Menaruh Asa pada Anjing Pelacak
Laila (3), anggota K9 atau anjing pelacak, berlari masuk gudang kargo jasa pengiriman barang DHL di kompleks pergudangan Regulated Agent dalam kawasan Terminal Kargo, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Jumat (22/12) malam.
Meski badannya lebih pendek dan gembul daripada umumnya anjing K9, ia tetap lincah saat berlarian dari satu tumpukan paket ke tumpukan paket lainnya di dalam ruangan itu.
Laila yang berbulu tipis berwarna coklat lebih muda itu tidak sendirian. Dua rekan sesama K9, Maya (2) dan Skiel (3), turut serta. Laila menuju sisi kiri gudang kargo, sementara Maya dan Skiel mengambil jalur lurus. Ketiganya langsung beraksi dengan tuntunan masing-masing dua pawangnya.
Tiba-tiba, Laila mengaruk-garuk sebuah paket kiriman dari China dengan tujuan Bekasi. Sejumlah petugas dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bea Cukai Bandara didampingi petugas keamanan dari DHL langsung mengamankan paket tersebut.
Tak lama, Laila menuju ke bagian tengah yang terdapat berbagai paket kiriman yang sebelumnya sudah diendus Maya dan Skiel. Awalnya, ia hanya berjalan biasa. Tiba-tiba, Laila berhenti dan kembali menggaruk-garuk sebuah paket. Ia sempat pergi menjauh dari paket itu dan kembali lagi ke paket tersebut. Ia menggaruk-garuk. Untuk lebih meyakinkan penciuman Laila, Skiel diperintahkan mendekati paket tersebut. Skiel juga menggaruk-garuk paket itu.
Selanjutnya, petugas BNN dan Bea Cukai yang didampingi keamanan gudang DHL membawa paket ke mesin pendeteksi atau sinar-X. Dus paket dibuka, dan satu per satu isi diperiksa. Petugas BNN yang sudah terbiasa dengan bau zat-zat dasar narkotika mencium satu per satu paket itu.
Selanjutnya, barang bergerigi berupa gir kendaraan bermotor ukuran 5 cm dan panjang 10 cm dimasukkan ke mesin sinar-X. Berulang petugas sinar-X memeriksa isi paket. Dari layar monitor tidak tampak warna jingga atau hijau yang mendeteksi adanya zat-zat dasar narkotika.
”Sesuai dengan prosedur, barang yang dicurigai ini diperiksa lebih intensif dengan alat khusus milik Bea Cukai,” kata Manajer Keamanan Pergudangan DHL Terminal Kargo Bandara Nasrulloh yang mendampingi tim gabungan ini.
Setelah hampir satu jam di dalam gudang DHL, tim gabungan menuju gudang PT Pos Indonesia. Jaraknya sekitar 300 meter dari seberang gudang DHL. Kali ini, Laila, Maya, dan Skiel tidak ikut karena mereka beristirahat. Tugas mengendus digantikan tiga anjing pelacak narkotika, yakni Tina (3), Roni (3), dan Bara (3). Dari ketiga anjing pelacak ini, Bara dan Roni yang paling aktif.
Di ruangan tersebut, ketiga anjing itu tidak menemukan satu pun paket yang mencurigakan. Sama halnya di gudang perusahaan jasa penitipan barang JNE di kawasan Pergudangan Bandara Mas di Jalan Suryadharma di Neglasari, Kota Tangerang. Ketiga anjing pelacak tak menemukan satu pun barang mencurigakan.
Lokasi pergudangan di luar kawasan Bandara Soekarno-Hatta tepatnya di seberang Pintu M1. Pintu ini semula menjadi jalan masuk-keluar kendaraan dari dan ke kawasan bandara melalui pintu belakang Kota Tangerang.
Belum rutin
Didin R, pelatih K9 BNN, mengatakan, perlu minimal tiga bulan melatih kepekaan anjing terhadap narkotika. Selama pelatihan, anjing-anjing ini dikenalkan pada berbagai jenis zat bahan dasar dari narkotika.
Menurut Didin, saat melatih, tidak semua anjing memiliki kepekaan yang sama dalam hal penciuman terhadap barang-barang mencurigakan, khususnya narkotika. ”Anjing yang ada ini dari luar negeri. Masing-masing memiliki kepekaan tersendiri dan penyesuaiannya pun berbeda. Butuh kesabaran dalam melatih dan memelihara anjing-anjing ini,” kata Didin yang sejak tahun 1998 menjadi anggota pelatih di K9 BNN ini.
