Penipuan Berkedok SMS Berhadiah Kembali Makan Korban
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua tersangka kasus penipuan berkedok SMS berhadiah ditangkap Polres Metro Jakarta Selatan di Sulawesi Selatan, awal April lalu. Dengan modem yang dirakit sendiri, pelaku bisa mengirim pesan singkat ke 2.000 nomor ponsel dalam waktu bersamaan.
Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Sartono mengatakan, kasus ini terungkap saat seorang korban yang bernama Sulastri (33) merasa tertipu oleh pengirim pesan singkat berhadiah Rp 100 juta. Warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, itu yakin SMS dikirimkan oleh agen pulsa resmi M-Kios karena terdapat tautan (link) pada SMS tersebut. Saat dibuka, di dalam tautan itu terdapat daftar nama pemenang undian. Korban lalu mentransfer uang kepada pelaku sebanyak dua kali senilai Rp 9 juta dan Rp 11 juta.
”Setelah dilacak, ternyata nomor pelaku itu ada di lokasi Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Tim Polres Metro Jakarta Selatan bekerja sama dengan Polda Sulsel dan berhasil menangkap tersangka RD (38) dan AM (28),” ujar Budi kepada wartawan, Jumat (11/5/2018).
Selain RD dan AM, polisi juga masih memburu seorang lagi yang berinisial A. Diduga A adalah bos yang memerintah RD dan AM untuk melakukan penipuan berkedok SMS berhadiah itu.
Budi menambahkan, RD dan AM mengaku baru tiga minggu terakhir melakukan penipuan berkedok SMS berhadiah. Bermodalkan 4 laptop, 4 port USB, 80 USB, dan ratusan nomor ponsel operator Telkomsel, mereka mengirimkan ribuan SMS ke nomor acak. Untuk meyakinkan korban, mereka juga membuat situs web palsu dengan mengatasnamakan agen resmi M-Kios dari operator Telkomsel.
”Mereka mengaku baru tiga pekan bekerja sebagai pengirim SMS dengan kedok berhadiah Rp 100 juta. Dari tiga minggu itu, mereka sudah mendapat hasil Rp 3 juta,” ucap Kepala Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus M Tamuntuan.
Selain menginterogasi pelaku, polisi juga akan memanggil operator untuk mengonfirmasi temuan ini. Polisi pun akan bertanya, apakah ada indikasi pencurian data pelanggan dari operator telepon seluler tersebut.
Menurut Budi, meskipun sudah jamak dilakukan, banyak orang yang mudah terpancing penipuan ini karena tergiur ingin mendapatkan uang dengan mudah. Ia mengimbau warga tidak mudah percaya terhadap nomor asing yang kerap mengirimkan SMS berkedok hadiah ratusan juta rupiah.
Sebelum menanggapi SMS dari nomor asing itu, warga diharapkan sudah mengonfirmasi kebenaran undian berhadiah kepada nomor resmi operator bersangkutan. Jangan sampai, hanya karena tergiur uang ratusan juta rupiah, warga dengan mudah diperdaya untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening si penipu.