JAKARTA, KOMPAS — Hingga akhir pekan ini, pihak kontraktor kereta ringan (LRT) Jakarta terus mempertahankan pengelolaan berbasis keselamatan kerja di proyeknya seusai kejadian span di pier 28-29 patah dan ambruk, Senin (22/1) dini hari. Wilman Sidjabat, Manajer Proyek LRT Jakarta, menjelaskan, untuk keselamatan kerja di proyek LRT milik PT Jakarta Propertindo, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Wijaya Karya selaku kontraktor utama intensif sekali berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya direktorat jembatan.
Koordinasi yang dilakukan di antaranya mengenai metodologi kerja, mengenai pengawasan bagaimana, mengenai langkah-langkah perbaikan bagaimana.
”Itu sudah kami lakukan sebelum Pak Menteri PUPR mengeluarkan moratorium itu. Kami sudah terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar saat pelaksanaan pengangkatan box girder lagi tidak terulang,” kata Wilman.
Sesuai jadwal, box girder untuk mengisi pier 28-29 yang patah saat ini sedang dalam persiapan. Dijadwalkan, minggu depan sudah bisa diangkat.
Supaya pengangkatan kedua berhasil, dilakukanlah koordinasi intensif itu. Selain itu, akan ada uji pengangkatan beban (load test) sebagai bagian persiapan pengangkatan untuk memenuhi persyaratan.
”Kalau moratorium itu sendiri, kan, maksudnya untuk me-review keselamatan suatu proyek. Makanya proyek ini diberikan perhatian lebih, dikawal bersama-sama, pelaksanaan juga diawasi bersama-sama sehingga meningkatkan kepastian bahwa proyek ini aman,” terang Wilman.
Itu sebabnya, untuk proyek LRT Jakarta, begitu terjadi kejadian tersebut, Jakpro memastikan sudah jauh jauh hari dimonitor. ”Dari sejak kejadian itu langsung dipastikan langkah-langkah perbaikan,” katanya.
Untuk memastikan aspek safety, lanjut Wilman, Jakpro dan Wika ada analisis keselamatan kerja (job safety analysis). ”Dari metoda kerja yang dibuat, langkah-langkah safety-nya seperti apa. Dan juga dilakukan pengecekan di peralatan dan di mesin yang akan digunakan,” ujar Wilman.
Setelah insiden, proyek LRT Jakarta dari Kelapa Gading ke Rawamangun sejauh 5,6 km terus berproses. Pekerjaan keseluruhan mencapai 60 persen.
Di pekerjaan track atau jalur kereta, pekerjaan pemasangan bantalan rel dilakukan. Selain itu, juga pemasangan rel. Untuk stasiun saat ini tengah dikerjakan pengecoran platform atau peron stasiun yang juga lantai stasiun. (HLN)