logo Kompas.id
MetropolitanPro dan Kontra Cagar Budaya...
Iklan

Pro dan Kontra Cagar Budaya Condet

Oleh
Chris Pudjiastuti
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1cDD0jue92cqGDu-gYC8LS_1JPo=/1024x631/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F67363534.jpg
KOMPAS/JB SURATNO

Rumah dan penghuninya di kawasan cagar budaya Condet, awal Januari 1976.

Pro dan kontra tentang kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai cagar budaya Betawi tidak kunjung usai sejak ditetapkan berdasarkan surat keputusan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 18 Desember 1975. Saat itu Condet masih menjadi penghasil duku, salak, jambu, juga durian. Sebagian besar warganya adalah orang asli Betawi dengan bangunan rumah dan masjid yang khas.

Kawasan itu terdiri atas tiga kelurahan, yakni Bale Kambang, Kampung Tengah, dan Batu Ampar. Daerah seluas sekitar 700 hektar ini ditinggali sekitar 22.285 jiwa. Tahun 1976 jalannya didominasi jalan kampung dengan lumpur merah yang becek jika hujan. Jalan aspal selebar 6 meter menghubungkan Cililitan-Cijantung-Pasar Minggu.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000