Tol Kelapa Gading-Pulo Gebang Beroperasi pada 2019
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tol dalam kota ruas Kelapa Gading-Pulo Gebang sepanjang 9,3 kilometer ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2019. Tol ini dilengkapi jalur khusus transjakarta dan diharap memecah kepadatan lalu lintas utara-timur Jakarta.
Direktur Utama PT Jakarta Toll Road Development Frans Sunito mengatakan, penyelesaian proyek yang konstruksinya dimulai pada 2017 itu kini baru sekitar 16 persen. Pemasangan gelagar (box girder) direncanakan pada September 2018 dan menjadi pekerjaan terbesar dalam penyelesaian.
”Untuk konstruksi sejauh ini insya Allah sesuai jadwal,” katanya saat meninjau proyek mendampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018).
Ruas Kelapa Gading-Pulo Gebang itu merupakan seksi A dari fase satu dari tiga tahap proyek Jakarta Tollroad Development (JTD). Fase satu ini sepanjang total 30 kilometer yang terbagi tiga seksi, yaitu seksi A Kelapa Gading-Pulo Gadung sepanjang 9,3 km, seksi B Grogol-Semanan 8,3 km, dan seksi C Grogol-Kelapa Gading 12,3 km. Seluruhnya ditargetkan selesai pada 2021.
Adapun tiga tahap enam ruas tol dalam kota ditargetkan selesai pada 2023. Jalan tol direncanakan menyediakan lajur transjakarta yang disertai halte khusus (dedicated station) sepanjang 30 km. Jarak antarhalte sekitar 3 km. Jarak antarhalte di luar tol sekitar 1 km.
Halte-halte itu direncanakan bisa menjadi titik interkoneksi untuk pengembangan kawasan transit (transit oriented development/TOD) dan interkoneksi ke moda transportasi massal lain, seperti KRL, MRT, dan LRT.
Sandiaga mengatakan, penyelesaian enam ruas tol tersebut akan berdampak signifikan untuk menjadi tulang punggung lalu lintas barat-timur Jakarta. Selama ini, lalu lintas barat-timur Jakarta berkisar 46-48 persen seluruh lalu lintas DKI.
Salah satu simpul kemacetan yang berusaha diurai selama ini, kata Sandiaga, terdapat di Jalan RE Martadinata.
Frans mengatakan, saat ini seksi B memasuki tahap tender yang menurut rencana mulai pengerjaan konstruksi pada Oktober 2018. Seksi C akan mulai tender awal 2019 dan pengerjaan konstruksi dimulai Maret-April 2019.
JEDI masuki tahap akhir
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) memastikan belum ada rencana melanjutkan normalisasi Ciliwung di DKI Jakarta untuk tahun 2018. Antisipasi banjir hanya melanjutkan proyek pengerukan kedaruratan Jakarta Emergency Dredging Initiatives (JEDI).
Kepala BBWSCC Wursito Adi Baskoro mengatakan, hal ini karena BBWSCC hanya mengerjakan saat sudah ada pembebasan lahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. ”Tahun depan, kalau ada pembebasan tanah, kami akan lanjutkan,” katanya di Balai Kota DKI, kemarin.
Dari APBD 2018, DKI menganggarkan Rp 853,4 miliar untuk pengadaan lahan sungai dan saluran. Akan tetapi, realisasinya hingga Juni lalu masih di bawah 10 persen. (IRE)