Jakarta itu melting pot alias cawan peleburan. Tak heran, bila kita bisa berpetualang menyaksikan pelbagai kegiatan Nusantara di Ibu Kota. Akhir pekan ini menjadi waktu yang pas untuk menjelajah Jakarta sembari merasakan aneka seni, budaya, dan atraksi dari Betawi, Minangkabau, dan Aceh.
Jakarta Culture Fest 2018 bakal menyajikan budaya Betawi. Acara berlangsung di sepanjang Jalan Raya Rawa Domba, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (12/5) dan Minggu (13/5) pukul 09.00 hingga 22.00. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan beragam pertunjukan seperti Pagelaran Budaya Betawi dan Budaya Nusantara. Ada pula 100 tenant yang memamerkan produk unggulan, kerajinan, dan kuliner Betawi.
"Dalam rencana, acara ini dibuka Wakil Gubernur DKI Jakarta," kata Lina, bagian marketing Jakarta Culture Fest 2018, Kamis (10/5/2018). Ia mengatakan, terkait penyelenggaraan itu, sepanjang Jalan Duren Sawit akan ditutup.
Di Jakarta Utara, Pemerintah Jakarta Utara menggelar Betawi on Stage di Waduk Rawa Badak, Jalan Kali Inspeksi, Sunter, mulai Jumat ini hingga Minggu. Dalam acara yang berlangsung pukul 09.00 hingga 22.00, pengunjung bisa menyaksikan dan menikmati berbagai hiburan bernuansa Betawi seperti pencak silat, ondel-ondel, dan palang pintu.
Marawis, qosidah, gambang kromong, lenong, pencak silat Betawi, serta band Betawi juga akan ditampilkan di sini. Aneka produk kerajinan Betawi juga ditawarkan ke pengunjung.
Sementara di Jakarta Selatan, Ikatan Warga Betawi Kebagusan (IWBK) menggelar Ken\'ceng Kebagusan Festival 2018 di Jalan Raya Kebagusan, Sabtu dan Minggu pukul 08.00 hingga 22.00. Selain menampilkan seni Betawi, pengunjung juga bisa mencicipi kuliner khas Betawi di antaranya dodol Betawi.
Minangkabau dan Aceh
Beralih ke Sumatera Barat. Kampoeng Minang yang digerakkan empat anak muda perantau Minang menggelar Ancol Kampoeng Minangkabau Festival (AKMF) 2018 pada tanggal 10–13 Mei 2018 di Ancol Lagoon, Jakarta Utara. Pengunjung bisa melihat kesenian khas Minangkabau seperti arak-arakan, tambua tansa dan makan bajamba, rabab tradisional, salawat dulang tradisional, Festival 1000 Randai, permainan tradisional, serta tarian tradisional.
Kebiasaan merantau pada masyarakat Minangkabau menginspirasi Amertha Bhavani, Seni Gerak Budaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mementaskan Pagelaran Tari 2018 bertajuk Rantau. Acara dihelat di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Minggu pukul 19.00.
Tari ini berkisah tentang seorang pemuda Minang yang meninggalkan keluarga dan kekasihnya untuk merantau, mencari pengalaman, serta penghidupan. Rentetan rintangan yang dihadapi pemuda itu di tanah rantau, memaksanya berpindah-pindah dan membuatnya nyaris menyerah. Di ambang keputusasaannya, sang kekasih memintanya segera pulang dan menikahinya. Apabila tidak, ia akan segera dijodohkan dengan lelaki lain. Namun, pemuda itu tidak berani pulang dan menikahi kekasihnya lantaran dia belum jadi apa-apa. Pemuda ini hanya bisa memohon agar kekasihnya bisa menunggu.
Untuk mengetahui kisah ini secara lengkap, penonton cukup membeli tiket seharga Rp 85.000-Rp 150.000.
Masih di TIM, Panggong Aceh Multi Media ke 2 tahun 2018 digelar di Gedung Teater Kecil, TIM, Jumat ini pukul 20.00. Dua pertunjukan disiapkan yakni hikayat berbahasa Aceh oleh Muda Balia dari Kabupaten Aceh Barat Daya (Jumat) dan pembacaan dan musikalisasi puisi berjudul Kepada Yang Terhormat karya penyair Din Saja dari kota Banda Aceh (Sabtu).
Hikayat berbahasa Aceh berjudul Dangdeuria, mengkisahkan seorang Raja Tuha di Aceh Barat Daya yang mempunyai 2 putra yang berseteru memperebutkan tahta kerajaan. Muda Balia yang membawakan hikayat ini, pernah memecahkan rekor Muri berhikayat selama 46 jam tahun 2010.