Dalam tugasnya, anjing dengan penciuman yang baik akan mencari bau yang sudah dikenalnya selama berlatih.
Nasrulloh mengatakan, sejauh ini, pemeriksaan paket menggunakan anjing pelacak tidak rutin dilakukan. Pemeriksaan dilakukan ketika ada sesuatu kondisi yang sedang krusial. Sebagai contoh, pada bulan Januari 2016, ada peringatan keamanan. Saat itu, anjing pelacak dari BNN dikerahkan.
Nasrulloh berharap upaya pemberantasan narkotika menuju zero drug dengan salah satu upaya melibatkan K9 dalam melacak kiriman yang dicurigai berisi narkotika akan terus dilakukan. Dengan begitu, perusahaan jasa penitipan barang tidak dijadikan alat untuk perdagangan barang-barang ilegal.
Ketua Serikat Pekerja PT Pos Indonesia Bandara Internasional Soekarno-Hatta M Syafullah juga berharap K9 membantu melacak paket kiriman yang ilegal, termasuk peredaran narkotika. ”Manfaatnya sangat banyak. Kehadiran K9 lebih banyak membantu untuk pemberantasan narkotika,” katanya.
Selama ini, kata Syafullah, masyarakat sudah mengetahui bahwa dalam pengiriman barang ada syarat-syaratnya, termasuk dilarang mengirim barang tertentu. Kenyataannya, mereka juga tetap melanggar aturan pengiriman barang. Malah memanfaatkan pengiriman barang ilegal melalui perusahaan jasa pengiriman barang.
Baik Nasrulloh maupun Syafullah berharap pemeriksaan paket dengan menggunakan jasa K9 sebaiknya dilakukan sesering mungkin sehingga penyelundupan narkotika dan barang ilegal dapat diberantas.
Kerja sama
Malam itu, tim gabungan ini menyisir tiga gudang kargo di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan sekitarnya.
Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Amir Syarifudin mengatakan, pemeriksaan paket oleh tim K9 dari BNN ini merupakan kelanjutan dari Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Asperindo dan BNN pada 13 November 2017.
”Biasanya menjelang Natal dan Tahun Baru, pengiriman barang mengalami peningkatan yang cukup berarti. Tidak tertutup kemungkinan jaringan narkotika memanfaatkan momen tersebut untuk menyelundupkan narkotika melalui jasa pengiriman paket. Makanya, bersama BNN, kami memerangi narkotika,” kata Amir.
Dalam perjanjian kerja sama ini, kata Amir, disebutkan sejumlah rencana kerja sama, antara lain pertukaran data dari perusahaan jasa penitipan barang dengan BNN.
Kepala Subdirektorat Udara, Laut, Perairan Interdiksi BNN, Ahmad Fatoni berharap pemeriksaan paket dengan K9 dilakukan sesering mungkin.
Sejauh ini, diakui Fatoni, sudah ada kerja sama BNN dengan PT Angkasa Pura, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta, selaku pengelola bandara itu; PT Avsec (pengelola keamanan bandara); Bea Cukai cabang bandara; Karantina; Polres Bandara; serta perusahaan penyelenggara jasa penitipan barang dalam kawasan bandara.
Pemeriksaan dilakukan terhadap penumpang dan barang yang masuk mengingat bandara ini merupakan bandara terbesar di Indonesia. Beragam jenis penumpang dan barang kiriman yang akan keluar negeri dan datang ke Indonesia serta ke sejumlah daerah di seluruh Indonesia terpusat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut Fatoni, upaya pengiriman barang melalui cara konvensional ini paling gampang karena bisa dipalsukan. Sejumlah barang ternyata disisipi narkotika di dalamnya. Selain itu, pengirim dan penerima paket dapat menyamarkan nama, identitas, dan alamat.
Saat ini, kata Fatoni, maraknya perdagangan daring diikuti kemudahan pengiriman barang. Hal ini dimanfaatkan jaringan narkotika untuk menyelundupkan barang.
Pengetatan terhadap paket kiriman dilakukan, kata Fatoni, karena banyak upaya penyelundupan narrkotika yang diungkap. Kasus terakhir adalah upaya penyelundupan 1.994 gram sabu dan 14 gram ganja sintetis selama Oktober-November 2017.
Kehadiran K9 dalam memberantas penyelundupan narkotika ini memberikan harapan baru.
(PINGKAN ELITA DUNDU)