Bulan Ramadhan, Okupansi Hotel di Jakarta Menurun
JAKARTA, KOMPAS – Tingkat okupansi hotel berbintang lima di Jakarta selama bulan Ramadan tahun ini berada di bawah 50 persen. Hal ini disebabkan jadwal cuti dan libur Lebaran yang cukup panjang. Sehingga hotel-hotel yang biasanya digunakan untuk kepentingan bisnis atau pun konferensi, okupansinya menjadi berkurang.
Salah satunya, Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat. Menurut Asisten Direktur Penjualan dan Pemasaran, Pudjianto, okupansi hotel dari awal puasa hingga H-1 Lebaran sebesar 35 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yang dapat mencapai 70 persen.
“Orang-orang bisnis kan udah pada cuti, warga Jakarta udah pada pulang kampung. Jadi ya otomatis okupansi pun menurun karena hotel ini biasanya digunakan untuk kepentingan bisnis,” kata Pudjianto, Kamis (14/06/2018).
Berdasarkan pantauan Kompas sekitar pukul 10.00, tidak terdapat tamu yang menikmati fasilitas yang disediakan oleh hotel yaitu, di kebun dan kolam renang. Bagian lobi pun hanya ada tiga tamu yang check-in hingga pukul 14.00.
Pudjianto menambahkan, manajemen hotel juga membuat suatu program untuk libur Lebaran ini yaitu, Escape the Traffic Enjoy Jakarta. Keunggulan dari program ini adalah adanya layanan cuci pakaian secara gratis tanpa maksimum potongan baju setiap harinya. Program ini berlaku sejak 8 hingga 24 Juni 2018.
“Kalau program ini, tamu menginap di kamar tipe deluxe. Setiap harinya mereka mendapat layanan laundry gratis tanpa maksimum potongan baju. Asal cukup dalam satu tas laundry yang disiapkan,” ujarnya.
Target pemasaran pun, lanjut Pudjianto, bukan lagi berfokus hanya kepada masyarakat Jakarta namun lebih kepada masyarakat luar kota. Misalnya masyarakat dari Bogor, Bandung, Tangerang, dan Banten.
Hotel di daerah Thamrin, Hotel Pullman juga mengalami hal serupa. Direktur Komunikasi dan Pemasaran Hotel Pullman Troy Fridatama, mengatakan bahwa selama Ramadan okupansi terendah mencapai 35 persen dari total kamar 427 unit, terutama pada akhir pekan.
"Mengacu pada Sabtu-Minggu lalu (H-6 dan H-5) okupansi hotel hanya mencapai 30 persen. Tren meningkatnya nanti ketika saat hari H Lebaran, biasanya pengunjung merupakan warga Jakarta yang akan berbelanja ke kawasan Thamrin, sementara pengunjung terbanyak kedua adalah warga Bandung yang sudah terbiasa menginap di Jakarta," kata Troy.
Salah satu hotel di Jakarta Selatan pun demikian. Pada tahun 2018, okupansi Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, menurun hingga 30 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Penyebabnya pun sama dengan Hotel Grand Sahid Jaya yaitu, karena jadwal libur Lebaran yang cukup panjang.
Okupansi Hotel Royal Kuningan tahun ini sebesar 40 persen. Sebagai upaya promosi, pihak hotel pun membuat \'Paket Idul Fitri\' dengan gratis kupon masase senilai Rp 75.000. Sejauh ini, promosi Lebaran telah mencapai 15 persen.
Tamu hotel
Seorang wisatawan lokal dari Bogor, Iin Cahyadi (33), menginap di Hotel Grand Sahid Jaya bersama suami, Paulus (40), dan anaknya, Jenifer (8). Ia mengatakan tujuannya ke Jakarta adalah untuk berlibur.
“Iya ini kan Jakarta lagi sepi jadi enak buat jalan-jalan. Anak juga lagi libur. Hari ini sih rencananya mau ke Pekan Raya Jakarta (PRJ),” kata Iin.
Keluarga ini pun mendapatkan upgrade kamar. Sebelumnya mereka memesan kamar tipe deluxe. Namun, karena saat ini sedang low season maka pihak hotel memberikan kamar tipe superior untuk mereka menginap.
Selain Iin, wisatawan asal Lampung, Ellen (47), ia pun mendapat layanan serupa. Kamar tempat menginapnya di-upgrade dari tipe deluxe menjadi tipe superior. Ia bersama anaknya, Ester (17), datang ke Jakarta untuk berlibur.
Untuk harga kamar, para wisatawan ini memesan lewat Traveloka. Mereka pun mendapatkan harga yang jauh lebih murah yaitu Rp 600.000 untuk tipe deluxe. Sementara jika memesan langsung ke hotel, harga yang ditawarkan adalah Rp 1.089.000.
Warga Jakarta pun ada yang menginap di hotel pada libur Lebaran ini. Seorang warga Jakarta yang tinggal di daerah Salemba, Maya Kasiala (38), mengatakan akan menginap dua malam di hotel ini.
Maya menginap bersama suaminya, David Sambur (35), dan ketiga anaknya, Fabian (11), Nagita (4), dan Gloria (2). Alasan mereka menginap adalah untuk liburan dan juga merayakan hasil ujian Fabian.
“Ya buat refreshing aja, ini juga si kakak kan nilainya ujiannya kemarin bagus, jadi sekalian ngerayain,” kata Maya.
