Pemeliharaan Ekosistem Laut dengan Mengurangi Sampah Plastik
Oleh
Neli Triana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepedulian masyarakat melestarikan ekosistem laut penting diberdayakan, salah satunya dengan pengurangan sampah plastik. Hal ini disebabkan bahaya sampah plastik yang dikhawatirkan mencemari ekosistem laut.
Menggandeng Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, AkzoNobel dan Greeneration Insitute membuka program #OperasiTangkapPlastik, Jumat (9/8/2018), di halaman kantor bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, diikuti 120 siswa SMA Negeri 69 Jakarta.
Dalam sambutan pembukaan program pagi tadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengimbau pentingnya bersikap bijak dalam menggunakan plastik. Kegiatan ini selaras dengan pengembangan program ”Kampungku Nol Sampah” yang digerakkan masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.
”Plastik sebetulnya tidak harus dimusuhi karena sudah bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Tetapi, kita perlu secara bijak menggunakan plastik, seperti mengurangi penggunaan kantong belanja yang tidak ramah lingkungan,” tuturnya.
Kantong berbahan serat tapioka, ujar Isnawa, perlu digunakan masif untuk menggantikan plastik yang sulit hancur atau terurai.
Adapun Erik Pahlevi Zakaria Lumbun selaku Sekretaris Kabupaten Kepulauan Seribu mengatakan, masyarakat Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Pramuka, cukup baik dalam mengolah sampah plastik.
Ia menyambut baik kolaborasi yang dilakukan bersama AkzoNobel dan Greeneration Foundation yang dirintis hari ini di Kepulauan Seribu. ”Tugas kita untuk membuat kegiatan ini jadi kebiasaan dan budaya kita,” lanjut Erik.
Gerebek sampah
Acara kemudian dilanjutkan dengan gerebek sampah, yakni siswa didampingi guru memunguti sampah terutama plastik yang berserakan di kawasan permukiman, antara lain Balai Desa Pulau Panggang hingga Taman Nasional Kepulauan Seribu. Setiap anak membawa satu karung untuk mewadahi sampah.
Guruh Saputra, siswa kelas XII SMA Negeri 69 Jakarta, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, mengatakan, acara ini membantunya lebih peka pada kebersihan lingkungan, juga pemilahan antara sampah organik dan anorganik. Ia mengatakan perlu dilakukan kegiatan semacam ini di lain kesempatan.
Junot Wijaya selaku Country Manager AkzoNobel Marine Coatings mengatakan, program #OperasiTangkapPlastik akan dilanjutkan dengan kegiatan lain.
”Sebagai langkah pertama, kami ingin mendukung Indonesia Maritime Sustainability, mengedukasi, dan sharing pengelolaan sampah kepada masyarakat. Kami pilih pula 15 nelayan sebagai eco-rangers. Harapannya, dapat membangkitkan kesadaran pada masalah plastik sebagai masalah bersama,” tutur Junot.
Kepada 15 nelayan terpilih, AkzoNobel memberikan bantuan cat untuk memperbarui warna permukaan badan kapal. Sebagai kelanjutannya, mereka akan melaksanakan pelatihan pengolahan daur ulang sampah plastik menjadi barang baru bernilai ekonomi. (ROBERTUS RONY SETIAWAN)