JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Kota Jakarta Barat berharap Kali Krukut dan sejumlah kali lain segera dinormalisasi. Saat ini, kondisi kali-kali itu dangkal dan menyempit akibat endapan lumpur.
"Saya sudah sampaikan hal ini (kondisi kali di Jakarta Barat) ke kepala dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas KLH (Kebersihan dan Lingkungan Hidup). Tapi yang cepat tanggap justru Dinas KLH. Padahal ini kan seharusnya lebih ke tugas pokok Dinas SDA," tandas Wali Kota Jakarta Barat Rustam Efendi, Senin (23/7/2018).
Ia kesal melihat kondisi Kali Krukut dan Kalibesar yang bukannya tambah indah, bersih, dan nyaman, tetapi justru makin semrawut. Sebagai gambaran, Kali Krukut tersambung dengan Kalibesar.
"Kalibesar diubah fungsinya jadi kolam. Lalu aliran air Kali Krukut mau dikemanakan? Ini instalasi penjernihan untuk Kalibesar kok jadi amburadul penampakannya di Kali Krukut? Kan seharusnya ada kerja sama antara Dinas SDA dengan si arsitek yang merancang perubahan fungsi Kalibesar. Ini kok jalan sendiri sendiri ya," kata Rustam.
Menurut dia, seharusnya sebelum instalasi sistem penjernihan air Kalibesar dipasang di Kali Krukut, Kali Krukut dinormalisasi terlebih dulu, "Kali Krukutnya dinormalisasi dulu. Endapan kanan kiri yang membuat sempit kali, dikeruk. Dasar kali diperdalam dulu, baru dipasang instalasi penjernihnya. Kalau perlu tepian kali di-site pile dulu sebelum instalasi dipasang," keluh Rustam.
Menurut Rustam, seharusnya kan proyek Kalibesar memiliki keterpaduan dengan Kali Krukut. "Perlu ada koordinasi yang rapi antara Dinas SDA dan pelaksana proyek Kalibesar. Ini kok Kalibesar diperindah, Kali Krukut jadi \'tempat sampah\' instalasi penjernih air Kalibesar," kata Rustam lagi.
Camat Tamansari Firman Ibrahim, dan Camat Tambora Djaharuddin yang dihubungi terpisah kemarin, menyesalkan pemasangan instalasi penjernih air di Kali Krukut yang semrawut.
"Selain kalau banjir itu perangkat dan empat pipa yang terpasang di di tengah Kali Krukut bisa rusak, bahkan mungkin hanyut, pemandangan di bawah Jembatan Asemka makin hiruk pikuk. Mana berisik lagi suara mesin instalasinya," ucap Firman.
Ia mengaku, jika terjadi banjir, luapan air Kali Krukut tidak akan menggenangi wilayah Taman Sari. Namun, menurut Djaharuddin, banjir justru menggenangi wilayah Tambora.
Djaharuddin mendengar proyek taman apung di Kalibesar dihentikan karena melanggar Undang-Undang Cagar Budaya. "Lha terus nasib Kali Krukut yang dipasangi instalasi penjernih air untuk Kalibesar gimana," ucap Djaharuddin.
Karena proyek penjernihan air ini, aliran Kali Krukut menuju Kalibesar, dibendung tanggul. Jika banjir datang, maka bendungan menghambat arus air.
Perlu normalisasi
Pada bagian lain, Rustam juga mengatakan, sejumlah kali di Jakarta Barat juga mendesak untuk dinormalisasi. "Ada Kali Mookervart, Kali Angke, Kali Sekretaris," ucap Rustam.
Di lapangan, yang tampak justru alat-alat berat dan truk-truk pengangkut sampah milik Dinas KLH DKI. Para pekerja dengan alat-alat tersebut terlihat mengeruk endapan dan sampah kali.
"Saya tahunya suruh kerja ngeruk saja. Soal Dinas KLH dan Dinas SDA, saya nggak ngerti, pak," kata Aldi (28), salah satu pekerja di tepi Kali Mookervart.
Dalam sepekan terakhir ini, tak tampak satu pun kendaraan berat dan truk SDA yang beroperasi. Yang tampak hanya petugas SDA menjaring sampah dengan perahu dan jaring.