JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau Badan Pengelola Aset Daerah mempercepat proses penghapusan aset di lingkungan dinas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Isnawa Aji, Senin (26/3), menyampaikan hal itu terkait menumpuknya truk-truk yang rusak dan sudah tidak digunakan, juga alat berat di dinas yang dipimpinnya. Tumpukan bangkai truk itu berasal dari kendaraan rusak sejak akhir 1990-an.
”Kalau bangkai-bangkai kendaraan dinas kami cepat dilelang BPAD, kendaraan operasional kami bisa terparkir di lahan parkir yang kini dipenuhi bangkai kendaraan,” kata Isnawa.
Melihat perkembangan belakangan, Isnawa mengusulkan agar penghapusan aset dilakukan oleh dinas masing-masing. ”Masalah aset yang sudah rusak dan seharusnya dihapus dari daftar bukan hanya menjadi masalah kami, melainkan juga masalah rekan-rekan dinas lain. Kalau ini bisa segera dibereskan, akan banyak lahan dan ruang kantor yang bisa dimanfaatkan,” ucap Isnawa.
Saat ini di Jakarta Barat ada 89 truk sampah yang sudah menjadi bangkai, dan mangkrak puluhan tahun. Truk menumpuk di halaman parkir kantor Suku Dinas KLH dan Asrama Dinas KLH Bambu Larangan, Pegadungan, Cengkareng, Jakarta Barat.
”Tadinya kami punya 38 dipo sampah, tetapi sekarang yang bisa digunakan cuma 34 dipo karena dipo lainnya untuk penampungan truk,” kata Kasudin KLH Jakarta Barat Edy Mulyanto di tempat terpisah. Meski demikian, ia mengakui kondisi ini belum menghambat sistem pembuangan dan pengolahan sampah di wilayahnya.
”Kalau untuk pengiriman sampah ke Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, sebab jumlah armada kami sudah cukup. Yang merepotkan buat kami, tumpukan bangkai membuat truk-truk sampah harus kami parkir di kantor kantor kecamatan, dan beberapa tempat lain,” ujar Edy.
Di beberapa wilayah kecamatan yang padat penduduk, terparkirnya truk-truk sampah membuat lingkungan makin kumuh dengan aroma tak sedap. Edy menjelaskan, saat ini setiap kecamatan memiliki 32 sampai 35 truk sampah.
”Sebagian truk sampah ini kami parkir di sekitar kantor kecamatan atau tempat lain di lingkungan kecamatan yang bersangkutan. Apa boleh buat, suasana lingkungan menjadi sumpek dan bau sampah dari bak truk,” ujar Edy.
Bank sampah
Pada bagian lain, Edy menjelaskan, program bank sampah yang dikembangkan di wilayahnya saat ini sudah meraih omzet Rp 2 miliar terhitung Agustus 2017 sampai Februari 2018. Bank sampah ini berasal dari 56 kelurahan.
Bank sampah Jakarta Barat terdiri dari satu bank induk di asrama Sudin KLH di Bambu Larangan, Cengkareng, dan 644 bank sampah unit yang tersebar di kelurahan dan RW. Edy mengatakan, dalam waktu dekat dinas KLH akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat kurikulum bermateri pengolahan sampah organik. Bersamaan dengan itu, Sudin KLH akan mendirikan bank sampah organik.
”Selama ini kan bank sampah kami adalah bank sampah nonorganik,” ucap Edy. (WIN)