JAKARTA, KOMPAS – Ribuan pemudik memadati sejumlah tempat di Stasiun Pasar Senen, Minggu(10/6/2018). Jumlah pemudik yang banyak ini belum diikuti dengan tersedianya fasilitas ruang tunggu yang memadai.
Berdasarkan data terakhir keberangkatan Stasiun Pasar Senen (pukul 17.00), sejumlah 25.485 penumpang diberangkatkan dengan 26 kereta api reguler dan delapan kereta api tambahan. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan data pemudik 10 hari menjelang Lebaran (H-10) sampai H-6.
Pada H-10, jumlah pemudik 21.311 orang, H-9 (22.257), dan H-8 sejumlah 23.838 orang. Adapun jumlah pemudik mulai menembus angka 25.000 pada H-7.
Senior Manager Humas PT KAI Daop I Jakarta Edy Kuswoyo mempertimbangkan penambahan ruang tunggu dengan memasang tenda. “Juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat supaya tidak datang terlalu awal sehingga sampai harus menginap di ruang tunggu,” katanya.
Sebelum kereta berangkat, para petugas akan menunduk dan meletakkan tangan kanan di dada kiri. Hal ini merupakan bentuk penghargaan bagi penumpang. “Suatu penghargaan, penghormatan kami dan ucapan terima kasih kami terhadap penumpang bahwa penumpang kereta merupakan prioritas kami,” kata Edy.
Pembatalan tiket
Pembatalan tiket juga masih terjadi di Stasiun Pasar Senen. Tercatat ada 906 nomor antrean yang dilayani hari itu. Sejumlah penumpang pun mengeluhkan loket pembatalan yang tersedia yang hanya empat.
“Tiket dapat diperoleh secara online, tapi mengapa pembatalannya tidak bisa online. Kan lama di antrenya,” kata Siti Yuparikhu (53), pemudik yang membatalkan tiket tujuan Pekalongan.
Hal senada juga dikatakan Surtini (28), yang mengeluhkan sistem pembatalan tiket yang belum bisa daring. “Jumlah loket pembatalan perlu diperbanyak,“ tuturnya.
Edy akan mempertimbangkan penambahan jumlah loket pembatalan. “Sejauh ini dengan empat loket itu penumpang bisa terlayani semua. Akan kami pertimbangkan dulu apakah nanti ada sumber dayanya yang melayani,” kata Edi.
Edy menambahkan, sistem pelayanan daring masih sebatas pada pengaturan jadwal ulang. “Pembatalan tiket kan menyangkut dengan uang, jadi harus ada bukti fisik KTP. Sementara ini, online hanya bisa reschedule,” katanya.
Berharap tiket
Sebagian pemudik tidak mendapatkan kursi saat pemesanan online sejak dibuka 3 bulan lalu. Alternatif yaang ditempuh adalah dengan berharap dari sisa kursi pembatalan tiket.
Pantauan Kompas, sejumlah orang duduk memantau layar data kuota sisa kursi. Sebagian dari mereka tampak sibuk dengan melihat telepon selulernya untuk memastikan di aplikasi KAI.
Seperti Puji (36), sudah menunggu sejak pukul 10.30 untuk mendapatkan tiket tujuan Semarang. Ia berencana untuk berangkat pada tanggal 13. “Kalau misal tidak dapat tiket ini, ya terpaksa mudik dengan bus,” kata Puji.
Wahyu Budi Wibowo (27) memilih cara ini karena ia tidak mendapatkan kuota tiket daring. Ia berencana akan mudik ke Madiun pada tanggal 13 Juni mendatang. “Berharap banget dari sini semoga ada satu kuota tersisa untuk saya ambil,” ujarnya.
Fasilitas difabel
Pemudik difabel juga memiliki hak yang sama untuk dapat mudik menggunakan moda transportasi kereta api. Persiapan itu sudah diantisipasi oleh Stasiun Pasar Senen dengan menyiagakan setidaknya sepuluh kursi roda pada setiap titik.
Pantauan Kompas, di lobi utama Stasiun Pasar Senen terdapat dua kursi roda di samping pintu pemeriksaan tiket. Adapun satu buah kursi roda di dekat pintu luar pos kesehatan.
Ketika dikonfirmasi, paramedis Pos Kesehatan Stasiun Pasar Senen, Riski Apriliana mengatakan, kursi roda tersebut berada di empat titik yaitu, ruang sekuriti, lobi utama, pos kesehatan, dan kantor pengawas peron.
Riski menambahkan, petugas paramedis dan keamanan akan langsung sigap dalam membantu penumpang yang difabel. Apabila ada penumpang yang difabel, pihak keamanan mendorong kursi rodanya untuk sampai di peron yang dituju.
Di Stasiun Pasar Senen, jika pemudik difabel berpindah dari peron satu menuju peron tiga, maka harus melewati jalan aspal kecil penghubung. Jalan penghubung adalah jalan satu-satunya yang bisa dilalui kursi roda. Letak jalan penghubung itu di ujung stasiun. Jarak yang ditempuh untuk berpindah dari pintu pemeriksaan tiket menuju peron tiga lebih kurang satu kilometer. (E01)