Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan, rekomendasi pembukaan lagi Jalan Jatibaru Raya seperti sediakala belum bisa dipenuhi untuk saat ini. ”Untuk buka-tutup Jalan Jatibaru Raya masih menggunakan rekayasa lalu lintas, sama seperti apa yang kami kerjakan pada hari ini,” katanya di Jakarta, Rabu (14/2).
Akan tetapi, kata Sigit, tetap ada tahapan-tahapan penataan yang akan terus dilakukan. Terkait dengan enam poin rekomendasi yang diberikan dalam surat resmi Dirlantas Polda Metro Jaya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membahasnya secara internal. Pembahasan ini lebih untuk merumuskan jawaban secara tertulis.
Sebenarnya, kata Sigit, koordinasi antara Pemprov DKI Jakarta dan kepolisian terus dilakukan dalam berbagai forum lalu lintas.
Menurut Sigit, penataan yang saat ini berlangsung untuk Tanah Abang adalah kebijakan transisi yang bersifat sementara atau tahapan jangka pendek. Adapun grand design atau desain besar penataan permanen tengah dalam penyusunan. Desain besar ini akan diluncurkan 20 Februari.
Tahapan
Tahapan penataan Tanah Abang terdiri dari jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Tahapan jangka pendek sudah dilaksanakan dengan penataan yang sekarang berlangsung, termasuk menyelesaikan rancangan desain besar.
Adapun tahapan jangka menengah salah satunya adalah membangun skybridge atau jembatan layang bagi pejalan kaki, yang menghubungkan stasiun dengan pasar dan pertokoan Tanah Abang. Adapun jangka panjang, salah satunya reposisi Stasiun Tanah Abang.
Waktu berlangsung tahapan, menurut Sigit, hanya beberapa bulan saja. Adapun penyusunan desain besar ditargetkan tiga bulan sejak Januari 2018. Setelah penyusunan selesai, akan diikuti penataan-penataan yang sesuai.
Namun, Sigit belum bisa memastikan waktu tepatnya untuk penataan permanen karena tergantung dari pemangku kebijakan terkait, seperti PD Pasar Jaya dan PT KAI. ”Evaluasi nantinya terus-menerus,” katanya.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arif Nasruddin mengatakan, saat ini tengah dikaji dua konsep penataan Tanah Abang, yaitu konsep yang pernah ditawarkan PD Pasar Jaya dan satu konsep baru. Konsep sebelumnya adalah renovasi ulang Pasar Blok G untuk menjadi pertokoan di bagian bawah dan hunian di bagian atas.
Peran PD Pasar Jaya adalah menyiapkan penataan pasar. Saat ini sudah dalam proses di Kantor Jasa Penilai Publik serta tahap pengerucutan untuk menentukan pembangunan dan negosiasi harga untuk penyewaan tanah.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono masih menunggu Pemprov DKI mengevaluasi penataan Jalan Jatibaru Raya yang saat ini diterapkan. Saran ini telah disampaikan di diskusi grup terarah.
BPTJ mengusulkan jembatan layang supaya penumpang kereta api dari pintu selatan Stasiun Tanah Abang bisa langsung ke Pasar Tanah Abang. Tujuannya agar penumpang tak ke jalan sehingga mengurangi gangguan di jalan. ”Biaya skybridge ini didanai Pemprov DKI Jakarta. Desainnya juga sudah ada,” katanya.
Bambang mengatakan, waktu pembangunan jembatan layang ini tergantung dari kesiapan Pemprov DKI Jakarta. Adapun untuk saran pengelolaan lalu lintas sudah dipenuhi dengan penyediaan bus transjakarta.
Hasil positif
Evaluasi terakhir Pemprov DKI Jakarta terhadap kebijakan Tanah Abang tertanggal 9 Februari menunjukkan hasil yang positif. Jumlah laporan lalu lintas diklaim turun 7 persen ketimbang minggu keenam penataan. Jumlah ini juga menurun 38 persen dibandingkan dengan periode sebelum adanya penataan.
Dibandingkan dengan minggu keenam, penurunan paling signifikan terjadi hari Sabtu. Namun, juga ada peningkatan signifikan pada hari Kamis. Penurunan paling signifikan adalah laporan kemacetan tinggi dan kemacetan sedang.
Terdapat 10 titik kemacetan di kawasan Tanah Abang. Rata-rata waktu perjalanan dari sekitar 1 kilometer menuju Pasar Tanah Abang bertambah sekitar 4 menit. Angka ini diklaim lebih rendah 7 persen dibandingkan dengan sebelum penataan. (IRE)