JAKARTA, KOMPAS—Koalisi Pejalan Kaki menilai keadaan trotoar di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur belum ramah bagi pejalan kaki. Jalan tersebut adalah akses untuk menuju salah satu arena olahraga balap sepeda Asian Games 2018, Jakarta International Velodrome, Selasa (24/7/2018).
Ketua Koalisi Pejalan kaki, Alfred Sitorus telah memantau keadaan trotoar di sepanjang Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur. Alfred mengatakan trotoar yang berada di sepanjang Jalan Pemuda masih belum dapat dikategorikan baik untuk pejalan kaki. Kategori baik adalah dapat digunakan dengan nyaman untuk lansia, wanita hamil, dan juga penyandang disabilitas.
Alfred menyatakan, trotoar adalah salah satu cerminan kelengkapan prasarana kota. Apabila, trotoarnya kurang rapi, tidak ramah untuk pejalan kaki, maka kota itu dianggap tidak mencerminkan kota ramah lingkungan. Menruut dia, Jakarta hingga saat ini, belum menyajikan trotoar yang ramah bagi warganya. Bisa jadi, katanya Jakarta akan mendapatkan kesan yang kurang baik di mata publik. Terlebih, pada perhelatan Asian Games 2018 nanti, trotoar di sekitar Jakarta International Velodrome akan dilalui ribuan tamu mancanegara.
Trotoar dapat dianggap baik, katanya, salah satunya dapat dilihat dari kerapian penataan paving block, dan ada kelengkapan papan petunjuk jalan. Trotoar sebaiknya dilengkapi papan penunjuk yang dapat digunakan penyandang disabilitas. Ia menambahkan di Jakarta ini, orang-orang tidak memahami kegunaan guiding line, sebab banyak pedagang berjualan di trotoar, dan tidak mengindahkannya.
"Trotoar di sepanjang Jalan Pemuda, dan jalan lain belum benar-benar rapi. Tadi kami menghimpun data di aplikasi kami, banyak laporan dari warga karena tidak nyaman berjalan di sana. Sekitar situ akan ada Velodrome, tentu trotoar dan tampilannya harus rapi bila ingin mendapat raport baik di mata publik,” ucap Alfred.
Di kesempatan yang sama, Alfred menilai sisa waktu menjelang Asian Games, Pemprov DKI Jakarta harus merapikan trotoar yang berlubang, terutama yang berdekatan lokasi arena Asian Games. Pemrov DKI Jakarta selama ini hanya terlalu memperhatikan arenanya saja, namun belum banyak membenahi akses di sekitarnya.
Salah satu pejalan kaki di Jalan itu, Khoirina (18) mengatakan, kurang suka berjalan kaki di sepanjang Jalan Pemuda. Saat berjalan kaki, ia suka tersandung di trotoar mengenai lubang. Perempuan ini menilai sebaiknya ada banyak pohon ditanami di sepanjang trotoar untuk memberikan kerindangan dan keasrian.
“Jalan di sini panas, saya suka kesandung karena trotoarnya kurang rata. Saran saya dalam rangka menyambut Asian Games nanti, sebaiknya ada sedikit pohon di trotoar depan velodrome,” ucap Khoirinia.
Di sepanjang jalan tersebut juga, banyak pengemudi ojek dalam jaringan (daring) parkir di atas trotoar menunggu penumpang. Bahkan ada sejumlah kendaraan pribadi yang berhenti di pinggir jalan tersebut. Sedikitnya lima mobil yang membuat keadaan jalan tersebut menjadi macet.
Rawan Macet
Akses untuk menuju arena Jakarta International Velodrome hingga hari ini masih terjadi kemacetan yang cukup parah. Di sepanjang Jalan Pemuda masih terjadi kemacetan yang cukup panjang, dari arah Jalan Cempaka Putih Timur. Panjang jalan tersebut lebih kurang, lima kilometer, dan butuh menghabiskan waktu 20 menit untuk sampai ke Jakarta International Velodrome.
Ignas (33) salah satu pengendara motor di jalan tersebut mengatakan, di sepanjang jalan tersebut memang selalu terjadi kemacetan, terlebih saat pagi hari. Ia mengatakan, jalan tersebut adalah kawasan perusahaan, dan sekolah yang selalu dipadati kendaraan pribadi. Namun, mirisnya yang sering membuat kemacetan bertambah ialah, ojek daring, dan angkutan umum yang mangkal di sepanjang jalan.
“Saya kadang-kadang naik transjakarta meski lama nunggunya. Tapi karena mau efektif lebih baik naik motor, walau macet, dan lama,” ujarnya. (Johannes Dedeo Christian Chandra)