Detik Terakhir Pendaftaran PPDB Masih Diburu Orangtua Calon Siswa
Oleh
E24
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Terkendala verifikasi NIK, seorang orangtua murid terpaksa mendaftarkan anaknya pada hari terakhir penerimaan peserta didik baru jalur umum, Rabu (4/7/2018). Pada hari yang sama, jumlah orang yang menggunakan layanan warung internet berkurang.
M Yani (52) mendaftarkan anaknya, Riski Ramadhan (15), ke SMPN 16 Jakarta Barat, Rabu. Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur lokal yang berlangsung pada 25-27 Juni, Riski sebenarnya sudah didaftarkan.
“Tapi, saat itu, NIK Riski bermasalah. Tidak terverifikasi. Terpaksa, baru daftar hari ini,” kata Yani. Dibantu tetangganya, Yani lantas mengurus NIK anaknya ke Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Selatan. Ternyata, ada orang lain yang sama-sama bernama Riski yang NIK-nya sama.
Selama tiga hari mengurus, akhirnya permasalahan NIK Riski terselesaikan. Kini, NIK tersebut bisa digunakan untuk mendaftar sekolah.
PPDB dilaksanakan secara daring. Untuk bisa mengaktivasi akun pada laman PPDB, calon peserta didik baru harus menyerahkan sejumlah berkas untuk diverifikasi, yakni kartu peserta ujian nasional, surat keterangan hasil ujian nasional sementara, akta kelahiran, serta kartu keluarga. NIK ada pada kartu keluarga.
Membantu warga
Sementara, untuk membantu para pendaftar yang kesulitan, usaha fotokopi Sahabat yang terletak di Jalan Kemandoran 1, Jakarta Selatan, menyediakan layanan warung internet untuk membantu orangtua siswa mendaftar pada laman PPDB. Untuk menggunakan layanan ini, mereka dikenai biaya Rp 10.000 sekali akses.
Wahid (31), salah seorang petugas mengatakan, orangtua murid yang datang kebanyakan adalah yang mendaftarkan anak-anaknya ke jenjang SMP. Dalam sehari, jumlah yang datang bisa mencapai 50. Pada hari terakhir PPDB jalur umum, hanya ada dua orangtua murid.
“Kami membuka layanan ini karena kami ingin membantu warga supaya tidak kesusahan. Yang datang ke sini kebanyakan ibu-ibu. Mereka kesusahan saat harus mendaftar lewat hp. Supaya nggak perlu repot, mereka datang ke sini,” kata lelaki asal Jawa Tengah itu.
Terkadang, ada pula yang pendaftarannya diurus oleh neneknya. “Kasihan kalau lihat mereka. Sudah tua, nggak melek teknologi, tapi masih harus ngurus pendaftaran online,” kata Wahid.
Bukan hanya meminta dibantu untuk proses pendaftaran, para orangtua murid juga datang ke fotokopi Sahabat untuk melihat apakah anak-anak mereka diterima atau tidak di sekolah yang dituju.
Tidak lapor diri
Jalur umum diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang berdomisili baik di DKI Jakarta maupun di luar DKI Jakarta. Tidak ada sistem zonasi pada jalur ini. Pendaftaran jalur umum berlangsung pada 2-4 Juni.
Sebelum jalur umum, ada jalur lokal yang diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang berdomisili di DKI Jakarta. Sistem zonasi berlaku pada jalur ini. Pendaftaran jalur lokal sudah berlangsung pada 25-27 Juni.
Di SMPN 16, kuota untuk jalur umum ialah 95 siswa dari DKI Jakarta dan 13 siswa dari luar DKI Jakarta. Tujuh di antara 95 bangku untuk siswa dari DKI Jakarta merupakan bangu kosong dari siswa yang tidak melaporkan diri setelah lolos pendaftaran jalur lokal.
“Yang tidak lapor diri, kami hubungi untuk memastikan bahwa mereka benar-benar tidak memilih SMPN 16. Ternyata, ada di antara mereka yang malah tidak tahu kalau harus lapor. Padahal, alur dan tata cara PPDB sudah kami pasang,” kata Amir Faisal, ketua panitia PPDB SMPN 16.
Jika memang benar tidak jadi masuk ke SMP 16, panitia PPDB akan mendatangi rumah si anak dan memintanya untuk membuat surat keterangan, lalu ditandatangani di atas meterai. Pada tahun ajaran 2018/ 2019 ini, SMPN 16 membuka delapan kelas yang masing-masing berisikan 36 siswa. (E24)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.