JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah memprediksi puncak arus balik Lebaran tahun ini pada 19-20 Juni 2018. Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan di puncak arus balik, pemerintah membuat beberapa skenario guna mengurai kepadatan kendaraan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, Kamis (14/6/2018), mengatakan, saat ini pemerintah sedang mematangkan skenario untuk mengurai kendaraan. Selain contra flow atau lawan arus seperti yang dilakukan saat arus mudik, pemerintah akan melakukan sistem buka-tutup pintu tol sebagai salah satu skenario mengantisipasi kepadatan kendaraan.
Pintu tol akan dibuka-tutup pada puncak arus balik. Waktu penutupannya ketika jumlah kendaraan yang melintas mencapai 800.000 unit.
"Dari jumlah itu, sebanyak 500.000 kendaraan akan diarahkan ke jalan tol. Sisanya, 300.000 kendaraan diarahkan ke jalan arteri.
Menurut Budi, waktu penutupan jalur tersebut disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kemenhub akan membagi kendaraan ke jalan arteri dan jalan tol ketika antrian di pintu masuk tol lebih dari tiga kilometer.
Agar tidak terjadi kecelakaan di jalur arteri, Kemenhub akan menambah petugas di sepanjang jalur arteri menuju Jakarta. Hal tersebut dikarenakan jalur arteri akan dilewati banyak mobil, truk pembawa bahan pokok, dan sepeda motor yang melintas.
"Skenario arus balik ini kami lakukan berdasarkan pelajaran pada puncak kepadatan arus mudik pada H-3 malam hingga H-2 pagi lalu. Pada puncak kepadatan arus mudik itu, kecepatan rata-rata kendaraan di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek menurun, yakni 20,52 km/jam. Kecepatan tersebut menurun dibanding H-4 di ruas jalan tol yang sama, yakni 48,57 km/jam," kata Budi. (SUCIPTO)