Kopi Indonesia Sesuai dengan Gaya Hidup Orang Swedia
Oleh
Ratih Prahesti Sudarsono
·2 menit baca
STOCKHOLM, KOMPAS — Pameran The Colours of Indonesia di Hotel Sheraton Stockholm, Senin (14/5/2018) waktu setempat, diawali dengan menampilkan kopi-kopi unggulan dari empat perusahaan. Tamu undangan juga diajak uji citra rasa kopi-kopi tersebut.
Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan Latvia Bagas Hapsoro mengatakan, beberapa tahun tinggal di Swedia dan menyaksikan kebiasaan masyarakatnya ber-fika mendorong dirinya memperkenalkan kopi Indonesia lebih jauh lagi kepada masyarakat Swedia.
”Masyarakat Swedia adalah orang-orang baik. Anda berhak mendapatkan kopi berkualitas baik. Kopi-kopi Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik. Fika juga, tentunya membuka peluang kami berbisnis,” katanya, saat membuka acara pameran.
Fika yang dimaksud Hapsoro adalah tradisi atau kebiasaan masyarakat Swedia minum kopi ketika istirahat kerja atau bersantai. Mereka minum secangkir kopi ditemani kue-kue atau makanan kecil.
”Kayak coffee break-lah. Paling tidak ada tiga kali ber-fika dalam satu hari. Yang diminum, kopi. Teh, enggak laku di sini,” kata Tutut, warga Indonesia yang sudah 7 tahun tinggal di Swedia.
Fika buat masyarakat Swedia bukan duduk sejenak untuk minum kopi, melainkan juga saat untuk sendiri merenung atau berkumpul bersama teman atau keluarga, untuk berdiskusi, tukar pikiran, dan bekerja sama.
Beberapa peserta cupping coffee , yang ditanya kebiasaannya minum kopi, mengatakan, sehari rata-rata minum kopi tiga kali. Ada juga yang menjawab empat sampai lima kali.
Menurut Hapsoro, dengan mengundang para rostery dan para pemilik kafe, diharapkan kualitas kopi Indonesia yang sangat baik tersosialisasikan kepada masyarakat Swedia.
”Saya sendiri tidak menyangka bisa buat acara ini. Kami akan terus memelihara usahawan muda perkopian dan batik agar produknya bisa tembus Swedia,” katanya.
Mereka punya produk, yang sesuai dengan standar gaya hidup masyarakat Swedia, yang mementingkan kualitas, keberlanjutan lingkungan hidup, dan menghargai kehidupan ketika proses produksi dari awal sampai barang jadi, kata Hapsoro.
Empat perusahaan kopi yang ikut dalam pameran ini adalah Koperasi Klasik Beans, Dewaji Coffee, Sembilan Gunung Coffee, dan Komunitas Kopi Nusantara. Master kopinya yang ikut dari perusahaan tersebut antara lain Rocky Nartakusuma, Andhika Ajie Sastua, Iqbal Febrianti, dan Muhamad Zuhri.
Keempatnya, bergantian dan berkesinambungan, memaparkan bagaimana keragaman kopi berkualitas Indonesia, cara mereka menanam dan memelihara kebun kopi bersama petaninya, cara menangani kopi dari saat dipetik hingga pemanggangan biji kopi, serta bagaimana budaya masyarakat di Indonesia dalam menikmati kopi.
Ketika berita ditulis, pameran untuk kopi baru selesai. Kini panitia masih mempersiapkan acara pameran batik. Acara peragaan busana batik akan berlangsung pada malam hari waktu Stockholm.