BOGOR, KOMPAS — Di tengah kesibukan mengais barang yang mungkin tersisa dan membersihkan puing rumah sisa kebakaran, Selasa (26/12), para korban berharap segera mendapatkan bantuan material untuk membangun kembali rumah yang habis terbakar. Rumah warga di RT 005 RW 001 Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, dilalap api sehari sebelumnya.
”Kalau bantuan pakaian layak pakai serta makan sudah cukup. Ada dapur umum. Untuk seminggu ke depan enggak khawatir. Setelah lewat itu belum pasti. Yang paling kami butuhkan batuan material untuk bangun rumah lagi,” kata Yadi (43), bapak satu anak, salah seorang korban.
Hal yang sama dikatakan Diki (23) dan Sismoyo (38). ”Saya lahir di sini. Bahkan, keluarga kami sudah tinggal di sini sejak ayah saya masih anak-anak. Kami ingin rumah segera ada lagi,” kata Diki.
Lokasi permukiman yang terbakar itu dekat dengan Terminal Baranangsiang. ”Dari sini cuma jalan kaki ke tempat kerja, tidak usah ongkos lagi. Jadi, rumah-rumah yang terbakar harus dibangun lagi, jangan digusur atau dipindahkan jauh dari tempat kami cari makan. Kami kebanyakan kerja serabutan di Terminal Baranangsiang atau Pasar Bogor,” tuturnya.
Para korban yang rumahnya terbakar rata-rata tahu, rumah mereka dibangun bukan di lahan miliknya. ”Tanah di sini tanah PJKA (PT KAI) dan (dinas) perairan. Tapi, rumah-rumah kami sudah ada listrik dan air ledeng. Yang terbakar sekitar 40 rumah, semuanya resmi masuk RT 005 RW 001 Kelurahan Gudang,” kata Dani (65), warga, yang rumahnya luput dari si jago merah.
RT 005 yang dilanda kebakaran memang berlokasi di antara rel kereta api (jalur Bogor-Sukabumi) dan Sungai Cipakancilan. Di tengah lahan itu ada aliran selokan selebar 1 meter yang oleh warga disebut Kali Selok.
Sebanyak 40 rumah yang terbakar dihuni sekitar 70 keluarga atau sekitar 180 jiwa. Angka pasti korban masih dalam pendataan. Kebakaran terjadi pada Senin sekitar pukul 14.30. Api melalap rumah korban sekitar satu jam.
”Kemarin itu udara lagi panas-panasnya dan kering, beberapa hari tidak hujan. Katanya, kebakaran karena ada warga lupa mencabut (kabel) setrika,” kata Asep (53).
Kemarin, selain dapur umum Dinas Sosial Kota Bogor, sejumlah organisasi kemasyarakatan juga membuka posko bantuan di lokasi bekas kebakaran. (RTS)