Lebih dari seribu kios terbakar pada kebakaran yang melanda Blok I dan Blok II Pasar Senen pada Januari 2017. Pedagang dipindahkan ke Blok V Pasar Senen. Pemindahan ini dilakukan menyusul bangunan lama Blok I dan II yang kini tengah dalam proses persiapan pembangunan kembali.
Sigit (35), pemilik kios konfeksi, mengatakan, pendapatannya menurun hingga 75 persen. ”Dulu Rp 40 juta sebulan, sekarang hanya Rp 10 juta-Rp 15 juta,” kata Sigit, Kamis (8/3) siang.
Ia mengatakan, pengunjung belum familiar dengan lokasi-lokasi kios langganan mereka. Selain itu, sinyal operator telekomunikasi tidak dapat mencapai lokasi pedagang di lantai dasar Blok V tersebut. ”Sinyal tidak sampai ke sini. Bagaimana pengunjung bisa menghubungi kami?” kata Sigit.
Di Blok V Pasar Senen, pengunjung memang lebih sepi dibandingkan dengan Blok IV yang berada di sebelahnya. Selain itu, di lorong-lorong selebar kurang dari 1 meter, penjaga toko lebih banyak terlihat daripada pengunjung. Fasilitas Blok V juga dinilai lebih buruk dibandingkan blok sebelahnya itu. Blok IV memiliki penyejuk ruangan.
Hal yang sama disampaikan Meihua (70). Pedagang gorden ini mengatakan, dulu ketika masih di Blok I, dirinya bisa mendapat Rp 2 juta per hari. Namun, sekarang, baru mendapat Rp 100.000 per hari. ”Bahkan hari ini belum ada yang laku,” katanya.
Ia mengatakan, hal ini disebabkan pedagang kain yang dulu menjadi bahan pembuatan gorden pindah ke tempat lain. Dulu, Meihua dapat membeli bahan langsung dari sesama pedagang Blok I. Namun, kini, ia baru bisa mendapatkan bahan setelah memesan dari pedagang luar.
”Mereka pindah ke Cempaka Mas. Soalnya di sini, los yang disediakan tidak muat untuk rol kain besar,” kata Meihua. Meihua dan pedagang lain mendapatkan kios berukuran 2 meter x 2 meter. Dulu, di Blok I ia memiliki kios berukuran 6 meter x 3 meter.
Sejak pindah di Blok V pun Meihua harus memecat satu pegawainya. Kini ia menjaga kiosnya sendiri. Meihua kini khawatir tidak dapat bertahan sebelum Blok I dan Blok II selesai dibangun. Ia mendapat kabar bahwa pembangunan akan selesai pada 2020. ”Dibilangin sih di sini tiga tahun,” kata Meihua.
Sementara Sigit belum mendapat kabar jelas. Ia pun menunggu kejelasan dari pengelola, mengenai berapa lama ia harus berada di sana. Namun, Koordinator Trade Center PT Pembangunan Jaya Edi Santoso tidak dapat dihubungi hingga Kamis malam.
Berita harian ini, 20 September 2017, menyebutkan, akhir tahun lalu itu, sisa bangunan Blok I dan II yang terbakar mulai dirobohkan. Pembangunan gedung baru akan dimulai 2019.
Edi Santoso kala itu mengatakan, pembongkaran itu menindaklanjuti hasil kajian konsultan konstruksi Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Ganeshatama. Konsultan menemukan retakan pada struktur beton, pelat, dan kolom bangunan. Jika tidak segera dirobohkan, bangunan itu membahayakan. (DD17)