CIREBON, KOMPAS — Puncak arus balik libur Natal dan Tahun Baru 2018 menuju Jakarta, hingga Senin (1/1) malam, terpantau ramai lancar di Gerbang Tol Palimanan serta jalur pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Selain terpecahnya waktu keberangkatan ke Jakarta, sistem pembayaran nontunai juga membuat kendaraan tidak terjebak kemacetan.
Lancarnya arus balik tidak terlepas dari rekayasa lalu lintas oleh polisi dan pengelola jalan tol. Di Gerbang Tol (GT) Palimanan, saat arus kendaraan meningkat sore hari, 15 dari 25 gardu dibuka untuk arah Jakarta. Hingga pukul 19.00, antrean hanya 10 kendaraan.
Berdasarkan data PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola Jalan Tol Cikopo-Palimanan, pada Senin pukul 06.00-14.00, tercatat 13.184 kendaraan menuju arah Jakarta melalui GT Palimanan. Jumlah itu hampir menyamai arus kendaraan dalam sehari yang menuju Jakarta, yakni sekitar 16.000 kendaraan.
”Hari ini sudah puncak arus balik karena pada Selasa (2/1), pegawai dan karyawan umumnya masuk kerja. Diperkirakan, lebih dari 50.000 kendaraan melintasi GT Palimanan, baik arah ke Jakarta maupun ke Jawa Tengah. Namun, arus berlangsung lancar dengan kecepatan kendaraan paling tinggi 80 kilometer per jam,” kata General Manager Operasional PT LMS Suyitno.
Dalam kondisi normal, 25.000-30.000 kendaraan melintasi GT Palimanan.
Menurut Suyitno, arus balik yang lancar dipengaruhi terpecahnya waktu keberangkatan pengendara. Sebelumnya, pada Sabtu (30/12) dan Minggu (31/12), tercatat lebih dari 58.000 kendaraan menuju Jakarta.
Selain itu, arus lalu lintas dinilai berjalan lancar juga karena penerapan sistem pembayaran nontunai. Sistem ini bisa memangkas waktu transaksi di gerbang tol yang tadinya lebih dari 9 detik menjadi 4 detik setiap transaksi.
Di jalur pantura Cirebon, arus kendaraan pada Senin malam terpantau ramai lancar. Sepeda motor tampak memadati jalan nasional tersebut.
Macet di Puncak
Kemacetan justru terjadi di Jalur Puncak, Senin. Ramainya warga yang mengunjungi kawasan Puncak pada libur Tahun Baru membuat jalur tersebut dipadati kendaraan.
Salah seorang pengendara, Tri Agung, membutuhkan waktu 9 jam 55 menit dari Ciloto, Cipanas, Kabupaten Cianjur, menuju Jakarta. Dia keluar dari Hotel Sahid Eminence, Ciloto, pukul 09.50 dan baru sampai di Jakarta pukul 19.45.
Tri mengatakan, kepadatan kendaraan terjadi hampir di sepanjang Jalur Puncak. ”Maju 10 meter, berhenti 10-15 menit. Baru kemudian bisa maju lagi,” ucapnya.
Untuk menghindari macet, Tri melalui jalur alternatif di Megamendung. Sejumlah pengendara lain juga menggunakan jalur tersebut.
”Jalur lewat Cisarua sangat padat. Jadi, saya lewat jalur alternatif walaupun banyak juga pengendara lain melewati jalur itu,” ucapnya. (IKI/TAM)