Tingkatkan Kesiapan di Segala Lini
Terorisme, sabotase, dan unjuk rasa menjadi hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran perhelatan Asian Games. Antisipasi dini terus disiapkan di segala lini. Hal ini diperlukan tidak hanya semata demi kepentingan tamu-tamu mancanegara, tetapi juga demi kepentingan masyarakat umum.
JAKARTA, KOMPAS Antisipasi kemungkinan adanya ancaman teroris dan sabotase yang dapat mengancam penyelenggaraan Asian Games menjadi prioritas Kodam Jaya sebagai pemegang komando dan kendali operasi di wilayah ring 2 dan ring 3 yang mengerahkan 6.000 personel untuk membantu Polri. Selain itu, diwaspadai kemungkinan unjuk rasa oleh pengemudi transportasi dalam jaringan pada 18 Agustus nanti atau bertepatan dengan pembukaan Asian Games 2018.
Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Joni Supriyanto dalam rapat koordinasi teknis kesiapan Koordinator Operasi dan Pengamanan (Koopspam) VVIP Asian Games di Markas Kodam Jaya, Kamis (2/8/2018), mengatakan, penyelenggaraan Asian Games harus sukses karena menyangkut harga diri bangsa Indonesia. Joni memerintahkan jajarannya meningkatkan keseriusan dan kesiapan operasi pengamanan VVIP selama Asian Games berlangsung.
Ia melanjutkan, intelijen harus lebih peka terhadap perkembangan situasi, khususnya yang dapat mengancam penyelenggaraan Asian Games. Sinergi antara TNI dan Polri serta intelijen penting untuk melakukan upaya pencegahan dini. Joni meminta jajarannya melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan melaporkan secepat mungkin kepada pimpinan apabila menghadapi kendala.
Joni mengatakan, ajang Asian Games di Jakarta dan sekitarnya akan digelar di tiga kluster. Pertama adalah kluster Jakarta 1, kedua kluster Jakarta 2, dan ketiga kluster sub-urban. Tamu-tamu VVIP kemungkinan besar akan berada di ketiga kluster tersebut.
Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel (Inf) Kristomei Sianturi mengatakan, rapat koordinasi membahas pemaparan semua instansi yang berada di bawah Koopspam VVIP.
”Kami minta setiap bagian memaparkan kesiapannya. Contoh, bagaimana PGN mengenai penyaluran gas untuk kaldron, PLN untuk pasokan listrik, pengaturan lalu lintas Ditlantas Polda Metro Jaya, pemadam kebakaran, kesiapan rumah sakit, dan dukungan helikopter kalau terjadi gangguan kesehatan peserta dan penonton,” kata Kristomei.
Menurut dia, semua kemungkinan ancaman menjadi fokus Koopspam VVIP. Contohnya, ancaman teroris, ancaman teroris menggunakan wahana udara (drone), pengawasan penggunaan Wi-Fi, sampai pengamanan makanan atlet atau para kepala negara agar jangan sampai diracuni.
Peningkatan pengamanan juga dilakukan hingga ke tingkat kabupaten/kota. Pemerintah Kabupaten Tangerang bersama Polresta Tangerang Kabupaten, misalnya, memperketat pengamanan dan kenyamanan kontingen mulai dari hotel tempat penginapan para atlet, selama perjalanan mereka, hingga tempat pertandingan cabang olahraga penthalon di SMA Adria Pratama Mulya, Tigaraksa. Pengetatan keamanan untuk mengantisipasi berbagai gangguan keamanan, antara lain kejahatan jalanan dan ancaman teroris.
Penjabat Bupati Tangerang Komarudin mengatakan, selain pengamanan ekstra, pihaknya juga menyiapkan kamera pemantau (CCTV) dan menata pedagang kaki lima (PKL). ”Sudah ada 10 CCTV yang disiapkan untuk memantau perjalanan atlet dari penginapan hingga lokasi perlombaan,” kata Komarudin, kemarin.
Kepala Polresta Tangerang Kabupaten Komisaris Besar M Sabilul Alif menjamin keamanan atas kontingen, baik atlet maupun ofisial peserta Asian Games, yang akan bertanding di Tigaraksa. Pengamanan ekstra akan dilakukan selama 1 x 24 jam, mulai dari penginapan, selama dalam perjalanan, hingga tempat pertandingan.
