Antisipasi Banjir Dipercepat
Sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta melakukan percepatan antisipasi banjir karena curah hujan diprediksi masih terus tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Seluruh persiapan infrastruktur antisipasi banjir itu ditargetkan sudah selesai dalam dua pekan ke depan.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, untuk menggantikan pompa-pompa air yang rusak, telah disediakan pompa- pompa cadangan. DKI Jakarta mempunyai 145 rumah pompa dengan 451 pompa tetap (stasioner). Sekitar 5 persen di antaranya, atau sekitar 20 pompa, rusak. Sementara jumlah pompa cadangan bergerak (mobile) 133 unit. ”Sangat cukup jumlah pompa cadangan untuk menggantikan yang rusak,” katanya di Jakarta, Minggu (17/12).
Perbaikan sejumlah pompa yang rusak, kata Teguh, sudah dilakukan, di antaranya di Jakarta Barat, yakni di Swadarma, Patra dan Cengkareng. Pompa-pompa bergerak itu juga disiagakan di sejumlah lokasi rawan genangan, seperti di depan Gandaria City, Dukuh Atas, Kampung Melayu, dan Pesanggrahan.
Setidaknya 13 titik genangan yang terjadi setelah hujan deras pada pekan lalu dipicu oleh saluran drainase yang terganggu oleh proyek-proyek besar di sekitarnya, mulai dari kereta ringan (LRT), kereta massal cepat (MRT), Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu (Becakayu) dan terowongan Mampang. Letak titik-titik itu ada di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Menurut Teguh, semua pihak pelaksana proyek tersebut sudah dipanggil oleh wali kota setempat guna segera membenahi saluran yang terganggu oleh proyek. ”Seluruh pihak kooperatif. Semoga pengerjaan segera selesai, karena ada beberapa yang cukup berat, seperti memindahkan beton. Namun, mereka mempunyai teknisi yang pasti bisa melakukannya,” katanya.
Untuk jalanan yang tergenang, terdapat dua penyumbat utama, yaitu sampah dan utilitas di drainase. Apalagi, di akhir tahun banyak proyek pemasangan utilitas yang dapat mengganggu saluran- saluran drainase. Teguh mengatakan, semua pelaksana proyek utilitas sudah diberi surat teguran guna tetap memperhatikan kelancaran dan mengembalikan fungsi saluran drainase tanpa merusaknya.
Di Jakarta Selatan, pada saat hujan intensitas tinggi, Senin (11/12), sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Subroto, Jalan Sudirman, Jalan Fatmawati, Jalan Adityawarman, Jalan Jendral Sudirman, dan sejumlah titik lain, tergenang hingga setinggi sekitar 50 sentimeter.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Holi Susanto mengatakan, sejumlah genangan di Jakarta Selatan merupakan genangan baru. Genangan disebabkan berbagai faktor, di antaranya dampak pembangunan tiang pancang beton LRT yang membuat saluran air tersumbat dan menyempit. Selain itu, tali-tali air juga dipenuhi sampah dan terhambat kabel fiber optik.
”Kemarin itu, Senin (11/12), curah hujannya luar biasa, sampai 161 milimeter per detik, dengan durasi lebih dari 2 jam. Di Jalan Rasuna Said, genangan muncul karena posisi jalan lebih rendah,” ujar Holi, Jumat (15/12).
Berdasarkan pantauan Kompas di Jalan Rasuna Said, tepatnya di depan halte Kuningan Madya, tali-tali air tersumbat sampah dan terhalang kabel-kabel. Tali-tali air itu menghubungkan limpasan air dari jalan raya sebelum masuk ke saluran selebar sekitar 1 meter dan sedalam 1,5 meter. Setelah banjir, 20 pekerja harian lepas Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) ditugaskan menguras saluran air dan membersihkan tali-tali air.
Menurut pekerja harian lepas Sudin SDA, Dulgani (50), saluran air di Jalan Rasuna Air tersumbat endapan lumpur, serpihan-serpihan bangunan, dan kabel-kabel. Kabel-kabel fiber optik berdiameter 10-15 sentimeter berserakan di bawah saluran air. Ia dan pekerja harian lepas lainnya menata kabel itu dan mengikatnya dengan tali rafia agar lebih rapi.
”Tugas kami menguras dan membersihkan saluran air di Jalan Rasuna Said, totalnya sampai 2 kilometer hingga Jalan Gatot Subroto,” ujar Dulgani.
Dua belas tanggul
Percepatan lain adalah tanggul-tanggul yang butuh perbaikan dan penguatan dengan cepat. Tanggul saluran penghubung Kali Pulo di Jati Padang, misalnya, menjadi target utama perbaikan. Selain itu, terdapat 12 longsor yang terjadi di Jakarta Selatan sebanyak 10 titik dan Jakarta Timur sebanyak 2 titik. ”Seluruh tanggul itu langsung diperbaiki hari ini,” kata Teguh.
Untuk perbaikan tanggul Jati Padang, Teguh menargetkan selesai paling lama sepekan. Hal ini karena sulitnya lokasi tanggul yang jebol tersebut sehingga alat berat tidak bisa masuk. Material terpaksa diangkut secara manual secara estafet. Tanggul di Jati Padang itu akan dibangun dengan bronjong batu kali dan diperkuat dengan dinding beton.
Menurut Teguh, pekan lalu, seluruh genangan di Jakarta surut dalam tiga jam. Dengan percepatan antisipasi, ia optimistis kondisi itu tak terulang lagi.
Relokasi warga
Relokasi warga yang tinggal di badan kali atau saluran masih dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan banjir di Jakarta Utara. Kebutuhan tersebut antara lain berlaku untuk memfungsikan kembali kali di dekat Jalan Lodan Raya, Kelurahan Ancol, dan untuk menormalisasi Kali Cakung Lama.
Saat ini, sebagian warga masih bertahan tinggal di Kampung Walang, yakni kampung yang berdiri di atas lahan urukan pada badan kali dekat Jalan Lodan. Aslinya, kali tersebut merupakan cabang dari hilir Kali Gunung Sahari yang mengarah ke kawasan Pasar Ikan di Penjaringan. Sementara itu, pembangunan rumah-rumah warga yang mendesak Kali Cakung Lama membuat lebar kali itu saat ini hanya berkisar 4-6 meter, bahkan ada yang 1 meter. Semestinya, lebarnya 20 meter.
”Prinsip sudin dan dinas (Sudin SDA Jakarta Utara dan Dinas SDA DKI), jika itu sudah bebas, kami siap masuk (menata kali),” kata Kepala Sudin SDA Jakarta Utara Santo, Kamis (14/12). Artinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mesti mengurus relokasi warga terlebih dulu ke tempat tinggal yang layak, baru kali bisa dibenahi.
Pembuatan sodetan menuju pintu air Pasar Ikan dengan memfungsikan kembali kali di bawah Kampung Walang bakal mengurangi beban debit air di Kali Gunung Sahari hingga Kali Ancol. Itu bakal berkontribusi pada penurunan risiko genangan dan banjir, setidaknya di Kelurahan Pademangan Barat, Pademangan Timur, dan Ancol. Adapun normalisasi Kali Cakung Lama membantu mengendalikan genangan di tiga kecamatan, yaitu Kelapa Gading, Cilincing, dan Koja. (HLN/IRE/DEA/JOG)