JAKARTA, KOMPAS — Penataan Tanah Abang terus berlanjut hingga kawasan, bukan hanya integrasi angkutan. Bahkan, penyusunan rencana induk atau master plan penataan Tanah Abang akan disayembarakan.
Itu dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dalam pembahasan penataan Tanah Abang di Jakarta Smart City Balai Kota Pemerintah Provinsi DKI, Jumat (5/1). ”Dalam jangka pendek, penataannya memang soal transportasi umum dulu,” katanya.
Selanjutnya, dalam jangka panjang, penataan kawasan Tanah Abang akan dijadikan sebagai area bertemunya sejumlah moda transportasi, yang berbasis rel, angkutan umum jalan raya, hingga pejalan kaki (transit oriented development/TOD).
Her Pramtama, arsitek dan perancang kota yang juga narasumber Pemprov DKI Jakarta untuk penataan Tanah Abang, menjelaskan, penataan kawasan Tanah Abang memerlukan rencana induk. Penyusunan rencana induk itu membutuhkan survei.
Survei yang dilakukan di antaranya soal PKL dan transportasi. Data hasil survei itu diperlukan sebagai kerangka panduan menyusun rencana induk. Kerangka panduan itu akan disusun setelah 19 Januari 2018 seusai survei selesai.
Di tempat terpisah, Ahmad Safrudin yang mewakili Koalisi Pejalan Kaki mengatakan, penataan kawasan Tanah Abang harus melibatkan warga setempat. Pelibatan itu termasuk memberikan pemahaman kepada warga soal kawasan Tanah Abang yang merupakan magnitudo aktivitas komersial di Jakarta.
Penyadaran terkait kawasan permukiman sebagai lokasi komersial juga bakal turut membawa sejumlah konsekuensi. Misalnya, desain rumah yang dijadikan setengah toko dan kawasan permukiman yang mesti dibenahi dari kekumuhan dan kesemrawutan.
Ahmad menjelaskan, itu bukan berarti upaya pembenahan diserahkan kepada pengembang. Namun, bisa dilakukan mandiri dengan dana hibah atau kredit murah yang aksesnya dijamin pemerintah.
Selain bisa dipergunakan sebagai penunjang aktivitas perdagangan di Pasar Tanah Abang, penataan tersebut juga bisa menjadi kawasan permukiman warga sebagai lokasi kunjungan wisata. Ini menyusul relatif beragamnya pengunjung kawasan komersial Tanah Abang dari sejumlah negara. (HLN/INK)