”Data pasti belum bisa kami keluarkan karena masih verifikasi. Data BPBD harus akurat karena terkait langsung dengan program bantuan dari Pemkab Bogor,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranoto, Rabu.
Di Megamendung, kerusakan paling berat dialami rumah Nasrudin di RT 001 RW 004. Rumahnya ambruk total.
Benny Setiawan, Ketua RT 001 RW 004, mengatakan, warganya yang terdampak gempa berharap cepat mendapat bantuan bahan bangunan. Di RT-nya ada delapan rumah yang rusak. ”Paling tidak bantuan terpal untuk menutup sementara dinding rumah yang jebol agar jika hujan air tak masuk rumah,” katanya.
Di desa itu 84 rumah rusak, tetapi hanya satu rumah yang ambruk total. Lainnya, dinding atau atap jebol atau retak-retak.
Meski cukup banyak rumah terdampak gempa, tidak ada pos pengungsian atau warga terdampak yang dikumpulkan dalam satu titik pos pengungsian. Mayoritas rumah masih bisa ditinggali. Beberapa rumah saja yang perlu dikosongkan karena dikhawatirkan jika ada gempa susulan dinilai bisa ambruk atau jebol.
”Pak Nasrudin dan keluarganya mengungsi ke rumah familinya yang kebetulan berada di kampung lain. Kalau warga lain, ke rumah tetangga di RT sini juga karena familinya juga tinggal di sini,” kata Benny.
Di Kampung Urug, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, sejumlah warga mengungsi. Menurut Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky Pastika Gading, ada 24 keluarga yang mengungsi di pos yang dibangun polres di kampung tersebut.
”Ada 100 lebih bangunan yang rusak akibat gempa di desa ini. Namun, lokasinya terpencar, salah satunya di Kampung Urug ini. Untuk menjangkau lokasi bencana di sini agak sulit karena perkampungannya terpencar dan berada di gunung,” tuturnya.
Kondisi Jakarta
Di Jakarta, terkait gempa Selasa lalu, tidak ada laporan soal bangunan roboh. Kehebohan terjadi saat gempa. Para pekerja atau penghuni gedung-gedung tinggi ketakutan. Tidak sedikit di antara mereka yang tak tahu apa yang harus diperbuat.
Ada di antara mereka yang mengevakuasi diri menggunakan lift. ”Problem kita, terima teknologi tapi tidak membaca buku manual,” kata peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional LIPI, Saiful Hakam.
Faktanya, tak semua penghuni gedung tinggi di Jakarta paham cara menggunakan lift dengan benar. Di Jepang, anak-anak baru diizinkan menggunakan lift pada tingkat lantai tertentu untuk mengedukasi.
Namun, di sejumlah gedung di Jakarta, prosedur tanggap darurat bencana yang diterapkan baik membuat evakuasi lancar. Sejumlah karyawan berbagai perusahaan di ANZ Tower Sudirman, Jakarta Pusat, misalnya, evakuasi mandiri, keluar dari gedung setinggi 25 lantai itu.
Rosabella (22), karyawan Bank ANZ, menuturkan, ia langsung turun dari lantai 11 menggunakan tangga darurat menuju titik kumpul di lapangan parkir. ”Ketika awal kerja ada pelatihan fire drill dan untuk kegawatdaruratan lain,” katanya.
Pelatihan rutin juga dilakukan pengelola gedung Kantor Pusat BNI di Sudirman, Jakarta Pusat, PT Swadharma Griyasatya. Kepala keamanan Gedung BNI Kantor Pusat Edi Suhendi mengatakan, setahun sekali diadakan latihan menyeluruh.
”Tahun ini tema besar latihannya mengatasi gempa bumi,” katanya. (RTS/INK/DD17)