Jadwal Kereta Bandara Diharapkan Tak Rugikan Penumpang KRL Duri-Tangerang
JAKARTA, KOMPAS — Beroperasinya kereta rel listrik Bandara Soekarno-Hatta secara resmi sejak 2 Januari membuat jadwal operasi kereta rel listrik PT Kereta Commuter Indonesia harus disesuaikan. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan jalur rel dari arah Duri-Tangerang. Penyesuaian jadwal diharapkan agar tidak merugikan penumpang.
Berdasarkan data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), jumlah perjalanan kereta rel listrik (KRL) arah Duri-Tangerang saat ini masih normal, yaitu 90 perjalanan. Jadwal belum berubah karena KRL Bandara Soekarno-Hatta baru mengoperasikan 41 perjalanan.
Kereta pertama berangkat dari Stasiun Duri menuju Stasiun Tangerang pada pukul 05.40 dan terakhir pukul 23.45 WIB. Kereta pertama berangkat dari Stasiun Tangerang menuju Stasiun Duri pada pukul 05.00 dan terakhir pukul 22.30.
Sementara itu, jumlah perjalanan KRL arah Duri-Tangerang akan berubah menjadi 73 perjalanan dengan waktu antara (headway) setengah jam ketika perjalanan KRL Bandara Soekarno-Hatta menjadi 82 perjalanan. Jumlah perjalanan akan meningkat ketika revitalisasi Stasiun Duri selesai.
Ketika jumlah perjalanan KRL Bandara Soekarno-Hatta bertambah, jadwal KRL KCI harus berubah. Kereta pertama berangkat dari Stasiun Duri menuju Stasiun Tangerang pada pukul 05.45 dan terakhir pukul 23.45.
Kereta pertama berangkat dari Stasiun Tangerang menuju Stasiun Duri pada pukul 04.55 dan terakhir pukul 22.30.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyatakan, penyesuaian jadwal harus memperhatikan kepentingan penumpang.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyatakan, penyesuaian jadwal harus memperhatikan kepentingan penumpang.
Keterlambatan kerap terjadi saat ini, bahkan ketika KRL Bandara Soekarno-Hatta masih beroperasi dengan 42 perjalanan. Penumpang harus menunggu lebih lama, yaitu dari 15 menit menjadi 20 menit.
”Harus ada yang dikorbankan karena pengaturan jadwal untuk kereta yang relnya berbagi,” kata Agus, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/1).
Menurut dia, beberapa penumpang telah mengeluh atas keterlambatan tersebut. Pemerintah perlu mengatur jadwal dan jumlah perjalanan yang ideal berdasarkan beberapa faktor.
Misalnya, dari jumlah penumpang. Saat ini, jumlah pengguna KRL KCI jauh lebih banyak daripada pengguna KRL Bandara Soekarno-Hatta.
Rata-rata jumlah penumpang KRL KCI yang melewati sepanjang jalur Duri-Tangerang adalah 75.000 orang per hari. Data pada 2 Januari mencatat 74.198 penumpang yang menggunakan kereta untuk arah tersebut.
Sementara itu, saat ini jumlah KRL Bandara Soekarno-Hatta yang beroperasi adalah enam rangkaian kereta yang masing-masing terdiri atas enam unit dengan waktu antara rata-rata 1 jam.
Setiap rangkaian dapat menampung 272 penumpang. Waktu antara kereta akan menjadi setengah jam ketika 82 perjalanan dioperasikan.
Kereta Bandara Soekarno-Hatta ketika beroperasi penuh akan mengoperasikan 10 rangkaian kereta dengan waktu antara 15 menit.
Penyesuaian jadwal harus dilakukan dengan matang. Apalagi, pemerintah menargetkan jumlah pengguna KRL KCI naik menjadi 1,2 juta penumpang per hari pada 2019.
Kereta dapat mengangkut 33.728 penumpang per hari. Jumlah perjalanan akan menjadi 124 perjalanan dengan waktu antara 15 menit.
”Penyesuaian jadwal harus dilakukan dengan matang. Apalagi, pemerintah menargetkan jumlah pengguna KRL KCI naik menjadi 1,2 juta penumpang per hari pada 2019,” kata Agus.
PT KCI mengangkut 315.811.848 penumpang selama tahun 2017 dengan 926 perjalanan dan 81 rangkaian. Jumlah itu meningkat 12,5 persen dibandingkan tahun 2016.
