Sistem Tiket Daring Lambat, Menteri Perhubungan Tak Puas
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Minggu (4/3), menyatakan, sistem tiket dalam jaringan yang diterapkan di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, belum sesuai harapan. Masih banyak perusahaan otobus yang belum bersedia bergabung ke dalam sistem. Padahal, sistem tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada penumpang.
Sejak diluncurkan pada Agustus 2017, sistem tiket dalam jaringan (daring) diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan penumpang. Namun, setelah hampir setahun berjalan, sistem tiket daring itu belum dilirik penumpang bus.
Dengan sistem tiket daring tersebut, penumpang dipermudah dalam memesan tiket. Selain itu, penumpang juga tidak perlu mengantre lama saat membeli tiket. Sistem tiket daring di Terminal Pulogebang hendak menyerupai mekanisme pemesanan tiket kereta api dan pesawat.
”Setelah saya cek, ternyata ini belum sesuai harapan. Saya akan kembali melakukan pemeriksaan minggu depan. Semoga hasilnya lebih baik,” ujar Budi Karya, saat kunjungan kerja ke Terminal Pulogebang.
Menurut Budi, setelah sempat mencoba memesan tiket melalui mesin anjungan tiket mandiri, ia merasakan waktu pelayanan masih cukup lama. Budi Karya berharap waktu pemesanan tiket melalui mesin tersebut bisa dipersingkat.
Selain itu, Budi juga mengatakan masih banyak perusahaan otobus (PO) yang belum bergabung ke dalam sistem tiket daring itu. Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Pulogebang Ismanto menjelaskan, total terdapat 120 PO yang ada di Terminal Pulogebang. Sebanyak 20 PO sudah terintegrasi ke dalam sistem dan sisanya belum bersedia bergabung.
”Banyak alasan PO belum bergabung antara lain karena ada konsep terminal bayangan dan mereka kaget karena tiba-tiba harus menjadi agen bergawai. Mereka merasa kenyamanannya terusik karena kulturnya juga beda. Merangkul 120 PO itu bukan perkara mudah,” kata Ismanto.
Ismanto menyampaikan, saat ini terdapat tiga mesin anjungan tiket mandiri. Ke depan pihaknya akan menambah dua mesin tambahan. Dengan menerapkan sistem tiket daring, segala proses pemesanan tiket menjadi lebih mudah dan transparan. Penumpang pun tidak perlu antre berlama-lama. Kapasitas kursi bus yang tersedia juga bisa diakses melalui sistem tiket daring. (DD10)