Proses PPDB Jakarta Pusat Masih Temui Kendala Teknis
Oleh
E19
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Jelang proses PPDB daring tahap dua berakhir, masih ditemukan sejumlah kendala terkait teknis pendaftaran dan verifikasi berkas siswa. Proses tahap dua yang berlangsung sejak 2 hingga 4 Juli tersebut masih dikeluhkan beberapa orang tua murid.
Orang tua murid yang mendaftar pada tahap dua secara umum didominasi keterangan domisili dari luar wilayah kota Jakarta Pusat. Petugas pelayanan sistem PPDB daring di SMP Negeri 1 Jakarta, Niken, mengatakan pada tahap dua masih terdapat sebagian warga luar wilayah Jakarta Pusat.
Keluarga Yovi Andriani (38) yang berdomisili di Kebagusan, Jakarta Selatan mengeluhkan sulitnya mengakses laman PPDB karena kata sandi yang Ia gunakan beberapa kali gagal saat digunakan.
"Waktu itu beberapa kali kode sandinya gagal digunakan sejak tanggal 2. Saya sudah tiga kali kembali ke pelayanan PPDB di SMPN 1 hingga hari ini (4/7/2018). Saya ganti kode sandi agar dapat mengganti pilihan sekolah karena peringkatnya bergeser dari sekolah yang dipilih," ucap Yovi yang mengejar pilihan sebelum tenggat waktu penutupan sistem PPDB pukul 2 siang.
Shintadewi (47), yang berdomisili di Jakarta Timur juga mengalami kesulitan saat mem-verifikasi berkas anaknya. "Anak saya memang memiliki Kartu Keluarga (KK) Jakarta Timur namun sejak kecil sudah bersekolah di SDN Menteng Atas 05 Pagi. Sempat ditolak karena KK tersebut, tapi sebenarnya kan anak saya tidak pindah wilayah, masih di Jakarta Pusat," kata Shinta.
Dwi Bekti (40) yang sudah 12 tahun tinggal di Jakarta juga terkendala KK wilayah. "Saya mengurus perpindahan KK saya dari Surabaya ke Jakarta, namun karena prosesnya memakan waktu cukup lama, anak saya jadi tidak dapat masuk ke jalur umum. Beruntung karena anak saya mendapat nilai tinggi, Ia masuk SMPN 1 melalui jalur Non-DKI," tandas Dwi.
Terkait dengan sistem PPDB untuk SMP tahun ini, mereka setuju bahwa adanya hal tersebut mempermudah proses pendaftaran. Namun, hal-hal terkait pendaftaran via daring tidak bisa dilepaskan dari kebingungan teknis yang dialami terutama bagi orang tua murid.
Ketua panitia pelayanan PPDB SMPN 1 Widi Soewandi mengatakan, kendala PPDB memang terletak pada sistem daring yang mesti diketahui orang tua murid. "Latar belakang orang tua murid berbeda-beda, ada yang cukup memiliki literasi digital dan ada yang tidak mengerti sama sekali. Adanya pelayanan PPDB di SMPN 1 juga membantu menjembatani ketimpangan tersebut," ujar Widi yang juga merangkap sebagai wakil Kepala Sekolah SMPN 1.
Hal yang berbeda dengan PPDB di Jakarta tahun ini adalah prioritas jalur lokal didahulukan pendaftarannya dibandingkan jalur umum. Didi mengatakan bahwa ini mungkin membingungkan sejumlah orang tua, karena dulu jalur umum digelar lebih dulu.
"Sekarang kan diprioritaskan jalur lokal 55 persen bagi siswa di 3 kecamatan untuk di SMPN 1, yaitu Kecamatan Menteng, Senen, dan Gambir. Di luar itu masuk jalur umum yang meliputi seluruh wilayah Jakarta sejumlah 35 persen. Sisanya ditambah jalur prestasi dan siswa luar Jakarta masing-masing 5 persen," kata Widi.
Terkait kendala teknis, Ia setuju bahwa sistem pusat masih perlu diperbaiki. "Waktu itu saat pelayanan PPDB SMPN 1 ramai, servernya sempat sibuk dan tidak bisa digunakan. Saya sudah kirim masukan kepada panitia pusat agar harapannya di tahun depan lebih lancar," Widi menambahkan.
Terlepas dari adanya kendala teknis, sebagian orang tua murid mengapresiasi kemudahan yang dimungkinkan oleh sistem PPDB daring. Dwi Bekti yang baru pertama kali menggunakan sistem PPDB merasakan kemudahan memonitor peringkat anak dalam laman resmi PPDB. (E19)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.