Dengan demikian, jumlah penumpang KRL adalah 993.992 orang per hari. PT KCI menargetkan untuk meningkatkan 9,5 persen jumlah penumpang pada 2018, yaitu menjadi 320.026.523 orang.
Agus mengatakan sulit menambah jumlah rel untuk memisahkan pengoperasian KRL KCI dan KRL Bandara Soekarno-Hatta. Solusi yang ia tawarkan adalah dengan membuat jalur elevasi atau jalur layang untuk rel.
Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCI Subakir menyatakan, pengurangan jadwal kereta akan dikompensasi dengan penambahan unit (stampformasi) pada rangkaian kereta Duri-Tangerang. Strategi tersebut justru menambah kapasitas angkut penumpang.
Saat ini, jalur Duri-Tangerang yang beroperasi adalah 90 perjalanan dengan 8 unit sehingga total menjadi 720 unit per hari. Dengan asumsi satu unit menampung 200 penumpang, 144.000 penumpang diangkut per hari.
PT KCI akan menambah dari 8 unit menjadi 12 unit. Dengan 73 perjalanan dikalikan 12 unit, akan ada 876 unit yang mengangkut 175.200 penumpang.
Jumlah tersebut diperoleh ketika dikalikan dengan asumsi satu unit mengangkut 200 orang.
”Waktu antara setengah jam itu maksimal waktu tunggu penumpang. Kami akan sesuaikan menjadi 20-30 menit pada jam sibuk, seperti pukul 06.00 hingga 09.00,” ujar Subakir.
Sementara itu, tidak akan ada perubahan jadwal bagi jalur KRL KCI arah Manggarai-Duri, yang juga akan dilewati Kereta Bandara Soekarno-Hatta.
Direktur Utama PT KCI Muhammad Nurul Fadhila menyatakan, perjalanan KA juga akan kembali berubah ketika KRL Bandara Soekarno-Hatta beroperasi penuh menjadi 124 perjalanan. Namun, perubahan kedua tersebut masih akan lama terjadi, kemungkinan dalam jangka waktu satu tahun.
”Revitalisasi Stasiun Duri saat ini masih dalam pengerjaan. Ketika selesai, peron stasiun akan siap untuk menampung 12 kereta tersebut,” kata Fadhila.
Menurut Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Edy Kuswoyo, pengoperasian Stasiun Duri ditargetkan mulai sekitar akhir Januari atau awal Februari ini. Saat ini, yang tersisa adalah pengerjaan untuk peron.
Kami mohon maaf apabila pelayanan penumpang terganggu. Ini semua untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang.
”Kami mohon maaf apabila pelayanan penumpang terganggu. Ini semua untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang,” kata Edy.
Kepala Stasiun Duri Widy Aries Subiyanto menyatakan, rata-rata jumlah penumpang yang masuk dan keluar stasiun pada Desember 2017 adalah 10.212 orang. Jumlah penumpang yang transit diperkirakan tiga kali lipat dari jumlah yang terdata.
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto sebelumnya menyatakan, ketika revitalisasi Stasiun Duri selesai, jalur 3 dan 4 akan digunakan untuk KRL Bandara Soekarno-Hatta. Sementara jalur 1, 2, dan 5 untuk KRL KCI.
Selain itu, kata Heru, pemerintah juga merencanakan menambah jalur untuk KRL Bandara Soekarno-Hatta mulai dari stasiun besar lainnya, seperti Stasiun Jakarta Kota tahun depan.
Sinergi
Fadhila mengatakan, PT KCI meningkatkan ukuran barang yang boleh dibawa di dalam KRL per 8 Januari. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang KRL KCI yang mungkin akan menggunakan jasa kereta menuju stasiun yang menjadi tempat transit KRL Bandara Soekarno-Hatta.
”Koper yang berukuran besar sesuai standar kabin pesawat boleh masuk ke dalam KRL,” kata Fadhila.
Secara spesifik, ukuran maksimum barang bawaan tetap sama, yaitu 100 cm x 40 cm x 30 cm. Koper ukuran kabin diizinkan sampai dengan ukuran extralarge, yaitu 48 cm x 74 cm x 29 cm. Setiap penumpang dapat membawa dua barang dan dua koper. (DD13)