JAKARTA, KOMPAS - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menganggarkan sekitar Rp 120 miliar untuk renovasi total Pelabuhan Kaliadem di Muara Angke, Jakarta Utara, pada 2019. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pelayaran penumpang dari Jakarta ke Kepulauan Seribu, apalagi jumlah wisatawan ditargetkan meningkat.
”Tahun ini kami sudah membuat DED (rancangan teknis rinci) untuk pembangunan pelabuhan. Tahun 2019 kami sudah menganggarkan sekitar Rp 120 miliar untuk pembangunan,” ucap Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah seusai menghadiri Sosialisasi Keselamatan Pelayaran Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kementerian Perhubungan di Muara Angke, Kamis (12/7/2018).
Kepala Bidang Pelayaran Dishub DKI Renny Dwi Astuty menambahkan, renovasi pelabuhan direncanakan selesai dalam satu tahun anggaran pada 2019. Kaliadem nantinya bakal dilengkapi dengan beragam fasilitas penunjang pelayaran ke Kepulauan Seribu, termasuk kantor pengelola yang representatif dan pusat jajanan yang tertata. Saat ini, ruang gedung pelabuhan didominasi untuk ruang tunggu penumpang.
Renovasi Pelabuhan Kaliadem krusial mengingat Kepulauan Seribu ditetapkan sebagai 1 dari 10 destinasi pariwisata prioritas nasional. Konsekuensinya, DKI mesti mencapai target 500.000 wisatawan asing mengunjungi kabupaten itu pada 2019.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, total wisatawan Kepulauan Seribu selama 2017 mencapai 878.971 orang, dengan rincian 850.240 wisatawan Nusantara dan 28.731 wisatawan mancanegara. Artinya, jumlah turis asing pada 2019 mesti naik 17,4 kali lipat dibandingkan 2017.
Andri menyebutkan, saat ini terdapat 47 kapal yang beroperasi di Kaliadem. Sebanyak 37 unit di antaranya merupakan kapal tradisional berbahan kayu. Pada Sabtu hingga Minggu, jumlah penumpang yang berangkat dari Kaliadem ke Kepulauan Seribu berkisar 8.000-9.000 orang.
Andri mendorong supaya dermaga Gelanggang Olahraga Bahtera Jaya di Ancol, Jakarta Utara, bisa dikelola Dishub untuk menambah lokasi keberangkatan wisatawan menuju Kepulauan Seribu. Dengan demikian, jumlah penumpang tidak menumpuk di Kaliadem. Dermaga GOR Bahtera Jaya saat ini dikelola Dinas Olahraga dan Pemuda DKI, biasa dimanfaatkan untuk latihan dayung dan layar.
Keselamatan pelayaran
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo menekankan kewajiban para pelaku usaha dan kru kapal tradisional pengangkut penumpang untuk memenuhi standar keselamatan. Ia meminta para pelaku usaha pelayaran rakyat untuk setidaknya memenuhi syarat minimum keselamatan, tidak perlu mencapai taraf standar keselamatan tertinggi.
Mereka minimal harus menyediakan jaket pelampung dengan mutu dan jumlah yang memadai, alat pemadam, dan pompa untuk mengeluarkan air jika ada kebocoran serta menempatkan cadangan bahan bakar di tempat yang aman dari potensi kebakaran.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V Muara Karang/Muara Angke Captain Mardiantika Sanggur menambahkan, untuk meningkatkan level keselamatan pelayaran rute Kaliadem-Kepulauan Seribu, petugasnya sekarang menandatangani surat persetujuan berlayar di atas kapal, bukan di kantor. Salah satu tujuannya adalah memastikan jumlah penumpang yang siap berangkat sesuai dengan data di manifes.
Dalam sosialisasi pada Kamis, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub memberi bantuan total 200 rompi pelampung pada pengusaha kapal tradisional dan nelayan di Muara Angke. ”Jadi, kami mulai (sosialisasi) dari sini. Kami fokus dulu pada pelabuhan-pelabuhan yang banyak penumpang dan kapal rakyat. Kalau kapal-kapal yang besar sudah tertib,” ujar Agus.
Sebelumnya, Sabtu (7/7), Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengunjungi Pelabuhan Kaliadem. DTKJ tengah menyusun usulan bagi pembenahan pelayaran di Kepulauan Seribu. Anggota Komisi Hukum dan Humas DTKJ, Tory Damantoro, Sabtu, mengatakan, diperlukan fakta pendukung untuk memperdalam pokok draf usulannya.
Dari kondisi yang terpantau di dermaga, anggota Komisi Kelaikan dan Keselamatan DTKJ, Najid, menyangsikan kuantitas dan kelaikan jaket pelampung. Padatnya penumpang kapal juga dikhawatirkan oleh Tory. Dalam diskusi dengan para pejabat Unit Pelayanan Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan serta Pelabuhan Kaliadem terungkap pula rendahnya kesadaran keselamatan nakhoda. (JOG/E09)