Sepanjang lorong dari RT 001, 002, dan 003 di RW 002 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, awalnya padat, kumuh, dan kotor. Empat bulan terakhir, sejak Maret 2018 lalu, warga menyulap kawasan yang terletak tak jauh dari Sungai Cisadane tersebut menjadi kampung bersih, hijau, indah.
Lorong sempit selebar 1,5 meter diapit dua tembok bangunan tinggi di Gang HM Nur 2, Jalan KS Tubun, Pasar Baru. Saat kaki melangkah, Sabtu (4/8/2018), tembok semen abu-abu kini berwarna-warni. Warna-warni cerita perhelatan olahraga internasional Asian Games 2018 yang akan berlangsung pada 18 Agustus-2 September nanti.
Ada Bhin Bhin, seekor burung cenderawasih, mengenakan rompi bermotif khas suku Asmat. Juga Atung si rusa Bawean, Jawa Timur, yang memakai kain bermotif tumpal khas Jakarta, dan Kaka si badak bercula satu dari Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, yang menggunakan penutup dada bermotif khas Palembang.
Tak hanya dinding gang, tetapi semua dinding dan teras rumah-rumah warga juga dilukis dengan tema Asian Games. ”Ada sekitar 10 cerita yang dituangkan dalam mural,” kata Ketua Pelaksana Peresmian Kampung Markisa dan Kampung Asian Games Muhamad Amaludin, Sabtu lalu.
Sebagai warga Kota Tangerang, kata Amaludin, kota tempat Bandara Internasional Soekarno-Hatta berada, ia bangga sekali. Kotanya menjadi titik awal kedatangan peserta Asian Games dari mancanegara. Ia bersemangat karena kotanya juga menjadi tuan rumah pertandingan Asian Games,
yaitu cabang pentatlon yang akan digelar di kawasan Tigaraksa.
”Kami siap menyambut dan memanfaatkan momentum Asian Games untuk mengoptimalkan kunjungan wisata ke sini,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
Pemerintah setempat menyiapkan bus untuk menjemput atlet dan ofisial mancanegara berkunjung ke
Tangerang.
Era media sosial
Syarif (47), warga RW 002, mengatakan, semua bibit tanaman di rumahnya dibeli sendiri. ”Bibit markisa saya beli dengan uang sendiri di pedagang tanaman. Begitu juga dengan tanaman yang ada di rumah saya,” katanya.
Rata-rata warga RW 002 mandiri menata rumah dan lingkungannya seperti Syarif. Warga juga menyiapkan lokasi khusus untuk berswafoto agar warga setempat ataupun wisatawan dapat mengunggah foto berlatar Kampung Markisa di akun media sosial mereka.
Lurah Pasar Baru Yudi Pradana mengatakan, awalnya mengubah pemikiran warga untuk hidup sehat sangat sulit. Berulang kali upaya merealisasikan program pemerintah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak berhasil. Namun, menggunakan momentum Asian Games, warga jadi antusias berbenah. Terlebih penataan berujung pada peluang makin eksis di media sosial.
Kampung PHBS merupakan program Pemerintah Kota Tangerang yang bertujuan memacu kemandirian masyarakat mewujudkan permukiman yang lebih bersih dan sehat.
Pihak kelurahan dibantu RW setempat, kata Yudi, melakukan berbagai pendekatan berupa kegiatan di lingkungan anak muda, ibu-ibu majelis taklim, dan tokoh masyarakat. Akhirnya tempat ini menjadi kampung wisata edukasi yang layak dikunjungi.
Bangku-bangku dari ban bekas memudahkan warga berintegrasi di gang. Warga memanfaatkan barang plastik bekas minuman kemasan, minyak goreng, dan lainnya menjadi wadah atau pot tanaman.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang R Rina Hernaningsih mengatakan, Kampung Markisa melengkapi lima tujuan wisata baru lainnya di Kota Tangerang. Tujuan wisata lainnya adalah Kampung Bekelir (Kelurahan Babakan), Kampung Batik (Larangan), Kampung Piala Dunia di Kampung Dumpit (Jatiuwung), dan Kampung Grenpul (Gerendeng) yang terkenal akan penghijauannya.
Di Kampung Markisa, cicipi miredagi (mi rebus dan ginseng) sambil duduk di taman dan melihat budidaya ikan lele. Lalu, bisa beli miniatur landmark Kota Tangerang, mulai dari Jam Gedhe Jasa hingga Jembatan Berendeng.
Lokasi Kampung Markisa dekat dengan destinasi wisata lain, seperti Jembatan Berendeng, Wihara Boen San Bio, dan Kali Cisadane. Setelah berjalan-jalan, mampirlah beli tanaman hidroponik di Kampung Markisa sekaligus rasakan kemeriahan Asian Games.