Ojek Daring Butuh Tempat Singgah untuk Beristirahat
Oleh
DD12
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tindakan bergerombol pengendara ojek daring saat menunggu penumpang seringkali menyebabkan kemacetan. Oleh karena itu, dibutuhkan tempat persinggahan yang layak sehingga ojek daring bisa beristirahat atau menunggu penumpang tanpa harus mengganggu ketertiban di jalan. Titik persinggahan ini juga bisa membantu kepolisian mengawasi ojek daring.
Kasubdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya AKBP Wahyuni, Rabu (7/3) menyatakan, Kepolisian mengingatkan ojek daring untuk tidak bergerombol karena dapat menimbulkan kemacetan. Oleh karena itu, dibutuhkan titik kumpul berupa persinggahan sementara yang disediakan, bukan pinggir jalan.
“Kendaraan online ini luar biasa banyaknya. Kita baru saja keluar rumah, semuanya sudah terlihat hijau karena seragam-seragam mereka. Di depan sekolah, mall, pasar-pasar, semua hijau. Oleh karena itu, kami berusaha untuk sosialisasi untuk tidak parkir sembarangan dan tidak bergerombol sehingga memakan badan jalan,” kata Wahyuni dalam pembukaan Grab Lounge di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Grab Lounge sendiri merupakan tempat beristirahat yang disediakan Grab Indonesia untuk mitra ojek daring. “Saya harap tidak hanya Grab, semua layanan ojek daring memiliki tempat peristirahatan sehingga mereka bisa melayani penumpang tanpa kelelahan. Masyarakat ingin sampai tujuan dengan cepat, nyaman, dan sampai dengan selamat,” ujarnya.
Kepala Seksi Sarana dan Angkutan Dirlantas Polda Metro Jaya AKP Enny menambahkan, titik kumpul yang paling sering terlihat ada di kawasan Jakarta Selatan, mulai dari Setia Budi hingga Tebet. Beberapa titik kumpul juga terlihat di sekitar stasiun Kereta Api.
“Jika ada rumah singgah, kami bisa lebih mudah memantau. Apalagi ojek daring ini melayani masyarakat. Jadi, tidak hanya diri sendiri, pengendara juga harus memperhatikan penumpang dan pengguna jalan lainnya. Meningkatkan penghasilan boleh, tetapi keselamatan tetap yang utama,” tuturnya.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan, Grab Lounge dibangun sebagai tempat beristirahat pengendara ojek daring dari Grab. Ia berujar, dengan adanya tempat ini, mitra Grab tidak parkir bergerombol di pinggir jalan dan menyebabkan kemacetan seperti yang terlihat di beberapa tempat.
Riza (23), pengendara ojek daring, berpendapat, adanya tempat istirahat bisa mengurangi beban perjalanan di jalanan Jakarta yang cenderung padat dan melelahkan. “Saya juga berharap di tempat tersebut ada fasilitas yang bisa me-refresh otak, tempatnya enak dan asik. Jadi bisa mengurangi kelelahan,” tuturnya.
Pengawasan
Wayuni menyatakan, titik kumpul yang disediakan juga bisa memudahkan kepolisian mengawasi pergerakan . Jika ada pelanggaran yang dilakukan ojek daring, kepolisian bisa mendeteksi dengan cepat. “Sehubungan dengan kasus yang kemarin, kami masih mengembangkan kasus. Kalau ada tempat singgah seperti ini, pastinya akan lebih cepat terdeteksi,” ujarnya.
Kasus yang disebutkan Wahyuni adalah pengrusakan mobil oleh rombongan ojek daring di kawasan terowongan Senen, Rabu (28/2) silam. Perusakan ini direkam dalam video dan menjadi viral di media sosial. Dari kasus ini, kepolisian baru mengungkapkan dua tersangka pengrusakan, yaitu SN dan UY. Padahal, dalam video, terdapat lebih dari dua orang yang merusak kendaraan korban.
Ridzki Kramadibrata berujar, kejadian tersebut adalah bagian dari dinamika emosi di jalanan. Untuk rekrutmen, ia menyatakan tidak ada yang perlu diubah. Semua pengemudi harus membawa surat keterangan catatan kepolisian jika ingin mendaftar di Grab.
Grab Lounge ini, tutur Ridzki, berguna untuk meredam emosi mitra pengemudi yang lelah berada di jalan. Fasilitas yang diberikan seperti ruangan yang luas, penjualan makanan yang murah, tempat ibadah, dan lainnya, diharapkan mampu merelaksasi pikiran mitra Grab.
“Tidak ada yang salah dengan aktivitas rombongannya, karena ini adalah bentuk solidaritas mengantarkan jenazah rekan sesama ojek daring. Yang harus diperhatikan adalah caranya, yaitu tidak boleh menutupi jalan, tidak boleh emosi, dan menghormati pengendara lain,” tuturnya.
Saat ini Grab dan kepolisian masih mencari tersangka lain yang terlibat. Ridzki menyatakan, Grab tidak akan membiarkan mitra pengemudi melakukan pelanggaran, dan akan memberikan sanksi tegas untuk setiap pelanggar tata tertib lalu lintas.