Alasan lainnya adalah karena asisten rumah tangga Maya sedang mudik ke Bandung. “Kalau di hotel kan jadi ga usah bersih-bersih rumah. Ditinggal aja dulu, ntar biar sekalian bersihinnya,” kata Maya sambil tersenyum.
Selain hotel bintang lima, tren Lebaran juga menerpa hotel-hotel dengan kelas di bawahnya. Sebagian hotel bisnis yang ada di Jakarta secara umum tidak memasang strategi khusus karena merasa momen Lebaran cukup pendek dan tidak diserap secara masif oleh pengunjung hotel.
Asisten Manager Hotel Clay Rahmat, mengatakan, momen Ramadan dan Lebaran tidak memberi banyak keuntungan bagi hotelnya. Okupansi terbanyak yang hotelnya dapat selama Ramadan hanya sekitar 30 persen dari jumlah kamar 81 unit.
"Kalau Ramadan sendiri walaupun musim rendah permintaan, masih bisa digenjot dengan adanya agenda buka puasa dan paket menginap. Sedangkan untuk Lebaran menurut saya agak sulit untuk dibuat strategi promo, karena momennya terlalu singkat, juga permintaannya tidak banyak bila mengacu pada tahun lalu," ujarnya.
Menurut Rachmat, rata-rata capaian target okupansi hotelnya tahun ini baru 26 persen. Jumlah tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan target mereka yakni 66 persen.
"Kita sudah lihat kecenderungan di Ramadan pasti akan turun, sehingga biasanya kami genjot penjualan di bulan-bulan berikutnya," kata Rahmat.
Sementara itu, tren Lebaran juga memengaruhi okupansi Hotel Amaris yang berada di kawasan pusat perbelanjaan Thamrin, Jakarta Pusat. Okupansi hotel yang dekat kawasan perbelanjaan umumnya tidak benar-benar turun karena pengunjungnya juga merupakan orang-orang yang membeli pakaian secara grosir di kawasan Thamrin.
Supervisor Operasional Hotel Amaris Thamrin Rahmat Priyadi, mengatakan, okupansi hotel selama Lebaran menurutnya masih terhitung stabil. Selama Ramadan masih terdapat sekitar 50 persen okupansi dari jumlah keseluruhan kamar 196 unit. Sementara mendekati Lebaran, jumlah okupansinya jadi turun drastis hingga 20 persen.
"Karena kami masuk kategori budget hotel dan berada di kawasan perbelanjaan, efek Ramadan tidak terlalu berpengaruh. Hanya memang ketika Lebaran pasti jadi sangat sepi. Kami tidak membuat strategi khusus untuk menarik pengunjung selama Lebaran tahun ini karena promo Lebaran di tahun lalu ternyata tidak ada demand dari pengunjung soal itu," kata Rahmat.
Tidak semua terdampak
Okupansi salah satu hotel di daerah Thamrin, Jakarta Pusat tetap stabil. Selama bulan Ramadan ini, okupansi Hotel Artotel tetap mencapai 70 persen. Hal ini dikatakan oleh Asisten Manajer Pemasaran dan Komunikasi Hotel Artotel Ratu Triamarshida.
“Okupansi hotel kami tidak terlalu terdampak pada libur Lebaran ini karena hotel kami menawarkan konsep berbeda,” kata Ratu.
Menurut Ratu, kebanyakan tamu yang menginap di hotel ini adalah mereka yang senang dengan seni. Jadi, bukan persoalan untuk tempat menginap namun untuk mencari desain kamar yang menarik.
Seorang warga Jakarta, Cindy Frizelvia (30), mengatakan bahwa alasan ia menginap di Artotel adalah karena desain kamarnya yang menarik. Ia menginap bersama suaminya selama satu malam.
“Saya taunya dari Google, pas saya liat-liat, menarik juga ya. Suasana kamarnya itu instagram-able banget. Pas juga buat rayain ulang tahun suami saya,” kata Cindy.
Tamu yang menginap di hotel ini beragam. Secara keseluruhan, 60 persen tamu adalah warga lokal, sementara 40 persen lainnya adalah warga asing.
Asian Games 2018
Terkait Asian Games 2018 pada bulan Agustus nanti, kamar di Hotel Grand Sahid Jaya pun sudah penuh. Manajer Pemasaran dan Komunikasi Hotel Grand Sahid Debora Tarigan mengatakan, media-media asing telah memesan kamar di hotel ini.
“Sebanyak 80 persen dari total kamar kami, mulai tanggal 29 Juli – 12 atau 13 September 2018, sudah dipesan oleh media asing dari Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Namun, tidak semua kami berikan, 20 persennya lagi tetap kami proyeksikan untuk pemerintahan,” kata Debora.
Hotel Grand Sahid Jaya dipilih oleh Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) untuk menjadi tempat penginapan media asing. Alasannya, lokasi hotel ini dekat dengan Gelora Bung Karno (GBK), salah satu tempat diadakannya Asian Games 2018. Selain itu juga karena memiliki banyak kamar, yaitu sebanyak 448 kamar telah dipesan oleh media asing.
Selain itu, Hotel Royal Kuningan juga turut menyiapkan kamar untuk tamu Asian Games 2018. Staf Humas Hotel Royal Kuningan Karina Aristi, mengatakan, sudah ada seratus kamar yang dipesan dari Korea Selatan melalui daring. (SHARON PATRICIA/ADITYA DIVERANTA)