Peserta Mudik Gratis Sepeda Motor Dipastikan Kembali
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Untuk mengantisipasi kepadatan arus balik, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Budi Setiadi akan berkoordinasi untuk memastikan pemudik gratis sepeda motor dengan kapal laut terangkut kembali ke Jakarta dengan program mudik gratis.
Hal tersebut dilakukan agar volume sepeda motor di jalan nasional tidak bertambah saat arus balik Lebaran. “Pemudik gratis sepeda motor melalui kapal laut harus dipastikan terangkut kembali ke Jakarta,” kata Budi ketika dihubungi Kompas, Senin (18/6/2018).
Data yang dihimpun Kompas, sampai tanggal 13 Juni 2018 ada 9.452 penumpang yang terdaftar sebagai pemudik motor gratis dari kuota 15.200. Jumlah sepeda motor yang didaftarkan tercatat 4.167 dari kuota 7.600 sepeda motor. Jumlah tersebut merupakan data pendaftar program mudik gratis sepeda motor yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta - Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Sebanyak 1.006 penumpang dan 407 sepeda motor sudah diberangkatkan pada H+2 Lebaran dari Semarang-Jakarta. Kepulangan pertama pemudik sepeda motor gratis itu menggunakan KM Dobonsolo.
Tempat istirahat
Bagi pemudik yang mengendarai sepeda motor, Budi mengatakan, ada tempat peristirahatan yang bisa disinggahi di sepanjang jalur nasional. Tempat peristirahatan itu disiapkan oleh Polsek, Polres, dan Koramil. Tempat peristirahatan itu tersebar di sepanjang jalur Pantura, jalur lintas Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Tempat peristirahatan itu dikoordinasikan oleh masing-masing atasan instansi. Contoh tempat istirahat yang terdiri dari berbagai instansi, seperti Polisi, TNI, dan Kementerian Perhubungan ada di Jembatan Timbang,” katanya.
Budi mengatakan, tersedia kamar mandi dan musala di tempat peristirahatan tersebut. Ia berharap tempat-tempat itu digunakan oleh pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.
Setiap tiga jam perjalanan, berhentilah sejenak untuk istirahat. Jangan dipaksakan
“Setiap tiga jam perjalanan, berhentilah sejenak untuk istirahat. Jangan dipaksakan,” ujarnya.
Jalan arteri
Agar kepadatan tidak terjadi di jalan tol, pemudik yang membawa mobil pribadi diimbau untuk melewati juga jalan arteri atau jalan nasional. Hal tersebut dianggap bisa mengurangi kemungkinan kepadatan kendaraan hingga kemacetan di dalam tol ke arah Jakarta.
“Gunakan juga jalan arteri, jangan melulu lewat tol Meskipun sedikit lebih jauh, tetapi bisa mengurangi kepadatan di jalan tol,” kata Budi.
Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan, Budi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polisi Republik Indonesia. Ada empat rekayasa lalu lintas yang disiapkan untuk mengurai kepadatan kendaraan oleh Korlantas yang mengatur kendaraan di lapangan.
Pertama, contraflow atau lawan arus akan dilakukan jika sudah ada antrean kendaraan sampai tiga kilometer dengan kecepatan antara 10-20 km per jam dan berjalan tersendat-sendat.
Kedua, contraflow permanent atau lawan arus permanen akan dilakukan jika antrian kendaraan lebih dari tiga kilometer. Hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama di beberapa ruas jalan sampai antrian berkurang hingga laju kendaraan tidak tersendat.
Ketiga, sistem pembagian mobil di jalan tol dan arteri. Pembagian ini dilakukan ketika volume kendaraan yang melintas di jalan tol sudah mencapai 800.000. “Kira-kira 30-40 persennya akan diarahkan ke jalan arteri agar tidak terjadi kepadatan di jalan tol.
Terakhir, one way atau satu jalur. Hal ini dilakukan ketika Korlantas yang bertugas di lapangan menilai keadaan sudah krusial. Jalur tol yang semula dua arah akan dipakai satu arah menuju Jakarta dalam jangka waktu tertentu. Sistem ini dilakukan hingga kepadatan dirasa sudah terurai.
Aplikasi peta
Pemudik yang membawa kendaraan pribadi juga disarankan untuk melihat kondisi jalan dari aplikasi peta, seperti Google Maps dan Waze.
Dari pantauan di aplikasi tersebut, pemudik bisa memutuskan jalur mana yang bisa dilewati agar terhindar kepadatan kendaraan.
Kepala Posko Operasi Ketupat 2018 Polri, Kombes (Pol) Eddy mengatakan, aplikasi peta bisa digunakan sebagai pantauan awal.
“Tetapi diimbau tetap mengikuti arahan Korlantas di lapangan karena mereka yang tahu kondisi di lapangan saat itu. Bisa juga mengikuti perkembangan di media sosial Korlantas. Kalau butuh informasi, ada juga call center Korlantas,” kata Eddy. (SUCIPTO)