40 orang di lantai 5 bangunan baru untuk pasien difteri. Namun, saat ini belum dapat digunakan karena menunggu suplai serum antidifteri dan antibiotik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
”Pasien ini nanti kami isolasi di satu lantai sendiri. Termasuk nanti kami harus menyiapkan petugas khusus dan ambulans sendiri yang tidak kami campur dengan petugas lain. Kendala saat ini memang karena belum ada suplai serum antidifteri,” ucap Sudirman.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi, terdapat 17 kasus difteri di Kota Bekasi sejak Januari hingga Desember. Awalnya terdapat 12 pasien yang tercatat sejak Januari hingga Juni. Namun, pada Desember ini ada laporan lima orang terduga pasien difteri yang hingga kini masih dirawat.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi mengungkapkan, lima pasien dari Bekasi yang diduga terkena difteri tersebut dirawat di RS Hermina Galaxy, RS Hermina Kemakmuran, RS Awal Bros Bekasi, dan RS Suyanti Saroso Jakarta. ”Mereka masih menunggu hasil uji laboratorium. Diperkirakan baru diketahui dalam 4-7 hari,” kata Kusnanto.
Sudirman mengakui, dua orang terduga pasien difteri awalnya dibawa ke RSUD Kota Bekasi. Namun, karena pihak rumah sakit belum siap menangani pasien difteri, mereka dirujuk ke RS Suyanti Saroso.
Pada tahun 2016, terdapat seorang pasien yang positif menderita difteri meninggal di Kota Bekasi. Kondisi ini diduga karena keterlambatan penanganan medis. Untuk itu, saat ini Dinas Kesehatan Kota Bekasi gencar menyosialisasikan pemberian vaksin DPT di puskesmas yang menjadi bagian dari program pemerintah pusat.