”Park and ride”
Di luar upaya pengamanan, masyarakat masih mengeluhkan beberapa kebijakan yang belum membuat nyaman masyarakat. Pengendara mobil yang menuju DI Panjaitan, Jakarta Timur, misalnya, tidak mengetahui keberadaan fasilitas park and ride yang disiapkan.
Padahal, menurut data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), tersedia park and ride atau kantong parkir untuk mengantisipasi sistem ganjil genap di Kampus Universitas Kristen Indonesia dan parkir karyawan Cawang. Namun, hingga saat ini, banyak pelanggar sistem ganjil genap di Jalan DI Panjaitan yang tidak mengetahui tempat-tempat itu.
Salah satu pengendara mobil, Rio (27), tidak mengetahui adanya park and ride atau kantong parkir yang berada di Cawang, Jakarta Timur. Warga asal Cirebon ini menilai, sosialisasi pemerintah kurang terkait lahan parkir yang disiapkan. Saat itu, ia akan menuju ke Cempaka Putih melalui Jalan DI Panjaitan. Tidak lama kemudian, ia diberhentikan oleh petugas. Kemudian, ia diminta petugas polisi lalu lintas Cawang untuk naik transportasi umum dan memarkir kendaraan di UKI.
”Saya pendatang, tidak tahu ada tempat parkir sementara di dekat sini. Tidak ada plang atau papan informasi. Jadi, saya tidak tahu apa-apa,” ujar Rio.
Kondisi serupa terjadi di Blok M, Jakarta Selatan, dan sejumlah tempat lain.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan, pemerintah menyediakan tambahan transportasi umum.
Selain itu, guna memudahkan masyarakat mengakses angkutan umum selama Asian Games di Jakarta, BPTJ juga akan meluncurkan pedoman informasi menggunakan angkutan umum Jakarta dengan nama Jakarta Public Transportation Guide.
Pedoman tersebut nantinya tersedia dalam bentuk leaflet, buklet, dan versi digital. Informasi yang disajikan meliputi rute dan jadwal pelayanan kereta api komuter Jabodetabek, bus transjakarta, bus ke bandara, dan lokasi arena-arena pertandingan Asian Games.
Bambang mengatakan bahwa Asian Games diharapkan mampu menjadi momentum bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya mulai berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Sebab, selama ini, kemacetan Jakarta menimbulkan kerugian ekonomi sangat besar.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengatakan, dari Juli 2017 hingga Juli 2018, terdapat peningkatan pengguna bus transjakarta sebesar 9,18 persen.
Pergub membingungkan
Di luar optimisme BPTJ dan Dinas Perhubungan, sejumlah warga mengeluhkan ketidakjelasan kebijakan yang berlaku. Bunyi ketentuan dalam peraturan gubernur DKI Jakarta tentang pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil genap, misalnya membingungkan para pengusaha truk. ”Memang mungkin agak tidak jelas,” ucap Direktur PT Dunia Express Transindo (Dunex) Jimmy Ruslim, Kamis, saat ditemui di Jakarta Utara.
Apalagi, pelat nomor polisi semua truk di Dunex berwarna kuning. Perusahaan jasa pengangkutan barang ini memiliki 220 truk penarik peti kemas dan 80 truk pengangkut mobil.
Pasal 2 Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap Selama Penyelenggaraan Asian Games 2018 menyebutkan, setiap pengendara kendaraan bermotor roda empat dengan nomor pelat ganjil dilarang melintas pada tanggal genap di ruas jalan dengan pemberlakuan sistem ganjil genap serta sebaliknya. Adapun jumlah roda truk bisa lebih dari empat buah.
Namun, lanjut Jimmy, pihaknya memilih mendukung kebijakan tersebut. Dunex sudah memetakan rute-rute alternatif dan menyampaikan kepada para konsumen terkait potensi keterlambatan selama penerapan ganjil genap terkait Asian Games.
(WAD/IRE/NDY/JOG/PIN/ E07/E11/E12/E13/E16/E22)