JAKARTA, KOMPAS -- DKI Jakarta memiliki 108 waduk, danau, dan situ. Namun, belum ada desain besar revitalisasi dan pemanfaatan sumber air permukaan itu.
Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup DKI Jakarta Blessmiyanda, Selasa (27/2), mengatakan, rencana yang sudah ada saat ini adalah rencana induk Dinas Sumber Daya Air. Itu pun baru sebatas pemeliharaan rutin sesuai tugas pokok dan fungsi.
Saat ini rencana induk itu baru akan disusun yang diawali dengan riset kondisi danau, waduk, dan situ yang ada. ”Belum ada data berapa danau yang kondisinya bisa dikembangkan seperti Danau Sunter,” katanya di Jakarta.
Sejauh ini penataan Danau Sunter merupakan bentuk penataan sporadis yang bisa jadi contoh karena dinilai sukses. Namun, penataan danau-danau di Sunter perlu dilanjutkan agar optimal fungsi dasarnya.
Di Sunter terdapat beberapa danau. Namun, masih terjadi banjir di sana dua bulan terakhir. ”Di Sunter ada beberapa danau seukuran Danau Sunter yang digunakan lomba renang. Nyatanya, masih banjir,” kata Blessmiyanda.
Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan, khusus Danau Sunter, penataan intensif dilakukan dua bulan sebelum Festival Danau Sunter, Minggu lalu. Penataan itu berupa pengerukan dan penguatan bantaran.
Dari sisi kualitas, air Danau Sunter cukup terjaga karena masih ada tujuh mata air di sana. ”Jadi, relatif masih baik,” ujarnya. Penataan akan dilanjutkan, di antaranya Sunter Selatan, Sunter Utara, Tomang, Brigif, dan Rambutan.
Kembalikan fungsi
Menurut Blessmiyanda, prioritas penataan serta pemanfaatan danau dan waduk seharusnya mengembalikan fungsinya, yaitu penampung atau parkir air untuk mengurangi potensi banjir.
Saat ini, fungsi utama itu tidak optimal karena sebagian besar waduk, danau, dan situ di DKI mengalami pendangkalan dan pencemaran karena limbah dan sampah. Pengerukan sedimen dan pembersihan sampah harus terus-menerus dilakukan.
Saat ini, Pemerintah Kota Jakarta Utara merencanakan pengembangan kawasan danau dan waduk di wilayahnya untuk menghidupkan wisata. Menjaga ketertiban dan kebersihan kawasan itu serta memastikan akses bagi publik tetap gratis menjadi perhatian Pemkot.
Wakil Wali Kota Jakarta Utara Junaedi mengatakan, terdapat 12 danau dan waduk di wilayahnya, antara lain Danau Sunter bagian timur—yang Minggu lalu digunakan Festival Danau Sunter, Danau Sunter bagian barat, Waduk Pluit, Waduk Cincin, dan Waduk Rawa Badak.
Rencana Sunter
Setelah festival, penataan Danau Sunter masih berlanjut agar terus jadi magnet wisatawan di Ibu Kota. ”Penataan akan dilanjutkan, antara lain pembuatan turap di sisi utara yang kami anjurkan sepanjang lebih dari 1 kilometer. Ada juga penataan jalur pedestrian,” ucap Junaedi.
Selain itu, Pemkot Jakarta Utara juga akan mengatur pedagang kaki lima (PKL) agar bisa berjualan di atas trotoar, tetapi hanya malam hari. Lalu, menata lokasi parkir.
Sebelum Sunter ditata awal Januari lalu, bangunan-bangunan liar berdiri di sempadan danau dan digunakan PKL serta pengelola kafe. Bangunan-bangunan itu dibongkar. Untuk mencegah bangunan liar berdiri lagi, Pemkot menyiagakan anggota satuan polisi pamong praja di sana.
Selain Sunter, Junaedi menambahkan, Waduk Cincin di dalam kompleks Taman Bersih, Manusiawi, Berwibawa (BMW) juga diproyeksikan menjadi objek wisata danau. Pihaknya sedang mempelajari, antara lain, agar akses danau oleh publik tetap gratis meski bekerja sama dengan pihak ketiga.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Utilitas Propertindo (JUP) Chairul Hakim memastikan pihaknya berkomitmen senantiasa menjaga kebersihan dan keasrian Taman Kota Waduk Pluit di pinggir Waduk Pluit, Jakarta Utara. Taman seluas 6 hektar itu ada di lahan milik PT Jakarta Propertindo, induk dari PT JUP. (IRE/HLN/JOG)