JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah warga Jakarta memanfaatkan angkutan umum sebagai moda transportasi untuk bersilaturahmi ke rumah saudara dan kolega. Moda transportasi umum yang digunakan itu adalah taksi konvensional, taksi daring, ojek daring, kereta komuter, dan bus.
Pantauan Kompas, Jumat (15/6/2018) di ruas Jalan Tentara Pelajar dekat Stasiun Palmerah, Jakarta, pada pukul 09.30-10.00, setidaknya 32 unit taksi konvensional yang melewati ruas jalan itu membawa penumpang. Jalanan yang lengang membuat para pengemudi itu memacu kendaraannya kencang. Perusahaan taksi yang terbanyak melewati ruas jalan tersebut adalah Blue Bird.
Kompas mencoba memesan taksi Blue Bird melalui aplikasi Go-Bluebird di kawasan Jalan Rasuna Said, Kuningan menuju Jalan Mampang Prapatan dengan jarak sekitar empat kilometer. Hanya kurang dari dua menit, taksi sudah didapatkan. Jalanan yang dilalui menuju lokasi tampak lengang dan lancar. Tarif taksi itu Rp 20.000.
Dari titik awal keberangkatan yang sama, Kompas mencoba memesan taksi daring menuju kawasan Jalan Mampang Prapatan. Harga yang ditampilkan aplikasi taksi daring itu relatif tinggi, serta ada keterangan ‘tarif lebih tinggi karena banyak permintaan’.
Sesri (30) misalnya, mengaku kesulitan mendapatkan taksi daring di sekitar Stasiun Palmerah. Ia memesan taksi daring hampir duapuluh menit, tapi belum ada pengemudi yang mengambil pesanannya. “Selain susah mendapatkan pengemudi, tarifnya mahal banget,” tutur Sesri yang akan bersilaturahmi ke rumah saudaranya di Menteng.
Sementara itu, di Stasiun Tanah Abang, sebagian besar penumpang perempuan mengenakan pakaian gamis ataupun kaftan, sedangkan penumpang laki-laki mengenakan topi peci dan baju koko. Hal serupa juga terlihat di Stasiun Manggarai. Sebagian besar penumpang yang naik kereta komuter mengenakan pakaian bernuansa Lebaran.
Klaras (29), penumpang kereta komuter yang bersilaturahmi ke rumah mertuanya di Kalideres, lebih memilih menggunakan moda transportasi umum kereta komuter untuk menghindari macet.
“Bersyukur banget selama Lebaran, KRL tetap beroperasi. Ini sangat membantu penumpang seperti saya yang membawa anak kecil,” ujar Klaras.
Dian (37) memilih moda transportasi umum Kopaja untuk bersilaturahmi ke rumah saudaranya. “Setiap tahun, kami pasti naik Kopaja karena lebih irit,” kata Dian.
Angkutan daring
Adapun angkutan daring memberikan tambahan bonus khusus bagi para pengemudinya yang tetap beroperasi pada hari Lebaran. PT Gojek Indonesia, misalnya, memberi iming-iming bagi pengemudi Go-Ride yang beroperasi pada hari Lebaran. Jika mengumpulkan 5 poin, mereka akan memperoleh tambahan Rp 100.000, 10 poin Rp 200.000, 15 poin Rp 300.000.
Sedangkan pada hari biasa, sejumlah pengemudi gojek tetap beroperasi karena mendapatkan bonus khusus pada hari raya Lebaran. Pengemudi Go-Ride Sudrajat (39) mengatakan, dia memilih untuk tetap berkerja pada hari ini karena motivasi mendapat bonus tambahan. “Saya mudik Sabtu besok dan bonusnya bisa buat tambahan mudik,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Suyono (55) dan Wanto (53). Alasan mereka untuk tetap bekerja di hari Lebaran adalah tambahan bonus yang ditawarkan pihak perusahaan. (MELATI MEWANGI)