Spanduk imbauan di Jalan Mampang Prapatan. Imbauan tersebut dinilai kurang efisien oleh warga, terhadap perluasan Ganjil-Genap, Senin, (30/7/2018)JAKARTA, KOMPAS - Hingga Senin (30/7/2018), banyak mobil yang belum mematuhi aturan ganjil genap. Mobil berpelat ganjil masih terlihat melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, meskipun kemarin adalah tanggal genap. Para pengemudi mengaku kurang paham terkait aturan tersebut.
Lukman (30), pengendara mobil di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menggunakan mobil berpelat nomor ganjil. Ia mengatakan, tidak peduli terhadap perluasan aturan ganjil-genap.
Siang tadi, dari Cawang menuju Slipi, ia melewati Jalan Gatot Subroto. Dua minggu yang lalu, Lukman pernah diingatkan oleh petugas Dinas Perhubungan. Petugas tersebut mengingatkannya supaya melewati jalur alternatif, atau menggunakan transportasi umum. Akan tetapi, Lukman tidak mengetahui jalan alternatif tersebut.
“Saya diminta tidak melewati Jalan Gatot Subroto. Kemudian harus lewat jalur alternatif, tapi itu jauh banget. Selain jauh, saya tidak paham jalannya karena kurang jelas rutenya. Kata petugas itu, ada cara lain yakni saya disuruh naik transjakarta. Tapi itu tidak nyaman,” ujarnya.
Lukman menandaskan bahwa aturan tersebut membuat repot dirinya. Ia berharap, aturan ini dikaji ulang. Saat penerapan ganjil genap, 1 Agustus 2018, Lukman akan meggunakan ojek dalam jaringan (daring) menuju ke kantornya di Slipi.
Virgiawan (23), salah satu mahasiswa di universitas swasta di Jalan Sudirman, merasakan hal yang sama. Pagi tadi, ia baru mengetahui adanya perluasan aturan ganjil genap di ruas Jalan Gatot Subroto. Kabar itu, diketahuinya melalui media sosial.
Menurutnya, petugas Dishub harus setiap hari memberitahu pengendara terkait hal ini. Ia mengatakan juga, penerapan tersebut kurang efisien. Sebabnya, banyak warga yang melanggar aturan ganjil-genap.
Virgi mengungkapkan, banyak temannya belum paham aturan ini. Ia berharap, pemerintah bisa memberikan imbauan ke kantor-kantor atau universitas.
Ia pun akan memilih naik angkutan daring nantinya. Ia merasa, masih harus ada perbaikan transportasi masal, khususnya dalam hal armada dan kenyamanan penumpang.
“Saya kuliah biasa naik mobil. Kalau nanti ada perluasan ganjil genap, saya bingung naik apa. Transjakarta sering terlambat datang. Kemudian berdesak-desakan ketika naiknya. Mungkin besok saya naik transportasi daring dari (rumah saya di) Bekasi,” ucap Virgi.
Dalam tahap uji coba perluasan ganjil genap, terpantau belum adanya pengalihan arus dari Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Dewi Sartika.
Di Kawasan Pejaten, Pasar Minggu, pun tidak terlihat papan pengumuman. Kawasan tersebut adalah, jalur alternatif yang digunakan pengendara mobil.
(Johannes De Deo)