Pengguna Kendaran Pribadi Berangkat Lebih Pagi dan Beralih Pintu Tol
Oleh
Amanda Putri N
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS – Seminggu uji coba ganjil genap plat nomor kendaraan yang melintas di ruas tol Jagorawi dan Tangerang-Jakarta, sebagian pengguna kendaraan pribadi cenderung memilih berangkat lebih pagi dan beralih melalui pintu tol lain. Hasil hampir sama ditemukan pada evaluasi uji coba sejenis yang dilakukan di ruas tol Jakarta-Cikampek, khususnya di pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur.
Uji coba akan diteruskan hingga peraturan menteri soal kebijakan penanganan kemacetan di ruas tol Jagorawi dan Jakarta-Tangerang terbit awal Mei 2018. "Kami punya data hasil evaluasi satu minggu ini," kata Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo, Minggu (22/4).
Uji coba pelaksanaan sistem ganjil genap di dua ruas tol itu diterapkan di tiga pintu tol, yaitu gerbang tol Cibubur 2 untuk ruas Jagorawi, serta di gerbang tol Tangerang 2 dan Kunciran 2 di ruas tol Jakarta-Tangerang. Pelaksanaan ganjil-genap berlangsung pukul 06.00-09.00. Bersamaan dengan itu disediakan lajur khusus bus. Di ruas Jakarta-Tangerang juga dilakukan pembatasan kendaraan berat pada waktu yang sama.
Hasil evaluasi, kata Budi, terjadi penurunan jumlah kendaraan di gerbang tol yang dilakukan pembatasan ganjil genap. Di gerbang tol Cibubur 2 misalnya, jumlah kendaraan turun dari 7.719 kendaraan menjadi 5.528 kendaraan atau 28,39 persen. Adapun di gerbang tol Tangerang 2 dan Kunciran 2, jumlah kendaraan turun dari 6.738 kendaraan menjadi 4.984 kendaraan atau 26,3 persen.
Di saat yang sama, di Jagorawi, jumlah kendaraan yang berangkat lebih awal (04.00-06.00) naik 4,49 persen atau dari 3.428 kendaraan menjadi 3.582 kendaraan. Adapun jumlah kendaraan yang melintas di gerbang tol Cimanggis naik 11,6 persen dari 1.930 kendaraan jadi 2.155 kendaraan.
Di ruas tol Jakarta-Tangerang, kendaraan yang berpindah waktu berangkat menjadi lebih pagi tercatat 10,07 persen atau naik dari 2.712 kendaraan menjadi 2.985 kendaraan. Adapun kendaraan yang berpindah rute melalui Karawaci 2, Karawaci 4, dan Karang Tengah Barat 2 diidentifikasi naik dari 8.184 kendaraan menjadi 8.499 kendaraan atau 3,85 persen.
Kecepatan bertambah
Budi menyebutkan, secara umum, rata-rata volume kendataan yang melintas di Jagorawi turun dari 5.436 kendaraan per jam menjadi 4.385 kendaraan atau 19,33 persen, sedangkan kecepatan rata-rata naik dari 31,65 km/jam menjadi 39,63 km/jam.
Volume kendaraan yang melintas di ruas Jakarta-Tangerang (Kunciran-Tomang) juga turun dari 4.340 kendaraan per jam menjadi 3.167 kendaraan atau turun 27,03 persen, sedangkan kecepatan meningkat dari 22,09 km/jam menjadi 29,83 km/jam.
Mengenai seberapa besar pengguna kendaraan pribadi yang beralih menggunakan angkutan umum, hingga kini BPTJ masih belum memiliki data lengkapnya. Namun, tingkat keterisian penumpang (load factor) bus premium yang berangkat dari Cibubur naik sekitar 10 persen, sedangkan bus premium dari Tangerang naik sekitar 5,0 persen.
Rata-rata tingkat keterisian penumpang bus di Jagorawi meningkat dari 64,87 persen menjadi 75 persen meskipun jumlah penumpang per hari menurun dari 1.676 orang per hari menjadi 1.636 per hari. “Jumlah penumpang dan trip menurun karena pada hari pertama uji coba, bus premium tidak bisa beroperasi karena bus didemo pengemudi angkutan kota,” kata Budi.
Sementara itu di ruas Jakarta-Tangerang, jumlah penumpang bus premium meningkat dari 740 orang per hari menjadi 889 orang per hari. Tingkat keterisian penumpang bus juga naik dari 54,4 persen menjadi 59,4 persen. Diharapkan ke depan semakin banyak pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan transportasi massal.
Puspa (30), salah satu pegawai negeri sipil yang tinggal di Cikokol, Kota Tangerang, dan bekerja di Jakarta mengatakan, setelah pemberlakuan sistem ganjil genap, ia kini lebih memilih mengandalkan bus antar jemput yang disediakan kementerian tempatnya bekerja ketimbang menggunakan mobil pribadinya.
“Sebelumnya, ya, masih sering pakai mobil karena bareng suami. Sekarang karena tidak bisa tiap hari, jadi naik bus saja,” ungkapnya.
Namun, Puspa juga mengatakan, meski lebih cepat melintas di tol Jakarta-Tangerang, bus tetap terkena macet di Tomang menuju tol dalam kota. Ia berharap hal itu dapat segera diatasi agar pekerja , agar pekerja sepertinya tetap dapat mencapai tempat kerja dengan nyaman dan tepat waktu.