JAKARTA, KOMPAS — Komunitas Baca Betawi, Minggu (12/8/2018), menggelar acara bertajuk ”Betawi Berpuisi untuk Indonesia” dalam rangka memperingati Hari Puisi Indonesia yang jatuh setiap 26 Juli. Acara ini sebagai sebagai salah satu kepedulian masyarakat Betawi dalam meningkatkan minat membaca dan menulis bagi anak Indonesia.
Ketua Komunitas Baca Betawi Asep Setiawan, Minggu, di Kampung Budaya Betawi, Pasar Seni Ancol, Jakarta Utara, mengatakan, acara kali ini merupakan bentuk kontribusi perkumpulan Betawi dalam merespons rendahnya minat baca anak Indonesia.
”Data dari UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB) menunjukkan, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara yang masyarakatnya memiliki minat membaca terendah di dunia,” ujarnya.
Asep menambahkan, salah satu faktor penyebab rendahnya minat membaca adalah pengaruh televisi dan gawai. Oleh karena itu, acara ini diharapkan membangkitkan budaya literasi bagi masyarakat khususnya anak-anak Indonesia.
”Puisi digemari dan dinikmati semua kalangan. Oleh karena itu, dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat, membaca puisi yang kami pilih karena mudah diterima anak-anak,” ujarnya.
Acara ini juga bertujuan memperkenalkan bentuk-bentuk puisi, menggali potensi menulis puisi, dan menanamkan budaya membaca di kalangan masyarakat Betawi.
Salah satu penyair nasional dan pencinta seni Betawi, Yahya Andi Saputra, mengatakan, melalui acara tersebut diharapkan menumbuhkan gairah dari anak-anak untuk tertarik dan terlibat dalam dunia kesusastraan.
”Saat anak-anak mulai terlibat, mereka dapat menemukan minatnya dalam dunia sastra, seperti membuat puisi, cerpen, novel, dan kritikus sastra. Ketertarikan itu akan mendorong anak-anak untuk rajin membaca dan menulis,” ujar pria kelahiran 5 Desember 1961 itu.
Selain itu, kata Yahya, untuk meningkatkan minat membaca dan menulis bagi anak, peran orangtua sangat dibutuhkan. Salah satu cara yang dilakukan adalah aktif mengajak dan memperkenalkan kepada anak-anak berbagai karya sastra, seperti puisi, novel, dan cerpen.
Edukasi
Kepala Bagian Operasional Taman Impian Jaya Ancol Supriyanto mengatakan, acara tersebut mendapat dukungan dari pihak pengelola taman Ancol. Tujuannya agar Taman Impian Jaya Ancol bukan hanya sekadar tempat rekreasi.
”Kami ingin Ancol bisa menjadi tempat belajar bagi masyarakat, baik itu tentang sastra maupun budaya,” ujarnya.
Supriyanto menambahkan, acara tersebut merupakan bagian dari gelaran Wall Of Frame Betawi atau pameran asal-usul kampung di Jakarta yang sudah dilaksanakan sejak 15 Juni 2018 di Pasar Seni Ancol.
Acara ini dihadiri beberapa penyair nasional, seperti Maman Mahayana, Asrizal Noor, Uki Bayu Sejati, Yahya Andi Saputra, dan Sofyan RH Zaid. Selain itu, acara baca puisi ini dimeriahkan anak-anak dari Komunitas Rumah Langit, Kampung Betawi Condet, Jakarta Timur. (STEFANUS ATO)